Author P.O.V
Suara canda dan tawa memenuhi sebuah ruangan besar yang sering mereka sebut Great Hall. 4 meja berukuran besar di kelilingi oleh murid-murid yang tengah menyantap makan malam mereka. Para peri rumah sibuk bolak-balik mengantarkan nampan penuh makanan lezat.
tok..tok..
Seseorang dengan topi icon penyihir berdiri di sebuah pijakan dan mengetukan tongkat sihirnya di atas tangannya. Entah dari mana suara ketukan itu keluar, hanya ia yang tau.
"Selamat malam para penghuni Hogwarts!" Suaranya yang menggambarkan bahwa dirinya sudah sangat tua menggema di seluruh Great Hall. "Selamat malam Professor McGonagall!" Balas seluruh murid. "Sekarang adalah tahun baru kalian di Hogwarts, saya ingin memberi tahu bahwa yang berada di tahun ke 5,6, dan 7, kalian harus fokus kepada N.E.W.T kalian. Dan kelas bawah, fokuslah pada ujian praktek kalian." Semuanya bergeming mendengarkan kata-kata Professor McGonagall. "Dan sekarang, waktunya murid tahun pertama melakukan Penyortiran Asrama. Pintu besar Great Hall terbuka dan memperlihatkan seorang penyihir yang menggunakan name tag bertuliskan 'Weasley' dan di belakangnya murid tahun pertama berjalan dengan kaku. Semua murid memberikan mereka tepuk tangan. "Terima kasih Weasley, kau sudah bersedia menggantikan Hagrid untuk membimbing mereka." Professor McGonagall tersenyum ke arah Loē Weasley. Acara penyortiran asrama berjalan dengan lancar. Setelah selesai, mereka melanjutkan makan malam mereka. Tetapi tidak untuk dua orang ini.
Author P.O.V endYunra Avery P.O.V
Kulihat satu persatu penyihir baru yang memasuki ruangan ini. "hah..." Aku membuang nafasku dengan kasar. Hal ini membuat temanku Anna merubah pandangannya ke arahku.
"Ada apa? Ck, kau pasti bosan, kan?" Tanyanya tepat pada sasaran. Aku hanya menatapnya malas dan mendengarkan satu persatu murid yang telah mendapatkan asrama. "Bukankah tahun ini sangat banyak yang masuk ke dalam Gryffindor?" Lanjut Anna. "Ya, dan kau bisa lihat wajah Lupin yang sangat bahagia itu, aku harus melakukan sesuatu." Aku bangun dari kursiku diikuti oleh Anna yang pikirannya pasti sangat penuh dengan pertanyaan. Tidak ada yang akan menyadari kepergian kami karena semua sedang sibuk dengan urusan masing-masing.Langkah kami berbunyi seperti suara langkah kuda. Langkah kami juga membawaku dan Anna menuju depan lukisan pintu asrama Gryffindor. "Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Anna. "Hanya menunjukkan bakat seniku." Aku tersenyum licik sembari mengeluarkan spidol berwarna hitam dari jubahku. Tanpa rasa takut, kucoret wajah Nyonya gemuk yang sedang tertidur. Sontak Anna membulatkan kedua matanya melihat aksiku. "APA YANG KAU LAKUKAN?!" Teriak Anna. Saat itu juga Nyonya gemuk terbangun dari tidurnya dan memasang wajah bingung. "Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya. Aku hanya menahan tawa dan Anna melirik ke arah lain. Menghindari kontak mata dengan lukisan itu. "Oh.. Nyonya.. apa kau menggunakan lukisan wajah sekarang?" Pertanyaan dari lukisan ibu dan anak itu mengundang tawa dari semua lukisan. Bisa kulihat wajah Nyonya gemuk berubah menjadi merah padam karena kemarahannya. "Apa yang kau lakukan pada wajahku, Avery?" Tanyanya dengan suara bergetar seperti ingin meledak. Aku mengeluarkan cengiran khasku dan melirik Anna. "Kabur." Kami berlari menjauhi kemarahan Nyonya gemuk. "AVERY!!! GREENGRASS!!" Suaranya yang besar bak bunyi ratusan langkah kaki kuda menggema di seantero Hogwarts.
Aku dan Anna berlari menuju lorong sepi dengan nafas yang terengah-engah. "Ini semua salahmu Yunra!!" Anna memarahiku. Ya aku tau aku salah. Tetapi kesalahanku tidak akan sia-sia kalau Haleza Lupin terpancing amarah.
Yunra P.O.V endHaleza P.O.V
Tanganku tak henti-hentinya mengambil sepotong ayam dan sepotong kue di hadapanku. Mungkin sekarang sudah potongan ke 10? Entahlah, aku tidak peduli. "Haleza! Kau kan ingin diet! Berhenti ambil makanan sekarang juga!" Suara cempreng khas milik Rebecca Weasley berhasil menerobos gendang telingaku. "Aku lapar, diet tidak bagus untuk kesehatan" Kuambil lagi potongan selanjutnya. Sampai Mallory Diggory, Vice Prefek Gryffindor menumpahkan minumannya ke jubahku. "Apa-apaan kau Diggory!" Kataku. Mallory hanya mengangkat pundaknya. Tiba-tiba saja suara teriakan yang tak asing menggema di seluruh Hogwarts. "AVERY!! GREENGRASS!!" Itu suara Nyonya gemuk. Dan pasti Yunra dan Anna sedang berulah. Mataku melirik meja Slytherin dan benar saja, mereka tidak ada di sana. "Hah.. Pasti Yunra dan Anna.." Aku berdiri dari tempatku duduk dan mengajak Mallory mencari kedua anak ular itu.
Di jalan, kami berjalan terburu-buru seperti sedang di kejar Dementor. Sampai akhirnya kami sampai di depan lukisan Nyonya gemuk. "Demi singa merah.. Nyonya gemuk! Apa yang terjadi dengan wajahmu?" Tanya Mallory. "Avery dan Greengrass membuatnya! Aku benar-benar marah sekarang!" Katanya. "Reparo." Kuucapkan mantra itu sehingga wajah Nyonya gemuk kembali seperti semula. "Oh terima kasih Lupin, Lupin memang terbaik syalalalala~" Kurasa Nyonya gemuk sudah kembali ceria sekarang.
Selanjutnya, aku dan Mallory bergegas mencari Yunra dan Anna. Tak butuh waktu lama, kami telah menemukan mereka tepat di tengah jalan. Wajah Anna terlihat kaget sedangkan Yunra datar seperti biasanya. "Sepertinya kita salah jalan" Mereka berniat menghindari kami tapi Mallory segera mencegatnya. "Locomotor Mortis!" Kedua anak ular itu terjatuh ke lantai. "Hei! Beraninya kau Diggory!" Yunra angkat bicara. Ia membalas perbuatan kami dengan membaca mantra yang sama. Kami terus bertengkar hebat sampai Professor McGonagall datang untuk melerai pertengkaran kami. "Apa yang kalian lakukan?! Apa ini yang murid tahun ke 6 lakukan di sekolah?!" Tanyanya. Kami terdiam. Baju kami sudah compang camping karena pertengkaran hebat tadi. Rambut kami juga sudah tidak berbentuk. Wajah kami menjadi loreng hitam putih.
"Dan kalian ber-4 adalah Prefek dan Vice Prefek Gryffindor dan Slytherin! Kenapa kalian membuatku tidak nyaman?" Kami diam, tidak menjawab. "Kalau begitu kalian harus mendapat hukuman"
Haleza P.O.V endAuthor P.O.V
Langit Hogwarts semakin memadam. Rembulan semakin terang di atas sana. Waktu juga terus berjalan mendekati tengah malam. Semua murid Hogwarts tengah beristirahat di kamar mereka masing-masing kecuali untuk Yunra, Anna, Haleza, dan Mallory. Mereka ber-4 tengah bergulat dengan debu-debu di ruang piala yang sudah lama tidak di bersihkan.
"Ini semua karenamu Avery! Kalau saja kau tidak membuat ulah, sekarang aku sudah tertidur diatas kasur!" Omel Haleza. "Ck, kau yang memulainya duluan tau." Balasnya. Yunra berjalan mendekati sebuah kain cokelat yang menutupi sesuatu. "Apa ini?" Pertanyaannya membuat Haleza, Mallory, dan Anna menengok. Yunra menarik kain itu. Sesuatu berbentuk seperti Lemari kuno berdiri tegap di sana. "Hey.. Jangan bilang itu.. Peti mumi?" Tanya Anna. "Hey Greengrass, apa kau bercanda?" Komen Mallory. "Anna coba kau buka lemari itu." Perintah Yunra. "Jangan coba-coba, Avery." Haleza berusaha mengingatkan tentang perkatan Professor McGonagall tentang benda terlarang di ruangan ini. "Itu hanya lemari, Lupin." Yunra menatap Anna, bermaksud untuk membukannya. Perlahan Anna melangkah mendekati lemari itu. Tangannya bergetar hebat. Dengan segenap kekuatan yang ia punya, ia buka pintu lemari itu dengan kasar. Kosong. Hanya itu yang mereka lihat. "Sudah kubilang. Kosong." Yunra berjalan menjauh. Saat itu juga, sesuatu seperti lubang hitam menghisap Anna. "TOLONG!" Teriaknya. Tubuhnya semakin tersedot kedalam. Yunra yang melihat hal itu berusaha menahan kaki Anna. Tetapi Yunra ikut tersedot ke dalamnya. Haleza pun ikut membantu, dan akhirnya ia juga gagal. Yang tersisa hanya Mallory. Ia memperhatikan Ke-3 murid Hogwarts itu tersedot ke dalam. Lalu akhirnya ia membantu menarik Haleza. Tak terpikir olehnya bahwa Lubang hitam itu menyedot dengan kencang sehingga ia juga gagal. Mereka ber-4 masuk kedalam lubang hitam itu dan lemari kembali tertutup.< SKIP >
Pusaran demi pusaran membawa Yunra, Anna, Haleza dan Mallory semakin jauh ke dalam. Mereka berpikir kalau itu adalah portkey. Setelah hampir 20 menit mereka terombang ambing di dalam lubang hitam, akhirnya mereka terlempar keluar dari lubang.
"Dimana kita?" Mallory mengedarkan pandangannya. Menatap ruang kosong bergaya klasik di hadapannya.
"Ini seperti... Ilvermorny"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return of The Dark Lord
FanfictionCerita tentang 6 penyihir yang berusaha menyelamatkan Albus Potter dari keturunan Lord Voldemort.