Chapter 8

203 13 0
                                    

Tidak terasa skarang waktunya masuk kelas, Mas Arjun juga harus ngajar dikelas lain. Saat aku keluar dari ruangannya aku berpisah jalan dengannya. Sebenarnya aku bersyukur kalau pelajaran medisku hanya 2 kali dalam seminggu, jadi aku bisa sedikit menenangkan diri dan mulai melupakan perbuatan Mas Arjun tadi.

"Dek nanti kalo Adek udah dikelas belajar yang serius ok? Jangan main-main"
"Iya Mas"

Disaat dikelas plajaran nomor 2 adalah pelajaran matematika. Itu adalah pelajaran kesukaanku. Saat Bu Guru menulis soal dipapan ia menunjukku untuk maju dan mengerjakan soal itu didepan.

"Hm.....? Wulan? Ayo maju kerjakan soal ini, kamu bisakan?!"
"Bisa bu"

Aku langsung berdiri dan pergi kedepan mengerjakan soal, saat aku selesai mengerjakan soal bu guru menyuruhku kembali duduk. Disaat aku duduk entah kenapa Mas Arjun ada dipikiranku, aku slalu saja mengingat peristiwa saat didalam ruangannya. Aku sungguh malu dengan perbuatannya, hal itu membuatku menjadi sedikit takut jika dekat dengannya.

Sementara itu Arjun…………

Dikelas 2 C

"Semuanya!, kalian harus bisa membedakan obat-obatan yang mengandung alkohol dan yang tidak mengandung alkohol. Kalian………"

Hm....?kenapa mereka menatapku seperti itu? (Pikirku dalam hati)

"Hei!! Kalian mendengarkan plajaran saya atau tidak?!"
"Eh………maaf Mister!!" Jawaban murid yang lengah serentak
"Haah...., baiklah karna prinsip saya satu berbuat satu set kena kalian bertiga satu set keblakang kerjakan LKS muka 15 bagian ABC dan D, dikumpul besok, yang tidak mengerjakannya akan mendapat tugas tambahan dari saya!"

"Apaaa!!!!! Mister jangan Mister!! Kebanyakan...."
"Yang nyuruh kalian ribut siapa?, baiklah yang lainnya kerjakan soal muka 8 essay termasuk kalian yang kena hukuman, kerjakan dibuku latihan kalian dan jangan ribut"

Sungguh stres otakku dikelas ini. Disaat aku stres entah kenapa Dek Wulan muncul dikepalaku, aku mengingat wajahnya yang memerah saat aku menciumnya diruanganku.

Yha...Tuhan....cepatlah hari Jumat....supaya aku bisa mengajar dikelasnya Adek...... Aku berharap begitu pada Tuhan, karna aku stres disini. Beneran aku stres disini. Udah muridnya gak disiplin, natap aku gak jelas, ngangkat tangan juga cuma buat nanya yang gak-gak.

Wulan:

Aku berusaha untuk melupakan Mas Arjun sehari saja, tapi entah kenapa aku slalu mengingat kata Mas Arjun yang "Dek....Mas sayang sama Adek" hanya kata itu yang slalu kuingat, tapi aku bisa membagi otakku dengan tepat. Saat ini otak kiriku kugunakan untuk belajar, sementara itu otak kananku slalu memikirkan Mas Arjun entah apa yang terjadi padaku, aku akan kepisikolog nanti malam.

Krriiiinggggg!!!! Krrrriiiiiinggggg!!!

Jam istirahat sudah berbunyi aku langsung pergi keluar dan berdiri dibalkon depan kelasku untuk merasakan angin yang bertiup. Disaat yang sama ada seseorang yang menutupi mataku dengan tangannya dan menyuruhku siapa yang menutupi mataku.

"{Menutupi mataku} coba tebak siapa aku!"katanya
"Hm....{sambil meraba tangannya} Mas Arjunkan?"diapun langsung membukakan mataku
"Heheh...Adek ngapain disini sendirian lagi?, mau Mas temenin?"
"Hmp....boleh kok Mas, tapi......."
"Tapi apa? "
"Tapi Adek mohon jangan cium Adek lagi"
"Hh...Adek masih marah sama Mas?"
"Bukannya marah, tapi Adek masih histeris soal tadi"
"Kenapa histeris?"
"Adek soalny gak oernah dicium sebelumnya, kalo dicium kening emang pernah sama orangtua tapi bibir....gak pernah sama skali"
"Iya..deh...Mas gak bakalan buat begitu lagi, tapi kalo Mas mau cium Adek boleh gak? Tapi Mas ijin dulu sama Adek?"
"Mm....boleh Mas"

Disaat aku berkata begitu Mas Arjun mendekatiku dan berbicara padaku.

"Kalo Adek bilang boleh, skarang boleh gak Mas cium pipi Adek?"
"Eh...? Mm...bo...boleh Mas"

Mas Arjunpun langsung mencium pipiku, tapi ternyata dia bukan hanya mencium pipiku tapi dia juga menjilati pipiku dengan ujung lidahnya.

"Mas...?! Kenapa pipi Adek dijilat!!"
"Dek...Adek tau kan? Kalo Mas mau cium Adek, gak mungkin cukup dengan ciuman aja"
"Eehgg.....……, maksutnya?"
"Haish...bercanda kok, tadi itu Mas gak sengaja"
"Oh.. gitu"
"Adek nanti malem sibuk gak?, Mas mau ajak Adek jalan-jalan"
"Eh...maaf Mas, Adek gak bisa nanti malem Adek ada urusan"
"Yaudah gak apa-apa"

Aku merasa Mas Arjun adalah seorang pria yang sopan. Dia tidak memaksaku untuk memberitau apa urusanku nanti malam, aku senang dengan orang seperti dia.

Love Of TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang