Chapter 9

173 18 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, skarang waktunya para murid pulang. Disaat aku ingin berjalan pulang Mas Arjun memanghilku lagi kekantornya, entah untuk apa, aku jadi takut jika ia akan menciumku lagi, tapi aku tidak boleh melawan ucapan guruku jadi aku menurutinya saja.

"Dek Wulan! Sini bentar!!"panggilnya dari jauh

Akupun langsung berlari menghampirinya.

"Iya Mas? Kenapa?"
"Ini tolong bawakin kumpulan dokumen ini kemobil Mas ya?"
"Ini dokumen apa?"
"Hah??!! Soal itu Mas belum tai, Mas dapet tugas dari kepala sekolah. Udah tolong masukin mobilya?"
"Iya Mas, kunci mobilnya mana?"
"Udah kebuka kok"

Aku langsung berlari kearah tempat parkiran mobil. Akupun membuka mobilnya dan menemukan sesuatu yang berbungkus kotak, aku tidak berani menanyakan apa itu pada Mas Arjun, aku takut nanti aku melakukan kesalahan.

"Mas..dokumennya udah masuk mobil"
"Yaudah, ayok Dek!" Langsung menggandeng tanganku
"Eh...Mas Adek mau dibawak kemana?"
"Adek gak pengen Mas anter pulang?"
"Ehm...bukannya nolak Mas, tapi Adek gak pengen ngerepotin Mas"
"Gak ngerepotin kok, ayok masuk?"
"Mm...i..iya deh, Adek ikut"

Akupun masuk kedalam mobil, Mas Arjun menghidupkan mobilnya dan melajukan mobilnya menuju kejalan raya. Saat diperjalanan mengantarku pulang Mas Arjun berbicang denganku.

"Dek?,gimana pelajaran matematika tadi? Bisa?"
"Heh..bisa Mas, itu plajaran favorit Adek"
"Oh..artinya sama dong pelajaran favorit Adek sama Mas?"
"Hm..kalo ya, ya iya. Tapi kenapa Mas-nya mau jadu guru medis?"
"Mas kan juga dokter"
"Oh ya{sambil menggaruk kepalaku}"

"Eh...? Mas stop,stop!"

Mas Arjunpun memberhentikan mobilnya.

"Heh? Kenapa stop Dek?"
"Rumah Adek disana{aku menunjuk}"
"Yang mana Dek?, gak ada. Adanya gang kecil sempit"
"Nah itu dia jalan kerumahnya Adek, Adek turun sini aja"
"Eh! Yakin mau turun sini?"
"Iya yakin, Mas Adek turun ya?"
"Eh? I..iya, tunggu bentar Dek!"
"Kenapa Mas?"
"Ini buat Adek"dia memberikan sebuah kotak yang tadi aku lihat.
"Ini apaan Mas?"
"Ambil aja"

Aku tidak bisa menolak permintaan Mas Arjun, aku harus menerimanya. Sebenarnya aku juga sedikit kawatir nanti cek..cek..ada zonk lagi. Ah... gak mungkin Mas Arjun orangnya gak kayak gitu!.

Entah kenapa aku bisa yakin dengan hal itu, padahal aku baru beberapa hari mengenalnya. Tapi aku yakin-yakin saja.^_^~_~.

Disaat aku sampai dirumah, aku terkejut orangtua ku langsung menamparku entah alasan apa.

Plak!!aku ditampar. Ibuku
Buk!!aku dipukul dikepala .Ayahku

Aku bisa merasakan jika pipiku merah karna sakit dan kepalaku yang perih serasa berdarah. Aku hanya bisa menangis dan bersabar.

"Ibu, Ayah apa salah Wulan....?"tanyaku dengan menangis
"Salahmu adalah kau pulang terlambat hari ini!"seru ibuku tanpa belas kasih padaku
"Ibu Wulan memang jam segini pulangnya.."
"Dasar kau anak pungut tidak tau aturan!"seru ayahku yang tidak punya sopan santun
"Skarang kau pergi kekamarmu dan diam disana sampai aku panggil!, cepat!!"

Saat Ibuku berkata begitu ia menjambak rambutku dan menyeretku kedalam kamar. Didalam kamar aku hanya bisa menangis.

Hiks...hiks..hiks...

"Wulan!!! Cepat turun!!"
"Hmp..{cepat-cepat aku menghapus air mataku} iya Bu, {aku turun dari kamarku}"
"Cepat belikan Kami makanan keluar!, cepat!"seru ayahku
"Uangnya..hm..mana Yah?"
"Pakai uangmu saja, enak saja mau memakai uang ku!!"

Diluar rumah hatiku serasa saat selesai dicincang dan dibuang begitu saja. Aku dirumah serasa seperti seekor burung yang dikurung dan disiksa disangkarnya sendiri. Aku tidak pernah merasakan kebahagiaan yang kuinginkan.

Sebenarnya aku ini bukan anak kandung mereka, mereka baru saja memanggilku dengan sebutan anak pungut karena itu memang benar, mereka menemukanku didepan pintu mereka. Aku harap aku bisa menemukan keluarga kandungku, tapi sepertinya itu tidak mungkin.

Disaat aku diluar aku pergi keWarung Makan Mas Revan, disana aku bertemu dengan Mas Revan yang berumur lebih tua dari ku 7th, umurnya adalah 23th dan sudah menikah dengan Kak Irma disana aku ditanya oleh Mas Revan.

"Mas Revan, Wulan beli makan ya, kayak biasa 2"
"Iya Dek...eh? Dek pipinya kenapa?"
"Gak apa-apa kok Mas"

Disaat yang sama istrinya menghampiriku.

"Eh? Wulan sayang, tumben kesini?"
"Iya Kak, Wulan mau beli makan aja"
"Eh...? Wulan pipi sama kepalanya kenapa?"
"Gak apa kok, tadi jatuh dijalan. Makasi Mas makanannya"
"Iya Dek"

Disaat yang sama aku membayar makanan yang aku beli dan langsung pulang kerumah diperjalanan aku tidak sengaja ditabrak oleh seseorang.

Love Of TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang