"Cuaca disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kelembaban udara, angin, awan, tekanan udara, suhu udara, dan curah hujan." Seorang wanita tua berambut pendek, berjalan mondar mandir di depan kelas, sambil menjelaskan materi kebumian di layar proyektor.
Hampir semua murid di
kelas tersebut, memainkan jarinya di atas buku tulis. Menyimak materi dan mencatatnya dengan rapi. Ujian akhir semester tinggal dihitung dengan jari. Tentu saja mereka menyiapkannya secara matang, kecuali untuk seorang lelaki yang duduk di pojok belakang.Ujian sama sekali tidak dipedulikan olehnya. Ia justru meletakkan kepalanya di atas meja, dan terlelap tanpa takut mendapat teguran dari Heo sonsaenyim, guru tersadis di Danwon high school.
"JEON JUNGKOOK!" Lelaki yang dipanggil Jungkook tersentak. Matanya yang masih 5 watt terbuka, ketika sebuah suara gebrakan meja terngiang di telinganya.
"Apa kau tidak peduli dengan nilaimu, huh?!" bentak Heo seonsaengnyim, namun Jungkook tak menggubrisnya. "Nilai ujian matematikamu kemarin, hanya mampu mendapat 45. Dan sekarang kau masih mau santai?!" teriak Heo seonsaengnyim dengan wajah yang merah. Dadanya naik turun menghadapi Jungkook yang sulit diatur.
"Maafkan aku, Heo seonsaengnyim," Daripada mendapat masalah lebih besar, Jungkook memutuskan mengeluarkan sebuah buku, lalu meminjam pulpen kepada teman sebangkunya.
Ia heran kenapa pulpen yang baru ia beli, sudah hilang dalam kedipan mata. Padahal, kalau dipikir-pikir harga satu pulpen tidak sebanding dengan harga ponsel. Tapi kenapa banyak yang mencurinya, ya?
"Jika sekali lagi kau tidur di kelas, maka aku tak segan memberi nilai nol untuk ujianmu," ancam guru Heo, sebelum ia kembali melanjutkan materi kebumiannya. Ia berjalan dengan tegas menuju meja guru.
"Dasar bodoh! kenapa kau selalu saja membuat masalah?" Seorang gadis di samping Jungkook, memukul kepala anak itu, lantaran jengah dengan kelakuan Jungkook yang tidak dewasa. Selama tiga tahun ia sebangku dengan Jungkook, tak ada satupun kelakuannya yang patut diacungi jempol. Kerjaannya hanya tidur, tidur, dan tidur.
"Wae? seharusnya guru Heo berterima kasih padaku, karena tanpa murid nakal sepertiku, ia tidak punya pekerjaan selain mengajar," ucap Jungkook membela diri, sambil menaikkan kerah bajunya dengan gaya yang keren.
Teman sebangku Jungkook memutar bola matanya. Ia kembali memperhatikan guru Heo yang sedang mengajar, ketimbang berfokus dengan Jungkook yang tidak waras.
Kring, Kring, Kring
Bel sekolah berbunyi nyaring. Pertanda kalau waktu belajar di sekolah sudah berakhir. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh semua murid, termasuk Jeon Jungkook.
Jika ditanya lagu apa yang enak selain lagu G Dragon, maka Jungkook akan menjawab
Bel Pulang sekolah
"Baiklah anak-anak, kita akhiri pelajaran kita hari ini." Guru Heo menghentikan aktivitas mengajarnya, mematikan layar proyektor, lalu menyimpan buku tebalnya ke dalam tas.
" Oh iya, sekolah akan mengadakan studi tur ke pulau jeju minggu depan. Kim Seok Jin, jangan lupa bagikan formulirnya ke teman-temanmu," Lanjut guru Heo seraya menujuk Kim Seok Jin selaku ketua kelas 12-3. Seok Jin mengangguk, dan bergegas membagikan formulir pendaftaraan studi tur kepada teman-temannya.
Mata Jungkook berbinar-binar, saat menatap lembaran formulir pendaftaraan studi tur ke pulau jeju. Bibir mungilnya tersenyum membayangkan dirinya berada di pulau yang paling terkenal di Korea Selatan itu.
"Apa kau akan mengikuti studi tur tahun ini? setahuku, tahun kemarin kau tidak ikut lantaran kakakmu tidak mengizinkannya," senyuman Jungkook seketika sirna , ketika teman sebangkunya memberikan pertanyaan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Tragedy
FanfictionJungkook ingin bebas. Termasuk mengikuti studi tur di sekolahnya. Dia akan dibawa berkeliling Jeju melalui kapal pesiar. Tentu Jungkook sangat senang dan ingin bergabung. Kesenangannya makin besar karena kakaknya yang cerewet tidak mengikutinya. Ta...