03. Anak Baru

3.9K 212 7
                                    

Halloohaaa...
Part kali ini aku buat rada panjang .. mumpung aku baik loh..
Buat Sinta sama Siska temen aku yang paling baik yang jauh disana. Tidakkah kalian rindu temanmu yang unyu ini? Kalo nggak kangen yaudah sih, aku ga maksa kok.
Oke, langsung baca aja deh, awas typo bertebaran.
Sayang kalian *percayalah ini bukan modus, beneran sumpah.
Happy reading.
Voment jangan lupa. Lope lope
_______

Hari ini, si kembar bumi dan langit sedang melepas kepergian orang tua mereka di depan rumah. Seperti biasa, orangtua mereka akan pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan dengan waktu yang tidak tentu kapan mereka akan pulang.

Tapi itu tidak masalah bagi si kembar, walaupun mereka sering bertengkar seperti anak-anak, tapi dalam hal ini, mereka bisa bersifat dewasa untuk mengerti keadaan orang tua mereka yang harus bekerja.

Lagipula, itu ada untungnya untuk mereka karena bisa melakukan apa yang mereka inginkan tanpa harus dikembar-kembarkan seperti biasa.

Setelah serangkaian acara pelepasan seperti cium kening, cium pipi dan peluk-memeluk, lalu diakhiri dengan lambaian tangan saat mobil yang ditumpangi orangtua mereka mulai menjauh, si kembar pun langsung melesat menunggangi motornya masing-masing untuk segera berangkat sekolah.

Walaupun berbeda motor, tapi secara tidak langsung mereka berangkat sekolah bersama. Karena memang jalan yang akan mereka lalui pun sama.

Di sekolah, Sinta langsung melenggang pergi ke kelasnya meninggalkan Siska yang baru sampai di parkiran. Sinta melangkah semangat dengan bersenandung ria sambil sesekali membalas senyuman cowok-cowok ganjen yang menyapanya di koridor.

Sementara Siska, jangan ditanya. Tentu saja ia masih setia memasang muka datarnya yang membuat siapapun enggan untuk menyapanya. Atmosfer di sekelilingnya berubah gersang saat ia melewati jalan itu, padahal tadi begitu ramai saat Sinta melewatinya juga.

Orang-orang memang begitu, selalu pilih-pilih ketika menyapa. Padahal mereka juga mengenal Siska, tapi hanya Sinta saja yang disapa mentang-mentang cantik dan murah senyum.

Siska baru saja sampai di depan kelasnya, ia duduk di sebuah bangku panjang yang berada tak jauh dari pintu masuk ke kelasnya. Udara pagi ini membuatnya betah untuk di luar, lagipula masih 10 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Siska mengeluarkan novelnya dari dalam tas dan langsung membacanya.

Aktivitasnya membuat ia menjadi perhatian beberapa siswa yang melewatinya. Bukan karena terpesona, melainkan meremehkan karena melihatnya selalu sendiri tanpa teman. Lalu Siska sayup-sayup mendengar gosip cewek-cewek yang berdiri tak jauh darinya.

"Eh, tadi gue liat cowok cakep banget sumpah! Kaya nya anak baru deh"

"Serius lo? Beneran cakep? Penasaran gue"

"Serius deh, gantengnya nggak kalah sama Alden, sumpah tuh cowok bikin gue melting. Moga aja dia masuk kelas kita"

Teeettt... teeettttt

Bel tanda pelajaran dimulai berbunyi menggema di seluruh penjuru sekolah SMA Garuda. Segera seluruh siswa-siswi yang tadinya berceceran di koridor maupun di kantin segera berhambur menuju kelasnya masing-masing, termasuk Siska yang dengan berat hati menghentikan aksinya membaca novel. Tak lama kemudian, guru-guru sudah memasuki kelasnya untuk mengajar.

Hari ini waktunya pelajaran bu Rani, guru cantik dan baik walaupun pelajaran yang akan diajarkannya tidak menarik sedikitpun, apalagi kalau bukan sejarah. Saat pelajaran baru saja dimulai, kesehatian si kembar sudah muncul. Mereka sudah melipat kedua tangannya di atas meja yang akan digunakan sebagai bantalnya tidur. Sungguh pemandangan yang jarang sekali terlihat dari Siska dan Sinta, yaitu sependapat. Sejarah memang membosankan.

Kembar yang Dikembar-kembarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang