Oneshoot

7 0 0
                                    

nova menggertakan rahangnya tanda ia sangat kesal. bus ke arah kampusnya tidak ada yang lewat satu pun. ini sudah hampir setengah jam ia menunggu di halte bus ini.
di liriknya jam yang melingkar manis di tanganya untuk ke sekian kalinya.
"ahhh ini akan membuat ujian ku mendapat nilai rendah!!" ucap nova gusar.
nova mengernyitkan alis, tiba-tiba sebuah motor ninja biru metalic beehenti tepat dihadapannya. pengendara itu membuka kaca helm fullfacenya.
"apa kau butuh tumpangan anak muda?!" tanya si pria yang masih membuat nova mematung. ia tak mengenal pria ini. tapi ini seperti drama. tuhan menolongnya.
gugup nova menganggukan kepalanya.
"a-ah aku benar berterimakasih.." "cepatlah naik..". nova menuruti,perlahan naik dan motor itu pun melaju lumayan membuat nova yang baru pertama kali menaiki motor ninja mengeratkan pegangannya pada pinggang pria yang berada di depannya.
beberapa menit kemudian mereka sudah berada di gerbang kampus nova.
"te-terimakasih" ucap nova gugup. mata itu sangat memabukan.
nova melirik jam di tangannya "ahh gila ini akan membuat ku mati!" ucapnya. "sekali lagi terimakasih!" ucap nova dengan sedikit berlari. "jam berapa kau selesai?!" teriak pria itu. nova berhenti menoleh ke belakang. "pukul 2 nanti.." gera melanjutkan acara berlarinya yang sedikit tertunda.
"ahh syukurlah ini tidak membuat ku mati.." nova duduk dan memulai ujiannya.
jam menunjukan pukul dua siang. nova segera bersiap untuk pulang. gera mengingat-ngingat seperti mengenal motor biru itu. nova menghampiri pria yang masih mengenakan helmnya.
"apa yang kau lakukan di sini?!" tanya nova yang sudah berada di hadapan pria misterius ini. "hum.. mungkin kau butuh tumpangan untuk pulang?!" "a-apa?!" nova kaget dan bingung mendengar apa yang di katakan pria ini. tapi nadanya masih terdengar biasa. "naiklah.." nova hanya menuruti kata pria ini. mereka melaju bukan kearah rumah nova yang tadi di infokan. gera mengerutkan dahi mendapati mereka berada di depan sebuah resto.
nova melongo melihat pria tadi membuka helmnya.
"ge-gera?!" kaget nova. pria itu tersenyum mendengar namanya diucapkan.
nova masih tertunduk, "apa yang ingin kau pesan?" nova masih menunduk, ia sangat gugup. senior yang sangat ia kagumi di SMA dulu saat ini berhadapan dengannya dalam satu meja?. di dalam sebuah serto pula.
"apa kau aka terus begitu?!" nova dengan gugup mengangkat mukannya menatap gera. gera lagi-lagi tersenyum. 'arggghhh ini membuat ku gila..' batin nova.
karna tadi nova tak menjawab jadilah nova di pesankan oleh gera.
nova meraba kantong celananya, memeriksa apakah uangnya cukup atau tidak. "tenang aku yang akan membayarkan makanan mu!" nova menatap gera yang hanya kembali tersenyum. 'apa dia itu gila? bibirnya hanya terus tersenyum begitu!' batin nova. "makanlah jangan sungkan!" nova mengangguk dan memulai untuk makan.

kini mereka sudah berada di tepat didepan rumah nova. nova melirik jam di tangannya. pukul 4, mereka menghabiskan 2 jam di resto dan perjalanan. nova mulai tidak terlalu gugup. tapi, rasa yang dulu ia rasakan kembali.
"mana ponsel mu?" nova membuka tasnya dan memberikan ponselnya. 'cihh ku kira kau bemar benar baik.. tapi ponselku yang menjadi bayarannya!' batin nova.ia membalikan badannya akan berlalu. "mau kemana?!" nova berbalik. "gera nama kontakku di sana!" nova melongo, pikirannya salah.
nova mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya.
tiba-tiba tangannya di tarik. nova merasakan hangatnya, rasa yang pernah ia impikan dulu. gera mengusap pucuk kepala nova. nova memejamkan matanya. nyaman. ini sangat nyaman. "sudah.. masuklah!" nova masih dalam keadaan mematung.
gera sudah melaju dengan motor birunya. wajah nova memerah ,ia berjalan dengan pikiran yang masih dalam keadaan di langit ke tujuh. itu sangat nyaman.
di sisi lain gera tersenyum di atas motornya.

