BAGIAN 1 : PERTEMUAN PERTAMA

3.2K 116 0
                                    

Hari ini adalah hari yang dinanti - nantikan oleh seluruh murid baru SMA Kencana 3, sebuah sekolah yayasan favorit di kota Jakarta yang dikelola langsung oleh keluarga Kencana. Kenapa hari ini menjadi momen yang dinantikan mereka? Karena mulai hari ini, detik ini juga mereka sudah terbebas dari masa - masa paling buruk, yaitu orientasi. Dimana mereka harus melaku kan apa yang senior perintahkan dengan segala perintah yang tidak masuk akal. Misalnya saja mereka akan diberi teka – teki makanan apa yang harus mereka bawa keesokan harinya, selain harus berfikir logis nan kreatif mereka yang salah atau bahkan tidak membawa makanan akan diberi hukuman.

Salah satu siswa baru yang sering diberi hukuman adalah Thalia Cyntia Kencana, anak pengurus Yayasan sekaligus cucu pemilik Yayasan. Selain tidak pernah membawa makanan yang diperintahkan, terlambat adalah kebiasaan yang selalu dia laku kan saat masa orientasi. Dia gadis yang tidak kenal takut, bahkan dia akan melawan senior yang dengan semena – mena menyalahgunakan kekuasaan untuk kepuasan diri mereka sendiri. Dia akan maju paling depan untuk membela siswa baru yang dihukum dengan cara tidak masuk akal tentu dengan ancaman akan mengadukan kelaku an senior tersebut pada keluarganya.

Thalia tahu tidak seharusnya dia mempergunakan kekuasaannya untuk mengancam, tetapi jika dia tetap diam maka senior tersebut akan semena – mena. Thalia tidak tahu jika di sekolah milik keluarganya itu masih menerapkan sistem orientasi pada siswa baru. Bukankah orientasi sudah tidak diperbolehkan oleh Menteri Pendidikan karena bisa menjadi salah satu tindak bullying? Entahlah Thalia tidak peduli yang penting untuk saat ini dia sudah terbebas dari kesengsaraan yang tiada ujungnya itu.

Kini dia bisa berjalan dengan langkah ceria menuju mading tanpa perlu terintimidasi oleh para senior yang selalu menatapnya dengan tampang garang, mengerikan. Kedua tangannya sengaja ia masukkan ke dalam saku hoodie berwarna putih dengan gambar kucing pada bagian tengah. Telinganya terpasang headphone, kemudian bibirnya bergerak mengikuti alunan musik yang sedang dia dengarkan.

Langkahnya semakin lebar ketika dia melihat seorang perempuan berperawakan jangkung ramping serta memiliki rambut pirang dengan wajah sedingin es sedang berjalan dengan handphone di tangannya.

"Yuri!!!!" perempuan yang sedang sibuk dengan ponselnya itu akhirnya teralihkan pandangannya lantas mengedarkannya untuk mencari arah sumber suara yang baru saja memanggil namanya.

Perempuan yang dipanggil Yuri akhirnya menyimpan ponsel itu ke dalam saku roknya yang sedikit ketat, iapun menunggu cewek yang tadi memanggil namanya untuk menghampirinya.

"Kamu udah liat kelas kamu dimana?" Tanya perempuan yang tadi berteriak memanggil nama Yuri alias Thalia setelah mereka berjalan beriringan. Sedangkan yang ditanya malah mengedikan bahu acuh.

"Tadi pagi aku udah ke sana. Tapi masih penuh. Males. Jadi baru mau sekarang." Katanya.

Thalia menganggukan kepala paham, "Yaudah sekalian, yuk?" Ajak Thalia sebelum akhirnya mereka melanjutkan langkah menuju mading yang terletak dekat perpustakaan di lantai 1 dengan keheningan yang menyelimuti perjalanan mereka.

"Wow! Kita sekelas!" Pekik Thalia gembira. Dia melepas headphone yang tadinya menutupi kedua telinganya lalu menyampirkan headphone itu pada lehernya yang jenjang dan putih.

"X-2" tiba – tiba suara bass bergumam di samping tubuh Thalia membuat perhatiannya teralihkan. Dia terpaku melihat laki – laki itu. Laki – laki dengan sorot mata tajam serta suara bass yang mengalun lembut ditelinga Thalia, rahang yang kokoh, tampang cool, dan terlihat dingin tidak tersentuh. Terbukti setelah dia melihat mading dan memastikan dikelas mana dia berada, dia langsung melengos tanpa menyadari bahwa sejak sedari tadi banyak orang yang terkagum - kagum oleh ketampanannya, tidak sedikit yang memperhatikannya secara terang-terangan termasuk... Thalia.

So Far Away ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang