My Life With You

20

"Terkadang cinta itu tak mengerti dimana seharusnya ia berada, saat tak ada cinta, cinta itu datang. Saat cinta mulai tumbuh, dia pergi dengan sejuta harapan untuk membuatku menyesal."

***

Ps : Tenang ini bukan konten dewasa kok ;)

***

Rayhan's POV

"Kok gak diangkat sih!"

"Cha, angkat dong!" ucap gue cemas.

"Udah semelaman telpon gue gak diangkat, gue chat juga satupun gaada yang dibales, apa gue ke rumahnya aja kali ya," pikir gue. Tanpa pikir panjang gue langsung memanaskan mesin mobil gue sebelum gue pake ke rumah Icha.

Tok! Tok! Tok!

"Eh Icha!" seru gue. Gue kaget ternyata Tichania udah ada di depan rumah gue.

"Baru aja aku mau ke rumah kamu," kata gue.

"Aku mau bicara sama Kakak," ucapnya.

"Ya udah yuk masuk, kita ngobrolnya didalem aja," balas gue menyuruhnya masuk.

Tichania menggeleng, "Disini aja, lagian sebentar doang kok."

"Oh, yaudah duduk sini dulu," gue mempersilahkannya untuk duduk di kursi yang ada di depan rumah gue.

"Kak.."

"Iya kenapa?" tanya gue.

"Aku mau bilang k-kalau.." Tichania memejamkan matanya.

"Kalau?"

"Kalau mmh..sebaiknya kakak gak usah hubungi aku lagi." setelah mengatakan itu, Tichania langsung pergi.

"Tapi-"
"Icha..kamu mau kemana!!" gue teriak memanggilnya.

Gue langsung mengejarnya.

Author's POV

"Kalau mmh..sebaiknya kakak gak usah hubungi aku lagi." setelah mengatakan itu, Tichania langsung pergi dari rumah Ray.

Tichania berlari,
"Icha..kamu mau kemana!!" Teriak Ray memanggil Tichania.

Tichania terus berlari menghiraukan teriakan Ray, ia berlari tanpa tahu tujuan. Ia bergantung pada sejauh mana kakinya melangkah.

Semoga saja Tichania tidak menyesal dengan apa yang ia katakan kepada Ray dan tindakan yang ia lakukan baru saja.

Tiba-tiba saja di depannya terdapat segerombolan preman yang tak ia kenal.

"Cantik..sendirian aja nih, mau abang temenin nggak," ucap preman itu.

Tichania ketakutan.

"Kok takut sih sayang, kita ini orang baik-baik, jangan takut gitu dong!" ujar preman itu lagi.