"Mau sampe kapan sih berantem terus hah?!"
Hongwon tak menjawab, hanya meringis kala gadis di depannya ini tak sengaja menekan lukanya terlalu keras.
"Jawab jangan diem aja! Punya mulut kan?" Sentak Vea sambil dengan sengaja menekan luka Hongwon dengan kapas di tangannya.
"ARGH IYA IYA AMPUN." Hongwon jadi menjauhkan diri dari Vea. "Udahlah lo kalo ga niat ngobatin, gue ngobatin sendiri aja." Kesalnya sambil merebut kapas di tangan Vea.
Vea menghela nafas. Menghabiskan setengah hidupnya dengan Hongwon dan kawan-kawannya sama sekali tak membuat ia mengerti kenapa mereka sangat hobi membuat masalah.
Vea adalah gadis baik-baik, ia pintar, sopan, ramah, murah senyum, dan cantik. Ia kadang berfikir apa dosanya hingga harus bertemu, mengenal, bahkan dekat dengan anak-anak ini. Hongwon, Hamin, dan Mark.
Vea bangkit, membiarkan Hongwon mengobati lukanya sendiri. Gadis itu beralih menghampiri Hamin yang berada di kursi makan, tengah mengompres lebam biru di wajahnya.
"Ini juga nih, mau jadi jagoan baru pake ikut berantem segala?"
Hamin mengkerut takut, "Ini tuh tadi gue sama Hongwon diserang tiba-tiba tau! Gue mana niat berantem sih."
"Terus kenapa bisa lebam gini?"
"Ya gue ditonjok lah, bego. Ya karena gue ditonjok gitu aja gue ga terima dong? Ya gue tonjok balik." Sewot Hamin.
"Sini," Vea ingin merebut handuk basah itu dari Hamin, tapi Hamin menolak.
"Gausah. Lo urusin Hongwon aja tuh dia lebih parah." Suruh Hamin. "Kasian dia. Kebayang kalo disitu gada gue, dia udah sekarat. Gila musuh dia tuh banyak banget sih, tadi yang ngeroyok aja ada kali 10 orang." Ocehnya tanpa henti.
Vea baru mau menimpali, tapi suara teriakan dari dapur membuatnya berjengit kaget.
"AAAAAH PERIH!"
"Ini yang satu kenapa lagi?!" Vea buru-buru menghampiri Mark di dapur. Lalu mematung begitu melihat kondisi dapur sudah berantakan.
"MARK LO NGAPAIN SIH?"
"GORENG IKAN VE. TAPI INI PERIH BANGET GUE KENA LETUSAN MINYAKNYA."
Letusan minyak, katanya.
"LO GORENG IKAN DI WAJAN KENAPA MINYAKNYA SAMPE ADA DI WASTAFEL MARK!!!"
Tok.
"HADOH ANJEENG KENA LAGI!"
Kalo udah kaya gini, Vea mau bunuh mereka aja rasanya.
Tapi sayang, jadi gimana?
***
"Jalan sama siapa?" Tanya Hongwon, matanya fokus pada televisi, menonton PES yang dimainkan Mark dan Hamin.
"Donghyun."
"Suruh jemputlah."
"Dia bilang dia gada mobil."
"Bohong banget," cibir Hamin.
"Malming macam apa berangkatnya sendiri-sendiri." Tambah Hongwon.
"Gak gentle lah. Kalo lo berangkat sama kita, terus nanti pulang kita jemput lo lagi? Idih. Apa gunanya lah mending malming sama kita sekalian." Timpal Mark.
Vea cemberut, sudah ingin menangis. Ia ingin pergi bersama Donghyun malam ini, tapi ketiga cowok di depannya ini tak ada yang mau mengantar. Ia menatap hapenya dengan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Chewing Gum✔
Fanfic"신기해 자꾸 마주 치고 있잖아 (너와나) 매일 똑같은 길을 같이 걷잖아 (신경 쓰여)" -Chewing Gum, NCT DREAM Book 1 : Chewing Gum [19 Nov 2016 - 19 Nov 2017] Book 2 : Twilight [19 Nov 2017 - 7 April 2018] Book 3 : Boomerang [19 April 2018 - ?] Highest rank #47 in short story #396 in...