setelah mereka bertemu beberapa minggu lalu, mereka sangat dekarmt sekarang.
"apa nanti malam kau ada acara nova?!" "tidak.. sepertinya di rumah menyenangkan!" gera sudah sering menjemput atau mengantarkan nova untuk ke kampus. walau nova berkali kali menolak karna jantungnya akan berdetak lebih cepat dari biasanya.

"aku akan menjemputmu pukul 7!" ucap gera segera melajukan motornya. nova hanya melongo. dan masuk kedalam rumahnya.

benar, pukul 7 gera sudah berada di depan rumah nova. setelah berpamitan mereka melaju.
"kenapa kau mengajaku?" tanya nova bingung. gera tak menggubris pertanyaan pria berbadan kecil di belakang punggungnya itu. gera membawa nova ke taman bermain.
"kenapa kau mengajak ku kesini?!" saat mereka sudah mendapatkan tiket. lagi-lagi gera hanya tersenyum membuat yang melihatnya tak tahan dengan mantan bintang sekolah ini, termasuk nova.
nova yang masih bingung serta sebal hanya mengikuti apa yang gera akan lakukan. tangan nova di tarik,kemudian di genggam oleh gera. melihat itu. nova bingung dan gugup. darahnya berdesir. mukannya seperti tomat sekarang. memerah padam.
mereka berjalan beriringan. tangan gera tak melepaskan genggamannya di tangan nova.
nova melotot saat gera membawanya ke arah permainan biang lala yang membuatnya pasi.
"ap-apa kau gila?" tanya nova. gera menggeleng. petugas mulai mengunci biang lala yang mereka tumpangi. nova menggenggam erat tangan gera. mukanya yang tadi memerah kini berubah menjadi pucat pasi. gera yang melihat itu hanya terkekeh.
biang lala berhenti tepat saat mereka berada pada puncak. "buka matamu!" perlahan matanya di buka. nova mengedarkan padangannya terpesona.
"indah bukan?" nova mengangguk menyetujui. "ini kota saat malam hari? ini bemar benar indah..!" gera tersenyum memperhatikan tingkah nova yang menurutnya menggemaskan.
krek....
nova yang sedang asik memperhatikan kota saat malam. kini memeluk gera karna ketakutan. "tenanglah.. itu hanya suara mesin!" ucap gera menenangkan. tapi nova masih membendamkan mukannya didada gera yang bidang.
perlahan nova mulai melepas pelukan dan duduk di samping gera. "ma-maaf!" kepalanya menunduk. "aku akan melindungimu.." senyunnya "a-apa?" gugup nova "aku menyangangimu novandra putra!" nova masih dalam kedaan yang sama. darahnya mengalir hangat, jantungnya berdebar kencang, perutnya seolah olah banyak bunga bermekaran di sana.
gera mendekatkan mukannya kearah nova. wajahnya sudah seperti tomat busuk. saat sudah dekat. gera tertawa membuat nova yang semua terpejam membuka matanya.
nova memukul pelan dada bidang gera, gera masih terbahak. nova hanya kesal melihatnya.
"kau sangat lucu nova! ahaha!" "menyebalkan!" ucapnya. gera mulai berhenti tertawa. wajahnya menampilkan raut serius di sana.
"apa kau menerimaku?!" "menerima apa? kau ini!" "menerima rasa ku ini!" ucapnya menegaskan. nova memerah blushing. mengangguk untuk mengatakan ia.
tanpa permisi gera memeluk tubuh nova. nova membendamkan wajahnya.

'apakah ini mimpi? jika benar ini mimpi... jangan pernah membangunkanku.. ini sangat manis!' batin nova.

TAMAT.

DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang