Wulan:
Saat ini aku ada diruangan pisikolog tidak kusangka ternyata pendampingnya adalah Mas Arjun. Disini aku mendapatkan sesuatu lagi. Aku mendapatkan perlakuan yang sama yang dilakukan oleh Mas Arjun saat aku ada diruangannya. Aku dicium lagi olehnya tapi kali ini hanya sebentar, tidak selama waktu itu. Setelah ia melakukan itu ia mengetahui apa yang terjadi padaku tadi siang dan aku tidak ingin merepotkannya dengan masalahku. Setelah itu ia bertanya padaku.
"Dek? Gimana? Adek suka baju yang Mas beliin gak?"
"Eh? Mas makasi Adek lupa kasik tau"
"Itu gak masalah kok, oh..ya masalah Adek yang tadi mau dihapus?"
"Mm...gak usah deh Mas, Adek ngerasa lega kalo tau ada satu orang yang sayang sama Adek, permisi Mas slamet malem"
"Malem Dek, eh.. Dek!, Adek kesini naik apa?"
"Adek jalan kaki"
"Ja..jalan kaki? Dek tunggu sini dulu ya, nanti Mas anter pulang"
"Eh..gak usah Mas takut ngerepotin"
"Gak ngerepotin kok, apa sih yang gak buat Adek. Udah ya Adek tunggu dikantor Mas aja, dari sini belok kiri, lurus abis itu naik tangga disebelah kanan"
"Oh..ya Mas makasi, maaf ngerepotin"
"Gak ngerepotin kok Dek"Akupun langsung keluar, dan pergi kekantor Mas Arjun. Saat aku sampai dikantornya dan masuk, aku melihat meja kerja Mas Arjun berantakan, akupun berinisiatif untuk merapikannya.
Disaat aku merapikannya aku tidak sengaja menjatuhkan sebuah dokumen besar yang berisikan kertas-kertas kosong, tapi ada salah satunya yang berisi gambar wanita.
"Eh..? Aduh kertasnya jatuh"
Srek...srek...srek....
"Eh!??"
Aku terkejut melihat sebuah gambar pensil yang bergambarkan seorang wanita yang sepertinya mirip diriku. Saatku lihat lebih jeli itu memang benar aku.
Wulan:
"Kenapa? Mas Arjun punya gambar ini?, kenapa wajahku? Rasanya aku tidak pernah memberikan fotoku padanya. Mustahil seseorang bisa mengingat wajah orang dengan baik, apalagi sampai bisa digambar seperti ini, mirip pula"
Sudah 2 jam berlalu ternyata banyak orang yang mempunyai masalah malam ini, karna bosan aku menunggu dikantor Mas Arjun akupun hanya duduk-duduk dan sekedar membaca buku yang ditulis sendiri oleh Mas Arjun salah satu judulnya adalah "Seseorang Yang Akhirmya Kutemukan" aku tidak mengerti dengan judulnya tapi saat aku membuka halaman pertama aku melihat prolognya. Dan tulisannya adalah.
"Buku ini adalah buku yang kutulis sendiri. Namaku Adimas Arjuna Wijaksana. Aku menulis buku ini karena aku sudah menemukan seseorang, itu adalah alasan kenapa aku memberikan judul buku ini dengan judul tersebut karena aku telah menemukan orang yang kucari sejak dulu. Namanya Wulan"
"Eh?.."
Waktu terus berlalu sudah serasa 1½ jam aku menunggu karena mataku mengantuk membaca buku tadi aku jadi tertidur pulas dengan menggenggam buku itu ditanganku.
"Dek Wulan maaf nunggu la......" {aku melihat Wulan sudah tertidur dimeja kerjaku} ma..., ya Tuhan kasihan karna terlalu lama dia tertidur, eh?"
Aku melihat buku yang dipegang oleh Dek Wulan, dan aku melihat sebuah buku yang kutulis tentangnya.
"Adek nakal, udah brani ngambil privasi orang lain {aku berbisiki ditelinganya}
"Uhmmm.....ugh....."
"Eh? Hm..gak sadar kalau dia udah tidur"Karna tidak tahan aku menyampingkan poninya yang menutupi keningnya setelah itu aku mencium keningnya. Tapi aku terkejut Dek Wulan tiba-tiba terbangun.
"Uh...eh...Mas?"
"Hm..oh kamu udah bangun Dek?"
"Uh..maaf Mas, Adek ketiduran disini"
"Iya gak apa-apa, ayo Mas anter pulang?"
"Hhmmmpp......"Karna melihat mata Wulan yang sudah hitam seperti panda aku tanpa pikir panjang langsung mengangkatnya dan membawanya kemobilku, disaat aku menggendongnya ia menatapku dengan perasaan terkejut.
"Ugh....eh..? Mas?"
"Iya Dek?"
"Hm..gak apa, gak jadi""Yes!! Akhirnya kau tidak bisa menolak hal ini Wulan!"seruku dalam hati
Saat sampai didepan mobil aku ingin menurunkan Dek Wulan untuk membukakan pintu mobilnya, tapi saat aku memanggilnya ia tidak mendengar ku karena ia sudah tertidur sangat pulas sampai tidak bisa diganggu.
"Dek? Bangun bentar ya, Mas mau buka pintu mobil"
"Uhmm....hm...."Disaat itu ia malah menenggelamkan hidungnya kejas putih yang kugunakan, dan menarik nafas panjang-panjang. Rasanya ia betah melakukan itu, aku jadi tidak tega menggangunya jadi kubiarkan saja begitu lalu aku gunakan pembuka pintu otomatis dan meletakannya dikursi blakang dan membiarkannya tidur terlentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Teacher
DragosteApa jadinya kalau seorang pemuda yang memiliki 3 pekerjaan mulia berumur 18th menyukai seorang siswi berumur 16th diSMA tempat pemuda ini mengajar sebagai guru medis?