Arshila POV
Aku berjalan secara perlahan melewati setiap ruang kelas menuju papan pusat informasi alias madding yang sudah dipastikan akan selalu tiba - tiba sesak dan ramai dipenuhi oleh seluruh siswa setiap pergantian tahun ajaran baru, di Sekolah ini -Sekolah yang menerapkan tradisi pergantian kelas secara acak disetiap tahunnya-
Aku masih tidak menyangka, satu tahun bisa berjalan secepat itu.
Rasanya baru kemarin aku diterima di Sekolah yang katanya terfavorit di Kotaku ini. Rasanya baru kemarin, aku berlarian di lapangan itu dan mengikuti serangkaian ospek yang berhasil membuatku lemas sebadan - badan.
Rasanya baru kemarin, aku mendapati namaku tertera pada madding dengan kertas berlabel "10 IPA 1" yang menjadikanku sah sebagai salah satu siswi di Kelas itu.Kelas yang mempertemukanku dengan orang - orang unik, menginspirasi dan terkadang ouf of the box. Terus terang, aku benar - benar menikmati setiap rangkaian momen yang terjadi satu tahun lalu sebagai salah satu siswi di Kelas itu. Berada di tentah - tengah mereka yang hadir dengan berbagai perbedaan namun tetap sangat terasa hangat dan erat kebersamaanya yang kurasa hal itu akan menjadikan siapa saja penghuni kelas itu merasa nyaman - senyaman nyamannya,
termasuk aku.Sesampaiku disana, kudapati belasan bahkan puluhan lembar kertas pengumuman kelas baru yang menempel secara berjajar dan rapi pada madding sekolah. Setelah beberapa menit mencari, akhirnya aku menemukan tulisan "Arshila Anandita" diantara ribuan baris nama siswa lainnya pada kertas berlabelkan "XI IPA 2".
Aku menghela nafas sejenak, "Hmm it's okay. Kelas baru, suasana baru.
Semoga lebih baik, lebih asik dan tentunya lebih berkesan dari kelas tercinta gue sebelumnya, 10 IPA 1" batinku.Tiba - tiba..
terdengar suara teriakan nyaring yang berhasil membuatku sontak berbalik kebelakang, juga teriakan yang kini berhasil membuatku menjadi pusat perhatian dadakan diantara kerumunan siswa - siswi yang juga sedang sibuk memperhatikan daftar nama pada pengumuman kelas baru."ARSHILAAA!!" teriak seseorang yang kini langsung memelukku secara paksa.
'yailah itu anak'.
"GUE SATU KELAS SAMA LO LAGI!!" Lanjutnya seraya perlahan melepaskan pelukan yang membuat tanganku refleks menarik tangan seseorang pemilik teriakan khas itu menjauhi kerumunan.
"AW SHILAA" protesnya seraya melepaskan tarikan tanganku secara paksa, "SAKIT NIH, LU MAH AH".
"Keisya, lo tuh bisa ga sih kalau mau teriak - teriak liat situasi dulu?
Udah tau semua umat di sekolah ini kumpul di madding semua, mana lu manggil - manggil nama gue lagi""Hahahahaha" tawa nyaring khas dari seseorang yang bernama lengkap Keisya Almira itu dengan wajah tanpa dosa.
"Ya maaf. Abisnya gue seneng banget sih kita satu kelas lagi. Emang lu gak seneng, apa? Pokoknya di kelas baru ini lo harus jadi tablemate gue lagi, kembali menampung semuaaa curhatan, suara merdu, dan lagu - lagu ciptaan gue lagi. Okay?!" Lanjutnya.
Aku sedikit menyeringai melihat tingkah teman 'satu meja' semasa kelas 1 SMA, yang bawelnya tiada dua.
"Ya ayo lah, asal jangan ajarin gue yang aneh - aneh lagi"
"Maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin
Fiksi RemajaSetiap pagi ku selalu menunggu angin Datang membawa sapa Menanti embun yang berkaca dirimu Dara yang membawa sepucuk surat darimu Yaa,hari hari kulewati diwarnai olehmu Hingga tak ada lagi ruang yg tak berwarna Kau anginku,membawa sejuta udara Yang...