Chapter 10: Siapa Aku?

1.1K 137 38
                                    

Lelaki yang Jin temui adalah Jungkook, sang sahabat karib. Meski senyum cerah ceria Jungkook beri, Jin tak tersenyum balik, wajahnya begitu serius.

"Kenapa kau begitu serius? Apa kau marah padaku?" tanya Jungkook melengkungkan bibirnya ke atas tampak menggemaskan.

"Entah, yang pasti aku ingin mengajakmu berbincang mengenai suatu hal..." balas Jin sedingin es.

"Apa itu?"
"Mengenai Sehun..."

"Apa yang terjadi pada Sehun? Dan apa hubungannya denganku?" tingkahnya bagaikan manusia tanpa dosa, senyum masih terpampang di wajahnya.

"Bukan aku menuduhmu, tapi ini berdasarkan informasi yang kudapat... Apa benar kau waktu itu melukai Sehun dan mengancamnya?" Jin bertanya tanpa aba-aba, langsung to the point.

"Untuk apa aku melukai Sehun? Jahat sekali!" ekspresinya seolah tak percaya.

"Benar kau tidak melukai Sehun?"

"Benar! Orang macam apa yang berani menghabisi teman sendiri!" Jungkook ikut kesal perihal tersebut.

"Lalu apa ini?"

Dari saku celana, Jin keluarkan sebuah ponsel. Bukan ponsel miliknya, melainkan milik Sehun.

"Sehun sendirilah yang merekam ini..."

Suara pukulan keras terdengar nyaring dari speaker ponsel. Jeritan rasa sakit yang memekakkan telinga tiada hentinya beralun. Banyak suara lain yang terdengar dan menunjukkan kekerasan yang tiada akhir.

"Awas kau jika berani membeberkan semua kesalahan ayahku pada publik! Aku tak akan sungkan-sungkan merobek bibirmu hingga ke telinga!" ancam seseorang yang suaranya begitu familier.

"Itu suara siapa? Aku tidak kenal" tanya Jungkook menuangkan mimik bingung di wajah.

"Mana mungkin kau tak mengenal suaramu sendiri..." timpal Jin menarik bibir sebelah kanannya agak ke samping.

Alunan bel menyeruak dari pintu yang terbuka lebar. Kegiatan belajar-mengajar dimulai.

"Sudah masuk, aku pergi ke kelas duluan!" pamit Jungkook lekas mengambil langkah.

Mulut Jin bungkam, tak ada usaha untuk menghalangi atau membatalkan kepergiannya. Senyum misterius kembali tersirat di wajah Jin. Derit pintu tertangkap telinga setelah Jungkook menutup pintu sedikit.

"Silahkan saja, tapi aku tak akan begitu saja melepaskanmu..."

Di sisi lain Jimin berada di situasi bahaya. Ponsel kepala sekolah telah tersambung ke polisi. Jimin yang tak berdaya hanya bisa pasrah dan memanjatkan do'a. Kata hendak terucap dari bibir pak kepala sekolah, namun seseorang memotongnya dengan ketidaksopanan.

"Maaf ya, pak! Saya pinjam dulu!" kata seorang gadis berkucir dua yang berseragam lusuh mengambil ponsel tersebut tanpa izin terlebih dahulu.

"Kau ini tidak sopan, ya!" tegur kepala sekolah yang mulai naik darah.

Ponsel akan ia raih, namun si gadis sengaja menambahkan jarak antara ponsel dengan si pemilik.

"Saya panggil orang tuamu nanti!" ancaman diluncurkan, tapi si gadis tak goyah sama sekali.

Tangan si gadis nakal, terus menjauhkan ponsel tersebut. Sang kepala sekolah gagal menggapai ponselnya, tangan anak itu menjadi sasaran. Bagaikan menangkap angin, ada tapi tak dapat digenggam. Tangan si gadis tak dapat dipegang atau disentuh, ya, layaknya angin. Betapa terkejutnya, semua kata tertahan di bibir, ia seolah bisu. Engsel rahang bawahnya hampir lepas. Untung ia tak mengalami serangan jantung mendadak.

Rusty Knife (Sequel Of School's Bell)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang