Prolog

49.4K 1.6K 22
                                    

Andara menaikan rok abu-abu nya hingga sepuluh centi di atas lutut, ia kemudian menggulung lengan seragamnya agar terlihat lebih pendek. kemudian ia membenarkan kancing kemeja seragamnya yang sempat terbuka, membuat beberapa teman-teman cowoknya menatapnya penuh minat. Andara cuek seolah tidak perduli dengan apa yang dilihat oleh teman-temannya. Ia kemudian berdiri di depan barisan, entah kenapa dirinya selalu ingin berdiri di depan saat akan berbaris saat upacara.

Andara selalu ingin terlihat menonjol di bandingkan teman-temannya yang lain. Dua puluh menit kemudian upacara bendera telah berakhir, mereka semua seperti biasa berbaris dengan rapih. Barisannya yang rapih yang akan pertama masuk ke kelas, di depannya terlihat wajah kaku Pak Adrian yang sedang menatap barisan anak kelas tiga.

Tiba-tiba saja Adrian berdiri didepan Andara dengan wajah dingin. Guru tampan itu memandang rok Andara yang terlalu pendek, Adrian berjongkok lalu mengeluarkan sebuah meteran kain, walaupun dirinya tahu rok itu sudahpendek tapi tetap saja ia harus mengukurnya.

"Sepuluh centi di atas lutut, Andara." Tanya nya dingin, wajahnya semakin kaku ketika berdiri menatap Andara.

"Ah astaga, apa rokku terlalu panjang? Kalau begitu, setelah pulang sekolah saya akan memotongnya kembali, dengan ukuran dua puluh centi meter diatas lutut." Balasnya dengan senyum bahagia, berbeda dengan Adrian.Wajah pria itu sudah mengeras menahan amarah.

"Ikut keruanganku." Adrian lalu berbalik, membubarkan anak kelas tiga yang masih berbaris.

"Dengan senang hati." Balasnya dengan senyum menggoda.

The Hottest Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang