Seorang gadis mungil sedang tergesa-gesa sambil membawa tentengan belanjaan yang banyak. Ia baru keluar dari sebuah butik yang terkenal. Sambil menuju ke parkiran. Prilly menundukkan kepalanya karna sedang mencari-cari kunci mobilnya yang berada di tas.
'Bruuuk'
Prilly menabrak seorang pria. Ia jatuh, pantat Prilly terhenyak kebawah. Semua belanjaan berhambur dan berserakan di parkiran. Wajah Prilly memerah. Prilly marah dan kesel. Ia sangat terburu-buru untuk mempersiapkan diri untuk pergi ke acara temannya. Namun seorang Pria menabraknya.
"Lo! Lo kalo jalan tu pakai mata!" Geram Prilly kepada Pria tersebut
"Sejak kapan jalan pakai mata? Bukankah jalan pakai kaki?"Ali bertanya-tanya dalam hati.
Prilly terpesona dengan pria itu. Dia sangat tampan. sangat tampan! dengan bulu matanya yang melentik. hidung nya yang mancung, bibir nya yang tipis nan merah jambu. Siapa pun yang melihat nya pasti tergila-gila. Tapi hey! Kenapa dia memakai baju yang kumuh dan kenapa dia membawa sebuah ukulele.
"sangat disayangkan."cibir Prilly dalam hati.
"Maaf Mbak. Saya gak sengaja."
Ucap Ali yang merasa bersalah."Maaf, maaf. lo kira dengan permintaan maaf lo itu. bisa ngebantu gue!" Geram Prilly lagi.
"Bukan kah dia yang menabrak ku duluan." batin Ali.
Ali segera mengulurkan tangannya untuk membantu Prilly. Namun di tangkis oleh Prilly.
"Gak usah! Tangan lo banyak bakteri. Nanti tangan gue bisa gatal-gatal." ucap Prilly sambil berdiri sendiri.
"Astagfirullah." batin Ali.
"InsyaAllah. Tangan saya, gak seperti apa yang Mbak bilang." Ucap Ali dengan tulus. Seraya tersenyum dan terlihat lah lesungan di pipinya.
"Mbak, Mbak. lo kira gue penjual jamu apa!" Geram Prilly lagi terhadap Ali.
"Serbasalah" batin Ali.
"Terus nama kamu siapa?" Tanya Ali kepada Prilly.
"Jangan sok akrap deh lo!" Ketus Prilly.
"Salah lagi"
Lalu segera Prilly mengemas belanjaan nya yang berserakan di parkiran. Dan segera masuk ke dalam mobil.
'Tit...tit..tit...'
Prilly mengklason Ali yang masih berdiri di depan mobilnya. Ali segera beranjak dari hadapan mobil Prilly.
Senyuman terukir di wajah Ali. Ali memang suka tersenyum. Mungkin tersenyum merupakan salah satu hobinya. Walaupun Ali sering disakiti. tapi Ali membalasnya dengan senyuman. Senyuman yang tak pernah seorang pun melakukannya ketika disakiti.
☆☆☆NDC☆☆☆
Prilly menghempaskan badan nya di kasur. Kepala nya ia sembunyikan dibantal gulingnya. Ia sangat lelah. Sangat lelah! Prilly terlelap. Selang beberapa menit, Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Prilly.
"Masuk."ucap Prilly.
'Ceklek'
Tampak seorang gadis membuka pintu kamar Prilly. Ranaya. Seorang sahabat Prilly sejak kecil. Ranaya memakai gaun yang sangat indah. Ia menuju ke kasur Prilly dan menepuk bahu Prilly pelan.
"Prill. lo belum beres-beres? Bentar lagi acaranya di mulai" ucap Ranaya dengan lembut.
Seketika Prilly mengeluarkan kepalanya dari bantal guling. Bagaimana bisa Prilly lupa kalau dia ada acara.
"Kenapa lo baru bilang sekarang Naya?" Tanya Prily kesal.
"Lah, gue baru datang." Jawab Ranaya.
Segera Prilly beranjak dari kasurnya. Menuju kamar mandi. Langkah Prilly terhenti di ambang pintu kamar mandi. Prily melihat ke arah Ranaya yang duduk manis di kasur Prilly.
"Why?" Tanya Ranaya kepada Prilly.
Prilly berjalan menuju ke arah Ranaya. Prilly kagum dengan sahabat nya. Ranaya tidak seperti Ranaya yang biasa dia lihat di sekolah. Ranaya yang biasa dilihat nya berubah. sangat berubah! Sekarang tampilan Ranaya seperti Sang Putri Kerajaan. Tidak ada lagi Ranaya yang bergaya seperti cowok. Ya. Ranaya seorang gadis tomboy.
"Wait...wait. ada angin apa Lo? Tumben mau dandan?" Tanya Prilly heran kepada
Ranaya."Emang gak boleh?" Ucap Ranaya jutek.
"Santai buk. Gue nanya baek-baek juga. Pasti lo mau cari perhatian Alvin kan?" Tebak Prilly.
"Udah-udah. mendingan lo cepet mandi deh. nanti kita telat Prill." Ranaya. Mengalihkan pembicaraan.
"Iya-iya. Nih mau mandi juga." segera Prilly menuju kamar mandi.
Terukir sebuah senyuman di wajah Ranaya.
"Cie..cie.. udah gila. Senyum-senyum sendiri." kepala Prilly muncul dari pintu kamar mandi. Dan mengejutkan Ranaya.
"Mandi gak lo! Gue timpuk lo pakai bantal nih." Ranaya segera mengambil bantal. Ancang-ancang untuk melemparkan bantal itu kepada Prilly. Namun segera Prilly menutup Pintu kamar mandi. Terdengar Prilly sedang tertawa puas di kamar mandi.
☆☆☆NDC☆☆☆
Prilly memakai gaun yang berwarna pink terdapat pita kecil di pinggang rampingnya. masuk ke dalam cafe yang diikuti Ranaya dari belakang. Acaranya memang di cafe. Cafe ini sudah di hias sedimikian rupa. Terdapat banyak balon di dinding cafe.
"Hai putri." Sapa Prilly berbarengan dengan Ranaya. Sambil memeluk putri, bergantian.
"Kok kalian telat sih? Acara pemotongan kue nya udah selesai." Tanya putri dengan memanyunkan bibir nya cemberut.
"Maaf put. Tadi Prilly nya yang kelamaan" jawab Ranaya.
Prilly hanya cengengesan.
"Maaf, put. Tadi gue ketiduran." Prilly meminta maaf kepada Putri.
Putri tidak bergeming. Hanya diam sambil memanyunkan bibirnya. Lalu Prilly memeluk nya lagi. Selang beberapa detik kemudian, putri membalas pelukan Prilly.
"Tapi ada syaratnya." tawar Putri kepada Prilly.
"Apapun itu demi sahabat gue tercinta yang lagi ulang tahun" jawab Prilly sambil tersenyum gemas.
"Lo nyanyi ya?" Tanya putri
"Gue setuju tu put. Nyanyi prill." Dukung Ranaya dengan permintaan putri.
"Tapi..."jawab Prilly bingung.
"Lo takut Prill? Kami disini buat lo kok. Lo harus hilangin ketakutan lo itu. Suara lo tu bagus Prill, Ayolah." Ucap Ranaya. Berusaha membantu putri menyuruh Prilly menyanyi. Prilly sebenarnya trauma bernyanyi di tempat umum.
"Ya udah deh, Kalo lo gak mau Prill." Ucap Putri kecewa. Putri ingin pergi namun dicegah oleh Prilly. Lalu Prilly mengangguk.
Segera Putri berhambur memeluk Prilly.
"Duet aja prill."saran Putri. membisikkan tepat di telinga Prilly.
"Supaya takut lo berkurang." lanjut Putri. Putri memang sahabat Prilly yang pengertian. Walaupun Ranaya juga perhatian kepada Prilly. Tapi perhatian Putri lebih dari pada Perhatian Ranaya.
Prilly mengangguk di bahu Putri. Dan melepaskan pelukannya.
"Lo pasti bisa Prill." Ucap Ranaya. Memberi semangat.
"Maju aja Prill, disana ada penyanyi cafenya kok." Ujar Putri.
"Degg"
"Jadi gue gak duet sama putri?" Prilly menelan ludahnya payah.Prilly maju kedepan dan naik ke atas panggung yang sederhana. Semua mata tamu tertuju kepada Prilly. Prilly mengangkat gaun nya yang kesusahan naik ke atas panggung. Seseorang mengulurkan Tangannya kepada Prilly. Prilly menenggadah ke atas dan melihat seorang Pria yang tersenyum manis kepadanya, Prilly menerimanya. Tidak menolak uluran itu seperti siang tadi.
BERSAMBUNG.............
23-04-17 (minggu)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada Cinta
Fanfiction"Cintaku, tidak akan pernah berubah. Seperti nada lagu." Muhammad Aliansyah. "Gue gak peduli! Gue gak akan cinta sama lo! Walupun suatu saat, lo stok pria terakhir di dunia." Agnesia Prillyana Latuconsina. "Jangan ngarep deh lo! Lo gak akan bisa da...