Mulmed : Aura Anindya, si penggila K-pop yang cerewet namun baik hati.
**
Gessa mengekor di belakang Adit sejak tadi pulang sekolah. Cowok itu berjalan santai di depan Gessa dengan memasang raut andalannya. Beberapa cewek yang dulu selalu berbisik saat melihat Adit, sekarang hanya memandang Adit sebentar lalu kembali kepada kegiatan awalnya.
Mereka lebih tertarik membicarakan Kevin yang beberapa hari lagi mengikuti festival musik.
"Gue denger Adit juga ikut," bisik seorang cewek dengan tatapan serius pada teman-temannya.
Adit yang mendengar hal itu hanya mendengus sebal.
"Gue sih jagoin Kevin," sahut seseorang dengan nada pelan.
"Pastilah. Adit sekarang udah beda sama yang gue kenal dulu waktu SMP."
"Hm, dia dulu aktif di banyak bidang."
"Namanya juga kehidupan, kadang mekar kadang layu," balas cewek berkacamata. Ia masih was-was saat Adit baru saja melewatinya dengan wajah datar.
Tanpa mereka sadari, cowok itu mengepalkan tangannya di dalam saku celana. Berusaha meredamnya dengan kepalan tersebut.
"Dit," panggil Gessa pelan. Cewek itu sudah berjalan di sampingnya dengan mata sendu. Gessa tahu kalau Adit tersinggung dengan cibiran cewek-cewek tadi. "Nggak usah terlalu dipikirin," sambungnya.
Adit memandang Gessa sebentar sebelum tersenyum kecut. "Gue bukan seorang yang pemikir."
Gessa mengangguk mengerti lalu keadaan hening menyelimuti atmosfer di dekat mereka. Beberapa kali Gessa berdeham untuk sekedar menarik perhatian Adit. Namun cowok itu tetap tidak bergeming.
"Lo ngapain ngikutin gue?"
"Mau latihan buat minggu depan lah."
"Gue udah nggak niat," kata Adit sambil berlalu meninggalkan Gessa dengan wajah herannya.
"Kenapa?" tanya Gessa pelan.
Adit kembali menatap Gessa dengan gusar. "Gue latihan pun nggak akan ada hasilnya. Kevin bakal menang dari gue," jawab Adit.
"Kita bahkan belum mencoba, Dit." Gessa memasang senyum kecutnya.
Ia tahu cepat atau lambat Adit akan mengalah dari Kevin. Karena Aditnya, bukan orang yang begitu ambisius untuk mendapatkan sesuatu.
Aditnya? Pemikiran macam apa itu!
Gessa mengubah ekspresi sedihnya menjadi raut geli. "Aku bantu kok. Kalau perlu nanti kita nyanyi bareng atau kamu main musik aku yang nyanyi," usul Gessa bersemangat.
"Mending gue tampil sendiri. Suara lo nggak beda jauh sama kucing melahirkan," ejek Adit dengan wajah acuh.
"Jangan salah ya, aku pernah menang di kontes menyanyi, tau."
Adit hanya terkekeh dengan nada meremehkan. Cowok itu bahkan tak menoleh Gessa sama sekali. Ia tetap berjalan menuju parkiran sekolah.
Tanpa sepengetahuan Adit, Gessa segera menarik tangan cowok itu. Dan menyeretnya menuju ruang musik yang ada di lantai dua. Meskipun sempat kesusahan saat membujuk Adit yang keras dalam pendiriannya, Gessa akhirnya sampai di depan pintu ruang musik.
Gessa membuka pintunya dengan kaki sebelah kanan. Kedua tangannya mencekal erat pergelangan milik Adit.
"Gue nggak mau," kata Adit.
"Harus mau. Gilang sama Redo siap bantuin kok. Tenang aja," sahut Gessa dengan cengiran lebarnya.
Adit menghela nafas berat. Cowok itu akhirnya menuruti kemauan Gessa dengan terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Has Taken || #wattys2018
Dla nastolatkówHighest Rank #158 "Dasar Jones." "Kamu juga belum pacaran." "Kalau gue emang dasarnya pengen single. Single itu prinsip kalau jomblo itu nasib, sama kaya lo." Gessa Askara, siswi yang paling anti buku terpaksa masuk ekskul Perpuswork karena menghind...