Chapter 3 - Penghuni Toilet

148 10 1
                                    


"Kau merasakannya?"

.

Hah apa? Aku menolehkan kepalaku kekanan dan kekiri.. Ini benar-benar membingungkan, tepat ditelingaku. Suaranya sangat lembut tapi mengerikan. Okay Lena kau mungkin masih mengantuk. Itu hanya imajinasimu saja. Tenang Lena sayang, tenang....

"Kau tau Lena, ini nyata."

Aku membalikan badanku dan tetap tidak melihat siapa-siapa. Aku pun segera berlari menuju sekolah, jujur aku ketakutan. Lari Lena lari, aku tidak tahan dengan keadaan ini. Aku sangatlah penakut dengan hal-hal seperti ini.

"Akhirnya sampai hahh haah.." Sangat melelahkan, tapi beruntung aku sudah tiba dihalaman sekolah, terlihat beberapa manusia sedang berjalan kesana kemari tanpa memperdulikan kehadiranku. Kecuali para pria yang menatapku genit.

Menggelikan...

Baiklah apa tujuanmu selanjutnya Lena? Grace ya.. aku segera menuju ke kelas dan menemukan Grace sedang memainkan ponselnya. Ia terlihat sangat serius, tapi daridulu Grace memang begitu jika sedang bermain ponsel. Aku lantas menghampirinya dan menepuk bahu sahabatku itu.

"Ah Lena kau cepat sekali dan terlihat kelelahan. Ada apa kawan? Kau berlari? Kan sudah aku bilang para guru sedang rapat kenapa kau begitu terburu-buru?"

Aku menarik nafas panjang, dia sangatlah cerewet. Ingin sekali aku mengabaikan pertanyaanya tapi itu akan mengundang malapetaka.

"Lena, mungkin kau butuh minum." Ah Grace kau peka sekali. Aku langsung menyambar botol minumnya dan menegak air mineral itu.

"Hah segar sekali... Terima kasih."

"Ahaha sekarang ceritakan ada apa? Kenapa kau berlari?"

"Tidak apa-apa aku hanya dikerjar seekor anjing tadi hahaha."

"Benarkah? Kau tidak berbohong kan Len?"

Aku hanya tertawa sambil mengangguk-anggukan kepalaku. Oh Grace maafkan sahabatmu ini. Dan kami pun duduk berdua berbicara ngalor-ngidul tentang gosip terbaru. Aku tau apa yang kalian fikirkan, tapi ini wajar bukan? Aku seorang wanita apa salahnya bergosip.

Cukup lama kami bergosip ria, dan jujur saja selama bergosip itu aku masih memikirkanya. Aku sangat bingung kawan? Apa yang baru saja menimpaku tadi malam dan pagi ini, suara siapa itu? Kenapa tiba-tiba ada tato tidak jelas yang tercetak di bahu milikku ini. Ada yang bisa menjelaskan, aku akan membayar berapapun itu jika salah satu dari kalian bisa menjelaskannya.

"Lena, kau melamun? Jujur kau sangat aneh sejak datang tadi, ada apa kawan?"

Aku pun tersadar dan langsung menatap sahabatku itu, ia terlihat sangat... khawatir. Mungkin lebih baik jika aku memberitahunya, itu bisa mengurangkan bebanku mungkin.

"Grace sebena-"

"Jangan beritahu dia.."

Aku terdiam untuk beberapa saat, suara itu...suara wanita tapi sangat berbeda dengan suara saat pagi tadi. Dan aku merasa.. pernah mendengarnya.

"Lena?" Aku menarik nafas panjang, aku mengurungkan niatku untuk memberitahu Grace tentang apa yang terjadi pagi tadi. Dan sekarang aku harus mencari alasan untuk menghilangkan kecurigaan Grace. Tapi apa?

"Kau tak apa? Kau terlihat berkeringat dan aneh. Apa kau sakit?"

"Aku pikir aku menahan sesuatu...." Baik mungkin ini alasan terbaik!

"Menahan katamu?"

"Aku harus buang air besar." Alasan yang sangat tolol, kau pintar sekali Lena.

PLAK!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AloerthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang