"Tolong!Siapapun,tolong aku!Ada orang gila yang ingin membunuhku, tolong!" Pria itu terus berlari dengan kakinya yang penuh luka sambil berteriak,berharap akan ada orang yang mendengar dan datang menolongnya.
"Hei pak tua,mau kemana kau?Jangan membuang tenagamu dengan berlari dan berteriak seperti itu,kau harus menyimpan tenagamu untuk bermain denganku." Tangannya terus saja memainkan benda yang tajam dan berkilau itu,tak lupa dengan senyum dibalik topengnya.
Dia melangkahkan kakinya perlahan menuruni anak tangga dan duduk di salah satu sofa diruangan itu. Pandangannya tidak pernah lepas dari pria di hadapannya yang terus menggedor pintu dengan sisa tenaganya. Dia tak bisa menahan tawanya melihat pria yang penuh dengan keangkuhan dan kesombongan itu kini tampak tak berdaya.
"Hahahaha...! Lihatlah dirimu sekarang,seorang tuan Bramantio yang sok berwibawa dan sombong sekarang hanya bisa berteriak dan memohon pertolongan dari orang lain. Dimana semua kesombonganmu itu huh!"
"Sialan! Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku? Lepaskan aku brengsek!"
"Ya ya seperti itu,keluarkan semua keangkuhanmu aku suka mendengarnya."
"Semua pengawalku pasti sedang mencariku dan sebentar lagi mereka pasti akan menemukanku."
"Hhhh....aku sangat berharap mereka bisa menemukanmu tapi sangat di sayangkan,tak ada seorangpun yang bisa menemukanmu disini." Dia melemparkan sesuatu kehadapan pria itu.
"Sialan! Sejak kapan kau mengambil benda ini dariku?"
"Tentu saja ketika aku membawamu jalan-jalan tadi,apa kau lupa? Ayolah,jangan terlalu berharap pada benda itu."
"Aku bersumpah akan membunuhmu jika aku bisa keluar dari tempat ini! Pecundang sialan,kau hanya pecundang yang bersembunyi di balik topeng sialan itu!"
"Wow astaga,aku sangat takut. Sungguh,kau membuatku takut." Dia mulai berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati pria itu.
"Aku takut kau tidak bisa melakukan ancamanmu itu karena aku tidak bisa menjamin kau akan keluar dengan selamat dari sini dan topeng ini hanya untuk membuat kau penasaran." Tatapan yang awalnya biasa saja berubah menjadi tajam dan mengintimidasi seperti singa yang sedang mendapati anak rusa.
Tanpa di duga sebuah jarum suntik sudah bertengger di pundak pria itu. Hanya dalam hitungan detik semua anggota tubuhnya tidak dapat digerakkan,dia hanya bisa menatap orang bertopeng di hadapannya.
"Ke...kenapa ini? Kenapa a...aku tidak bisa menggerakkan tu...buhku? A...apa yang kau lakukan padaku?" Lidahnya mulai terasa keluh dan sulit untuk berbicara.
"Tenanglah,aku hanya sedang membantumu agar tidak merasakan sakit saat kita bermain nanti."
Perlahan dia mulai menyeret tubuh pria di depannya menuju ruangan yang berada dibawah tangga. Tubuh pria itu diikat di sebuah kursi yang dipenuhi oleh paku di bagian sandarannya,sedangkan pria itu hanya bisa mengernyit tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Bagaimana rasanya? Apa kau menyukainya? Aku sudah mempersiapkan kursi ini untuk memijat tubuh tuamu itu. Dan ah...tunggu sebentar,aku masih punya kejutan untukmu."
Dia berjalan mendekati sebuah meja dengan mengambil sesuatu dari dalam laci meja tersebut. Sebuah kotak dengan beberapa ukiran di kedua sisinya,kotak yang berisi beberapa pisau perak yang berkilau tajam dengan beberapa ukuran.
"Bagaimana menurutmu pak tua,apa kau menyukainya? Akan aku berikan kehormatan untukmu,kau bisa memilih salah satu dari pisau ini untuk permainan kita." Dia mendekatkan kotak itu kehadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Mystery / ThrillerCerita kelam yang mengubah seseorang yang manis dengan senyum yang cerah menjadi seseorang yang kejam dan haus darah dengan ambisi besar akan darah dan kematian