34 | Kejutan (4)

145 21 35
                                    

"Nareswari," tegur seorang wanita. Kris menoleh dan mendapati seorang pasien wanita dengan wajah penasaran. Kris menggeser sedikit tubuh jangkungnya yang semula menutupi tubuh sang nenek agar sang nenek dapat melihat pasien wanita itu. Pasien wanita menatap Kris dan Nareswari bergantian diikuti para pasien lain di belakangnya. "Who is he?" tanyanya sembari memandang Kris agak lama.

Karena asyik melepas rindu pada Kris, Nareswari sampai lupa dengan kehadiran para pasien lain—lebih tepatnya teman-temannya selama ia menjalani perawatan. Raut wajah mereka menunjukkan bahwa mereka merasa diabaikan oleh Nareswari semenjak kehadiran seorang pemuda tampan yang mengunjunginya.

"Oh, i'm sorry," pinta Nareswari. "This is my grandson, Kris, the famous Indonesian male singer who often show on tv," lanjutnya memperkenalkan Kris dengan antusias.

"Really? I don't believe it," tutur pasien wanita meremehkan.

"We don't believe too. You must be making it up," timpal pasien lain yang turut meragukan pernyataan Nareswari.

"Look carefully! This is Kris, the famous Indonesian male singer! Kris is really my grandson!" Nareswari berusaha menyakinkan teman-temannya.

"Good afternoon, my name is Kris." Kris memperkenalkan diri seraya sedikit membungkukkan tubuhnya dengan sopan.

Para pasien berpandangan satu sama lain dan mulai bertanya-tanya apakah pemuda tampan ini benar-benar Kris, cucu Nareswari yang mereka dengar selama ini. Dengan perlahan, mereka berjalan mendekati Kris, kemudian ramai-ramai mencondongkan tubuh untuk melihat wajah Kris dari jarak yang sangat dekat.

Kris sedikit risih dengan perlakuan dan tatapan para pasien. Rasanya seperti sedang diinterogasi. Tubuh Kris perlahan bergerak mundur—beringsut dari para pasien yang semakin lama, semakin mengepungnya. Senyuman yang terus terpatri di wajahnya pun berangsur memudar seiring dengan sikap para pasien yang terus-menerus mendesaknya.

"Are you really Nareswari's grandson?" tanya pasien laki-laki berusia sebaya dengan Nareswari dengan wajah yang sangat dekat dengan wajah Kris hingga membuat Kris merasa takut.

"Are you really the famous Indonesian male singer who often show on tv?" timpal pasien lain ikut bertanya.

"Y.. yes, i'am. My name is Kris. I'm Nareswari's grandson," jawab Kris terbata-bata.

Para pasien menginterogasi Kris agak lama. Sampai akhirnya, salah satu pasien wanita berusia lebih muda menyadari sesuatu pada diri Kris.

"His eyes looks a lot like your eyes, Nareswari. So, he is really your grandson?" tanya pasien wanita yang langsung berpaling pada Nareswari.

"Of course he is my grandson! How many times i have to say?" Nareswari hilang kesabaran.

Kepungan para pasien merenggang. Kris bernapas lega lalu menegakkan kembali tubuhnya yang semenjak tadi berlindung pada sang nenek. Ulas senyum di wajah tampannya kembali hadir meski perhatian para pasien belum berakhir—masih terpusat padanya. Wajah pasien yang semula tidak percaya dan cenderung meragukan pengakuan Nareswari, kini berubah 180 derajat. Mata mereka berbinar karena menemukan kesegaran baru untuk menemani hari-hari mereka dalam menjalani perawatan yang membosankan di rumah sakit.

"You're so handsome! More than i seen on tv!"

"Your body very tall dan well-built! Do you like practicing? What kind of sport do you like?"

"Your skin healthy and flawless. You must take care of your health and nutrition, don't you?"

"My little daughter is your fan! She is very like you!"

Get In Touch (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang