5

48 6 2
                                    

Bu Ratna baru saja keluar dari kelas sepuluh MIPA 5 itu. Murid-murid mulai memberesi buku-buku di meja masing-masing.

Tapi tidak dengan Aileen. Tanpa membereskan buku-buku yang bertebaran di mejanya, Ia malah langsung membuka ponselnya, melihat apakah ada pemberitahuan yang muncul. Namun sayangnya tidak ada satupun pemberitahuan yang muncul.

'dasar jomblo' Ia mengejek dirinya sendiri sambil memonyongkan bibirnya.

"AILEEEEENN!! " suara Bianca menggema di ruang kelas itu. Ia berdiri di samping pintu kelas sambil melambaikan tangannya.

" APAA??! " jawab Aileen dengan nada yang sama.

" Kantin kuyy! Laper niih. " Bianca mengelus perutnya menandakan Ia lapar.

" Kuy lah! " Aileen sumringah.

" ...yuk, Va! " Daiva berjalan mengikuti Aileen.

Sesampainya di kantin, mereka langsung mencari meja kosong dan segera menyantap makanan masing-masing.

" Lhhah sshii cchhewwek chheweek chhaanteek khu phaada kemana? " tanya Aileen dengan mulut penuh dengan somay.

" ngomong apaan sih lo? " Bianca mengernyit.

" Lhiya samha Isshhha. "

" mau ngomong tu makanan ditelen dulu neng, ga baik makan sambil ngomong. " Daiva menambahi sambil mendekatkan es jeruk ke arah Aileen.

Aileen hanya terkekeh lalu menelan makanannya dilanjut dengan meminum es jeruknya. Setelah sekiranya mulutnya sudah bersih, Ia melanjutkan,

" ituu, si Lia sama Isha kok ga ikut? Kemana? "

" ada ulangan katanya abis istirahat ini" jawab Bianca.

Aileen ber-oh ria.

Lalu tanpa diduga seorang siswa dengan piring berisi bakso di tangannya datang dengan senyuman.

"Hai! Boleh gabung ga? Meja penuh nih! 3 orang aja, masih cukup kan? " pinta siswa tersebut.

Aileen dkk menoleh lalu melihat sekitar, dan ternyata benar, semua meja sudah terisi.

" bolehh, " jawab Bianca sambil berpindah ke sebelah Aileen untuk memberikan ruang untuk orang tersebut.

Siswa tersebut duduk berhadapan dengan Aileen dkk.

Tak lama kemudian teman-temannya datang membawa makanan mereka masing-masing.

Dan tanpa disangka bukan hanya 3 orang yang akan bergabung, tapi bertambah satu orang jadi 4 orang.

Untung saja meja di sana berukuran besar sehingga masih muat.

Tapi yang lebih mengejutkan adalah, salah satu diantara mereka adalah Kevin.

Aileen yang menyadari hal tersebut berhenti mengunyah kentang di mulutnya.

Kevin yang belum menyadari akan keberadaan Aileen malah dengan polosnya mengamati bakso yang ada di mangkok yang Ia genggam.

"sini duduk sini. " siswa tadi menepuk bangku di sampingnya, menyuruh teman-temannya duduk.

Barulah setelah itu Kevin mengalihkan pandangannya dari bakso ke arah temannya. Dan tanpa disengaja menangkap mata Aileen.

Sepersekian detik mata mereka saling bertatapan. Namun pada akhirnya Kevin memutus kontak mata tersebut, karena Ia harus duduk.

Kevin duduk di samping siswa tadi, berhadapan dengan Aileen. Posisi yang sangat awkward. Bagi Aileen. Entah bagi laki-laki dingin yang ada di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Im)perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang