Tin tin!
Taeyong beranjak bangun dari sofa saat mendengar suara klakson mobil Yuta di depan rumahnya. Sementara itu, Seyla dan kedua orang tua mereka hanya duduk diam di ruang tamu.
"Pacar kakakmu?" Tanya Mama.
Seyla tertawa, "Belum, Ma. Tapi udah rasa istri aja."
Tadi Yuta menelfon Taeyong, katanya pemuda itu ada di Bandara bersama Jisoo. Padahal Taeyong langsung putar balik di tengah perjalanan kala orang tuanya menelfon mereka ada di depan rumah.
Taeyong dan Seyla gagal berangkat ke Jerman gara-gara orang tua mereka pulang. Ini akibatnya kalo mau terbang ga bilang dulu. Kan sayang duitnya udah mesen tiket dari kemaren.
Taeyong keluar, baru berniat menghampiri mobil Yuta kala Jisoo keluar dari mobil dan langsung memeluk Taeyong. Gadis itu menangis keras, terisak sedih di pelukan Taeyong. Mendengar itu, Taeyong jadi merasa bersalah, pemuda itu memeluk Jisoo, menenangkan gadis itu di pelukannya.
"Jisoo, udah dong.. nanti kamu capek.." kata Taeyong lembut. Pemuda itu tak berhenti mengelus punggung dan rambut Jisoo sejak tadi.
"Yong, gue ke kampus." Kata Yuta.
Taeyong mengangguk, "Thanks Yut. Sorry jadi bikin lo repot gini."
"Kalem boss kaya sama siapa aja. Cerita sama gue nanti."
Taeyong mengacungkan jempolnya sebentar, lalu Yuta masuk ke dalam mobil dan pergi.
"Jisoo... sayang udah dong. Sini liat aku." Taeyong melonggarkan pelukannya, tapi Jisoo tak juga melepaskan tangannya dari Taeyong.
Taeyong menangkup wajah Jisoo yang basah karena airmata itu agar mendongak menatapnya, mata gadis itu menyipit karena menangis. "Maafin aku." Bisik Taeyong lirih.
Jisoo tak menjawab, isakannya masih tersisa, membuat Taeyong makin merasa bersalah karena membuat Jisoo menangis sampai seperti ini. Pemuda itu maju, mencium kening Jisoo lama. Lalu memeluk Jisoo kembali.
***
"Jadi ga akan pindah kan?" Tanya Jisoo lagi.
"Nggak sayang ya ampun nanya sekali lagi dapet piring loh kamu." Taeyong tersenyum begitu Jisoo mengembangkan senyumnya. Gadis itu kini bergelayut manja padanya, menempel terus sejak tadi, tak peduli dengan Seyla di depan mereka yang sudah mencibir ke arah mereka.
"Hhh tau gini ikut mama papa aja tadi." Rutuk Seyla sebal.
Taeyong terkekeh. "Heh, btw kenapa kamu tiba-tiba ga mau pindah?"
Wajah Seyla kembali cerah. Gadis itu mengangkat secarik kertas yang sedari tadi digenggamnya. "Hehe aku nemu ini di pintu balkon. Dari Jaemin." Cengirnya.
Surat itu. Surat dari Jaemin untuk Seyla.
"Dasar abege." Taeyong mencibir.
"Ga sadar diri. Kakak juga iya-iya aja pas aku minta pindah. Inget gak kemaren pake acara kobam segala emangnya Sey ga tau!!"
Taeyong melotot. Wajahnya menegang, tubuhnya juga ikut menegang. Jisoo yang mendengar itu sontak menegakkan tubuh, menatap Taeyong galak.
"Kamu minum?!"
Taeyong mengkerut begitu saja. Jisoo kini tengah melotot padanya. Sementara itu Seyla terkekeh lalu kabur karena tak mau diamuk Taeyong.
"Ya gimana- abisnya- itu...."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Chewing Gum✔
Fiksi Penggemar"신기해 자꾸 마주 치고 있잖아 (너와나) 매일 똑같은 길을 같이 걷잖아 (신경 쓰여)" -Chewing Gum, NCT DREAM Book 1 : Chewing Gum [19 Nov 2016 - 19 Nov 2017] Book 2 : Twilight [19 Nov 2017 - 7 April 2018] Book 3 : Boomerang [19 April 2018 - ?] Highest rank #47 in short story #396 in...