Beraninya lelaki itu menatapku langsung, membalas kata-kataku, dan menyentuh tubuhku seenak jidatnya. Sudah berkali-kali kuperingatkan, kugertak, dan kuancam, tetapi lelaki itu seakan tidak punya telinga, atau mungkin lebih tepatnya tidak punya pikiran. Mengingat perbuatannya yang kurang ajar padaku tadi, aku harus menambahkan kriteria lain tentangnya, selain angkuh dan sombong, dia juga seorang mesum.
Sepintas aku menguping perbincangan mereka bertiga di ambang pintu. Dua orang yang bicara dengan lelaki itu berkali-kali memanggilnya 'Mas Judo'. Jadi, nama lelaki itu Judo? Benar-benar tidak cocok dengan perangainya. Saking tampannya, dia malah cenderung terlihat cantik. Nama 'Judo' terlalu gagah untuknya. Betapa tidak? Kulitnya saja halus tanpa cela. Bagaimana bisa seorang lelaki memiliki kulit sehalus itu? Kuakui aku sedikit merasa tersaingi dengan kemolekan wajahnya. Aku yang selalu merawat diri dengan bahan-bahan racikan khusus kecantikan, tidak mendapatkan hasil sebagus itu.
Kembali pada diriku di kamar ini yang masih termangu. Aku sungguh tak habis pikir. Sejak kemarin aku berpindah-pindah tempat tanpa sadar, terbangun di kamar ini, dan dituduh seorang penguntit. Aku yang kebingungan di sini, tetapi mengapa seolah aku yang berada di pihak bersalah? Baiklah. Memang aku telah memasuki tempat tidur milik Judo, maksudnya benda yang dia sebut mobil. Tetapi, aku sudah meminta maaf dan mengajukan penebus kesalahan. Entah mengapa permohonan maafku seperti tidak berguna. Aku yang tidak paham situasi atau memang semua orang lebih mengedepankan emosi? Semakin dipikirkan, kepalaku semakin panas.
"Aku harus memeriksa tempat ini," ucapku mantap dengan pandangan menyapu sekeliling. "Tapi, aku harus tetap waspada. Mungkin saja tempat ini dipenuhi jebakan mematikan."
Langkahku mengendap-endap. Mataku fokus mengawasi keadaan sekitar. Setelah selamat keluar dari kamar, di mana aku membuka mata pagi ini, aku melihat ada ruangan lain di seberang dengan pintu terbuka lebar.
"Ruangan apa itu?" Aku bertanya-tanya penuh rasa curiga. "Aku harus memeriksa ruangan itu juga."
Baru saja mulai kembali melangkah, aku langsung menghentikan kakiku. Aku memang selamat dari kamar tadi, tapi bagaimana jika ada bahaya lain yang menanti di sana?
"Aku tidak tahu apa yang ada di ruangan itu. Kalau aku salah melangkah, mungkin akan ada tombak dan ribuan anak panah melesat ke arahku. Aku tidak boleh lengah."
Diawali anggukan mantap, aku berjalan perlahan-lahan sambil merapatkan tubuhku layaknya cicak yang tengah mengincar mangsa. Setelah berusaha tidak menimbulkan suara selama perjalanan, akhirnya aku sampai di tepi pintu ruangan itu dan masih tetap mempertahankan posisi tubuhku dengan merapat pada dinding. Aku mengintip sedikit demi sedikit ke dalam ruangan itu. Kelihatannya ruangan itu tenang dan tidak berpenghuni. Namun, bukan berarti aku bisa mengambil kesimpulan bahwa situasi di dalam sana aman terkendali. Bisa saja musuh tengah melakukan semacam permainan yang dapat mengecoh siapapun, yang masuk ke dalam wilayahnya. Setelah menunggu cukup lama, aku tidak menemui atau mendengar apapun dari dalam sana, sehingga aku memutuskan untuk melakukan percobaan. Kuulurkan kakiku ke dalam dan menginjak lantai ruangan itu sekilas kemudian menariknya kembali keluar. Aku mencoba lagi kedua kalinya dengan menginjak lantai ruangan itu lebih lama. Ternyata, tidak ada yang terjadi. Tidak ada lesatan tombak maupun anak-anak panah seperti dugaanku. Sesaat aku merasa heran. Aku pun memberanikan diri menjulurkan kepala lalu mulai melangkah perlahan memasuki ruangan.
"Apa ini? Tidak ada siapapun di sini. Jebakan juga tidak ada," komentarku yang langsung menegakkan tubuh kembali.
Ruangan ini lebih luas dari kamar di mana aku terbangun dari tidur. Penampakannya jauh berbeda, lebih maskulin didominasi warna abu-abu dan putih. Suasananya teduh dan nyaman. Semerbak wewangian pun seketika merasuki indera penciumanku membuatku terkesima beberapa detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get In Touch (TAHAP REVISI)
FantasíaJudul awal : Loving Princess [Genre : Comedy - Romance - Fantasy] Kamala Wikrama Indurasmi, seorang Gusti Putri suatu kerajaan seribu tahun yang lalu. Bukan hanya cantik dan anggun, Kamala juga seorang gadis tangguh yang menguasai keahlian berperang...