Chapter 6

189 17 0
                                    

Disaat yang sama guru yang mengajar Bhs.Inggris datang kekelasku dan memulai pelajaran. Waktu serasa sangat cepat, skarang waktunya istirahat. Saat para murid mendengar bel keluar mereka langsung keluar kelas, sementara aku masih dikelas membersihkan bukuku. Disaat itu guru Bhs.Inggrisku menghampiriku.

"Wulan? Kenapa kamu tidak keluar?"
"Iya Mister, saya diam dikelas saja. Saya tidak ingin keluar kelas"
"Oh.. begitu, Mister duluan ya?"
"Iya Mister"

"Halo Mr.Sam?!"
"Halo Mr.Arjun"

"Eh....?Mr.Arjun?"pikirku, aku berpikir jika Mas Arjun ada didepan pintu kelasku dan ternyata memang benar.

"Dek? Gak keluar istirahat?"
"Eh...gak Mas, Adek diem disini aja"
"Tapi Adek bisa sakit kalo gak makan"
"Adek udah makan kok Mas, jangan hawatir"
"Oh gitu baguslah, oh ya Dek temen Adek yang mau pukul Adek tadi....siapa namanya?"
"Namanya Siska"
"Siska?! Dari namanya udah ketebak sifatnya gimana"
"Mas...pisikolog? Bisa nebak sifat orang?"
"Itu bukan tebakan tapi kenyataan, oh ya tadi Adek nanya apa?"
"Mas dulu pisikolog?"
"Sebenarnya Mas dulu itu polisi, tapi gak didukung sama bundanya Mas, langsung deh Mas jadi dokter mumpung udah jadi cita-cita, skarang Mas pengen mengajar para murid makanya Mas jadi guru"
"Oh gitu, kayak gimana kesan Mas waktu pertama masuk sini?"
"Indah Dek, karna Adek nabrak Mas waktu itu Mas jadi tau siapa yang sebenarnya Mas incar dari dulu"
"Incar?"
"Iya, Adek gak ngertikan?"
"Enggak Mas"
"Baguslah kalo kamu gak ngerti"

Disaat yang sama aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.

"Mas..? Maaf lancang apa maksut Mas hadiah waktu itu?"
"Hm....oh..itu...ya?, aduh Dek bisa tolongin Mas diruangan Mas gak, ada barang yang harus dibawa kelaboratorium?"
"Oh... iya Mas boleh kok, tunggu Adek beresin ini lagi sedikit"

Akhirnya aku bisa menanyakan hal itu secara langsung padanya, tapi malah gak dijawab disuruh bantuin dulu. Ah... gak apa yang penting aku tau apa maksut perkataan Mas Arjun.

Saat aku selesai membereskan mejaku, aku langsung mengikuti Mas Arjun keruangannya, entah disuruh bantu bawakan barang apa aku tidak tau.

Disaat aku sampai diluar ruangannya, memang aku masih ingat dengan ruangan ini. Dulu ruangan ini milik Pak Siva guru medisku yang dulu tapi dia skarang sudah tua lalu pensiun, entah bagaimana dalamnya skarang.

Disaat aku didalam ruangan aku sangat kagum, karena ruangannya tertata rapi dengan buku,iseklopedia,globe, dan juga vas bunga. Disaat yang sama aku bertanya kepada Mas Arjun.

"Mas mana barang yang harus dibawa?"
"Hm....tunggu sebentar Mas mau kemeja kerja sebentar, Adek diem aja dulu ya, jangan kemana-mana"
"Ok Mas"

Aku mengikuti saja apa yang dikatakan Mas Arjun padaku. Disaat Mas Arjun duduk dimeja kerjanya ia meminta bantuan padaku untuk dibuatkan teh hangat. Memang diruangan itu ada dapur , karena ruangan guru medis adalah ruangan yang paling luas karena terkadang disana tempat para murid untuk diobati selain diUKS.

Disaat aku membuatkan teh untuk Mas Arjun aku mendengar suara pintu dikunci dan semua tirai ruangannya ditutup termasuk jendela.  Akupun berpikir mungkin Mas Arjun hanya ingin ketenangan supaya dia tidak terganggu dengan suara gaduh para murid bermain diluar. Wajar guru medis perlu ketenangan.

Love Of TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang