Empat Sekawan

78 34 28
                                    

Klara ada disuatu tempat.
Dimana Klara tidak bisa melihat cahaya itu lagi. Sangat pekat layaknya berada di dalam tanah yang tidak ada penerangan apapun. Jangan bawa aku kemari. Suara lelaki muda yang sangat ketakutan. Hanya ucapan itu yang bisa didengar oleh Klara. Takut, gemetar, dingin. Klarapun sungguh ketakutan.

Kau adalah anaknya. Klara mendengar suara wanita yang begitu keras. Menderam dan berteriak seakan wanita itu memiliki dendam kepada dirinya.

Kau tak pantas untuk hidup. Suara yang datang dari arah berlawanan. Klara menerka itu adalah suara dari seorang gadis lemah yang tak berdaya. Sangat lemah.

Tidak. Bukan aku yang bersalah. Salah seorang lelaki sebaya dengan Klara mengatakan itu dengan suara parau. Ketakutan yang luar biasa dirasakan oleh lelaki itu.

Klara bingung. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya bebas. Klara tak peduli dengan apa yang mereka bicarakan tadi. Sungguh Klara tak mengerti apapun.

Klara tersadar dari lamunannya saat melihat cahaya yang menyilaukan itu.
Semakin dekat, sangat silau dan. BRAKK!! Mobil Klara menabrak truck bermuatan semen yang diduga mengalami rem blong.

Warga yang melihat kejadian langsung menuju TKP. Salah seorang warga ada yang menelpon kantor polisi. Dan warga yang lain menuju mobil Klara untuk menyelamatkan dirinya. Tragis. Luka yang ada ditubuh Klara sungguh aneh. Seperti luka sayatan yang dilakukan seseorang kepadanya.

Sekitar sepuluh menit kemudian. Polisi datang dan langsung membawa Klara ke RSUD terdekat. Salah seorang polisi mengidentifikasi identitas Klara. Dan akhirnya identitas Klara diketahui.

Polisi sudah memanggil seluruh keluarga Klara dan teman-temannya. Namun yang datang hanyalah sahabat Klara. Orang tua Klara ternyata berada di luar negeri.

Pasca kecelakaan Klara. Keakraban empat sahabat itu semakin terbentuk. Michael, Nino, dan Manda. Mereka bertemu saat pertama kali Klara masuk sekolah. Awalnya hanya Manda yang Klara kenal. Berlanjut kepada Nino dan kemudian Michael. Mereka sangat menyukai dunia yang berbau mistis. Akhirnya, Klara mulai hanyut dengan kelakuan ketiga temannya itu.

"Klara, bagaimana keadaanmu sekarang?" Ucap Manda dengan khawatirnya.

"Mulai membaik, dibagian pelipis aja yang berasa sakit banget," jawab Klara.

"Eh, bentar deh. Lukamu itu aneh, Ra. Kok bisa, sih bentuknya nyilang begitu," tanya Michael.

"Lu oon, apa bego, sih Mik? Ya mana Klara tau kalau lukanya begitu," jawab Nino.

"Bangke lu, Nin. Gua dikatain bego. Tapi nih, ya. Menurut buku mistis yang gua baca, kalau ada wanita remaja yang punya luka atau tanda seperti itu biasanya dia ditunjuk sama makhluk gaib buat menuntaskan misteri." Jelas Michael panjang lebar.

"Tahayulmu kelewatan, semprul! Jangan ngarang napah? Waras aja kan, lu?" Ucap Nino dengan nada mengejek.

"Sudah, woy! Gua pusing dengerin kalian debat gak jelas kayak gini," teriak Klara.

Semuanya hening saat mereka mendengar teriakan Klara. Tiba-tiba Klara menatap kosong kedepan. Klara menatapi satu per satu wajah temannya itu. Klara menatap dalam wajah Nino. Sepertinya besok akan ada kejutan besar untuk Nino. Sekilas yang Klara tau besok adalah hari ulang tahun Nino. Klara tersadar dari lamunannya. Ketiga temannya heran dengan tingkah laku Klara. Tertawa kecil sendiri, hingga mengeluarkan air mata.

"Klara, kamu nangis apa ketawa,sih? Kok netes begitu," tanya Manda penasaran.

"Eh, hehe. Gak kok. Gue tadi cuma ngehayal gitu," ucapnya santai.

"Tapi air matamu tadi netes. Kamu gak papa, kan?" Tanya Manda.

"Iya gak papa. Gue ngehayal, gimana pesta hari gilanya Nino nanti. Seru gak ya?"

"Whats? Gue gila. Maksud lu apaan, Ra. Hari gila gue?" Nino terkejut.

"Yaelah. Maksud gue hari ulang tahun lu, Nin." Klara mengucapkannya sambil berkedip.

"Loh. Kok kamu bisa tau, Ra kalau besok hari ultahnya Nino? Jangan-jangan kalian ada hubungan dekat, ya?" tanya Michael penasaran.

"Asem lu, Mik. Gua sama Klara mana ada hubungan apa-apa. Kenal juga baru seminggu, ya kali." Nino menjawab dengan kesal.

"Ada kok, Mic. Gua sama Nino ada hubungan."

"Tuh kan. Klara aja ngomong kalau kalian ada hubungan." Michael membenarkan.

"Hubungan apa, Ra. Plis deh jangan hoax." Nino memohon.

"Tega lu, Nin. Masa gak tau, sih? Sejahat itu lu, Nin. Kita kan sahabat. Aku, kamu, Michael dan Manda."

"Wah, Klara. Iya bener kita itu sahabat. Jadi jangan ada yang saling menyakiti,ya. Karna aku sayang kalian semua guys." Manda menjelaskan dengan riang.

"Siap, Manda!" Klara, Nino dan Michael mengucapkannya bersamaan.

***

Butuh dukungan kawan. Bantu saya menyelesaikan cerita ini, ya. Berikan vote dan saran yang membantu cerita ini. Terima kasih ☺.

ImlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang