Aku sengaja datang lebih pagi. Entahlah kenapa aku se-semangat ini untuk datang kerumah Zafran.
Pagi tadi sesampaimya dirumah zafran aku langsung disambut hangat oleh bu sinta. Ya memang awalnya aku sudah meminta izin untuk datang lebih pagi.
Tentu saja bu sinta mengizinkan dengan senang hati. Hingga akhirnya aku sudah disini.
Aku menaruh cangkir yang berisi susu coklat hangat di atas meja dan menatap sendu wajah Zafran yang masih tenang dalam tidurnya. Tidurnya sangat rapih sekali. Aku tersenyum saja melihatnya.
Jam masih menunjukan pukul 05:15, tak tega jika harus mengganggu tidur lelapnya, aku memutuskan untuk membaca beberapa buku yang tertata rapih dirak nya.
"Ternyata dia hobi membaca" gumamku pelan.
Aku mengambil salah satu buku disana, bukunya kebanyakan bertema kehidupan realistis.
Ketika aku membuka lembaran pertama selembar foto jatuh ke lantai, aku yang menyadarinya segera membungkuk untuk mengambil foto itu.
Disana terlihat seperti foto keluaraga, ada Zafran, bu sinta, dan aku rasa laki-laki dewasa itu adalah ayahnya Zafran.
Aku mengerlingkan mataku, aku menyadari bahwa aku belum pernah melihat ayahnya Zafran.
Fotonya terlihat pernah disobek kemudian di tempel kembali. Aku segera mengembalikan foto itu ditempat semula karna takut Zafran terbangun.
Aku berjalan menghampirinya yang masih terlelap dengan posisi yang sama. Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi tapi rasanya pagi ini akan turun hujan karna langitnya masih terlihat sangat gelap.
Zafran mengubah posisi tidurnya terlentang dan tanpa sengaja tangannya jatuh di atas pahaku, aku berniat memindahkannya namun ternyata aku membangunkan tidurnya.
"Rinjani?" ucapnya sambil mengerjap-erjapkan matanya. Aku tersenyum.
"elo udah disini? Sejak kapan?" tanyanya sambil kemudian terduduk. "satu jam yang lalu" jawabku.
"Kenapa lo datang sepagi ini?" tanyanya lagi. Aku mengedikan bahu ku acuh kemudian mengambil susu coklat hangat yang ku buat tadi dan ku berikan padanya.
"susu coklat? Kenapa elo bikinin gue susu coklat?" aku mengernyitkan keningku mendengar pertanyaannya.
"Karna aku suka susu coklat" jawabku. Ya aku memang menyukai susu coklat. Sebenarnya tadi itu inisiatif aja bikinin dia juga susu coklat.
".... Kalo nggak suka nggak perlu diminum!" sambungku karna melihat ekspresi wajahnya nggak meyakinkan itu.
"Suka kok, malah tadinya gue pikir elo tau gue suka banget sama susu coklat. Eh ternyata inisiatif doang" ucapnya sambil menyeruput susu coklatnya. Aku menahan tawa.
"Jadi kamu juga suka?" tanyaku. Dia mengangguk pelan.
"Hari ini kita mau kemana?" ucapnya lagi setelah meneguk habis susu coklatnya. "Terserah" jawabku.
"Kok terserah sih?" tanyanya kecewa.
"Terus?" tanyaku acuh.
"Kasih saran kali mba" jawabnya.
"mba, mba! Kami pikir aku spg supermarket!" ucapku sedikit sewot. Dia justru menyeringai.
"Terus apa dong? Yang?" tanyanya dengan ekspresi wajah genitnya itu terlihat menjijikan.
"Apaan sih kamu! Aku itu tour guide nya kamu" sahutku sambil mendorong dadanya pelan.
"Iyaa iyaa nanti lain waktu, gue minta bunda buat jadiin lo tour guide dihidupkan gue" ledeknya. Ahh masa iya aku ngeblushhh.. Malu-maluin banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealova
Romance"Elo masih juga nggak percaya kalo disini gue bakal bilang WILL YOU MARRY ME?" tanyanya dengan ekspresi penuh harap.