Episode III : Persiapan dan Rencana

50 8 5
                                    

Third Person POV

Mereka berdua bertemu di Shrine Kenangan. Echo begitu terkejut melihatnya bisa melewati kabut itu seorang diri. Dia tak menyangka kalau Niken seberani itu.

Disisi lain, disebuah tempat yang teramat gelap disebuah istana Impera, seorang kaisar sedang berunding mengenai sesuatu masalah dengan putranya.

"Mengapa anda memanggil saya, Ayahanda..?"

"Iya. Sudah bertahun-tahun aku mencari gadis setengah rubah itu, namun sampai saat ini aku belum bisa menemukannya. Zephyr, aku ingin kau untuk mencarinya dan menemukannya!"

Pangeran Zephyr pun tersenyum dingin sembari berlutut di hadapan ayahandanya...

"... Apa yang kau senyumankan itu, Pangeran Zephyr..?! apakah kau menyembunyikan sebuah rahasia dariku!?"

"T-Tidak ada apa-apa, ayahanda! Baik saya akan mencarinya."

"Pastikan kalau kau tidak hanya mencarinya, tetapi kau juga harus menemukannya..! ha ha ha..." ujar seorang pemuda berambut hitam yang duduk diatas kursi raja sambil tertawa licik.

"Baik, ayahanda! Saya permisi."

Setelah itu, putra kaisar tadi itupun meninggalkan ruang tahta ayahandanya.

"Ternyata.. rencana kami berhasil juga. Dengan begini tidak akan ada yang mampu menemukan gadis setengah-setengah itu. kerjamu bagus.. Echo."

"Ha ha ha ha....!"

Niken POV

"Sudah bangun rupanya, Ken? Tumben kau sudah bangun dan sampai disini sendirian tanpa menjerit 'Kak Echo, toloong.. tolonggg aku tersesat... tersesat!' seperti dulu?"

"Yeah, seperti yang kau lihat. Aku juga bisa melakukannya, tau!"

"Hmmm.. baru sekali ini, 'kan? Tapi sudahlah, aku hargai keberanian dan keberhasilanmu kali ini, Ken!"

"Kak, jangan ungkit masalah itu terus donk. Malu nih..!"

"Hahaha... maaf, maaf...!"

"Kak Echo..."

"Hahaha....!"

Kami pun tertawa riang bersama. Dibalik sikap kasarnya kakakku, ternyata dia juga memiliki sifat canda dan humoris yang tinggi, sehingga ia bisa tertawa layaknya seorang perempuan pada umumnya. Nggak seperti robot perempuan atau apalah gitu.

"Nah, setelah kau sampai disini, sebaiknya kita segera panjatkan doa kepada kedua orangtua kita dan juga pada adikku."

"Adik..?"

Ucapan kakakku yang menyebutkan kata 'adik' tadi membuatku tercengang. Aku terdiam cukup lama. Pasalnya aku belum pernah bertemu dengan 'adik' yang dimaksudkan kak Echo. Namun segera setelah itu, kakakku menyuruhku untuk bungkam dan tidak membahas soal 'adik' ini lagi.

"Nah.. nah, lupakan! Kau harus melupakan apa yang aku katakan soal adik tadi, yah! Hanya kaulah satu-satunya adik buatku, Ken.."

Kami pun memanjatkan doa dihadapan Shrine Kenangan. Berharap yang terbaik untuk kami berdua. Aku terus memperhatikan wajah kakakku, dia begitu cantik dan mempesona, sampai-sampai aku terpana akan kecantikannya. Kalau saja aku lelaki, pasti aku bakal jatuh cinta padanya.

"..Muka kak Echo.. cantik dan menawan sekali. Aku tak percaya kalau hingga saat ini kakakku itu masih single. Memangnya apa tidak ada seseorang yang disukai oleh kak Echo? Aku jadi begitu penasaran..!" suara batinku yang masih terlihat penasaran tentang status kakakku.

-Apa dia single..? ataukah dia sudah punya pacar...?

Aku begitu terpaku padanya. Ini pertama kalinya aku melihat rupa wajah kakakku yang begitu menawan. Pasalnya setiap hari dia selalu bertindak layaknya robot wanita, jadi kecantikannya itupun tertutupi oleh raut muka tegasnya.

Niken Prida van Melody (ニッケン・プリダ・バン・メロディ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang