Chapter 12

170 12 0
                                    

Arjun:

Disaat aku meletakannya dikursi blakang dia malah mengeratkan pelukannya padaku, seakan dia ingin menyampaikan "aku tidak mau melepaskanmu". Akupun memanggilnya skali lagi.

"Dek?..."
"Uhm....hm...Mas?"
"Gak apa Dek, Adek tidur aja ya diblakang?"
"Tapi Mas..."
"Ssttt...gak usah ribut gak apa kok"
"Iya deh Mas"

Akhirnya Dek Wulan bisa ku ambil pengertiannya. Saat dia duduk dan berbaring dikursi blakang akupun masuk mobil. Saat didalam mobil aku duduk didepan untuk mengemudi.

"Dek? Adek tahan dulu ya tidurnya, lagi bentar udah sampai rumah Adek kok"
"Uhm..."
"Eh? Dek?, oh…tidur ternyata, kasihan hahah...eh?"

Karna aku tidak tahan melihatnya akupun pergi kekursi blakang, dan melakukan kebiasaanku. Aku menyampingkan rambut Wulan keblakang telinganya dan mencium keningnya, tapi aku tidak sadar jika dia hanya menutup mata bukan tidur.

"Mas? Mas ngapain?"
"Eh? Adek gak tidur!?"
"Kenapa Mas kaget?, emang Mas apain Adek tadi?"
"Gak ada kok"

Haha...entah kenapa hatiku sangat senang jika melihat Wulan tidak menyadari jika aku menciumnya.

Diperjalanan Wulan menyuruhku berhenti lagi didepan gang yang sempit, bahkan mobilku tidak muat untuk kesana.

"Eh..Mas stop disini aja"seru Wulan
"Eh? Disini Dek? Mas anter ya?"
"Gak usah Mas...Maskan...."
"Dek...skarang Mas anter aja ya, skarang udah malem, gak baik kalo perempuan pulang sendiri malem-malem"
"Ya udah, boleh Mas makasi"

Akupun mengantar Dek Wulan pulang. Saat aku sampai dirumah yang temboknyan berwarna abu-abu Wulan menyuruh berhenti karna itu rumahnya. Aku terkejut karena aku baru tau kalo gang sempit itu jalan pintas untuk kesini, aku hanya tau jalan panjangnya saja.

"Mas udah sampai, makasi ya udah ngaterin?"
"Sama-sama Dek"
"Slamat malam......Mas"
"Slamat malam......Dek"

Disaat Wulan memasuki rumahnya akupun juga pergi dari tempat itu. Tapi aku terkejut melihat salah satu ruanganya lampunya terbuka dan terlihat bayangannya dari kaca jendela.

Aku melihat ada 2 orang pria dan wanita sepertinya itu Ayah dan Bundanya Dek Wulan, tapi aku terkejut melihat bayangan Wulan yang sepertinya dipukul oleh lelaki itu entah dipukul menggunakan apa sepertinya Wulan dipukul menggunakan palu. Akupun juga melihat kalau wanita itu memukuli Wulan dengan botol kaca yang sampai pecah. Aku juga mendengar tangisan Wulan.

Karna gelisah aku cepat-cepat memasuki rumah Wulan dengan cara mendobrak pintunya yang terkunci. Aku sangat terkejut skaligus marah melihat Wulan yang sudah terpapar dilantai dengan keadaan terluka dan berdarah.

"……!!  Dek Wulan!!!"kataku dengan perasaan gelisah
"M.....M...Mas???" Panggil Wulan dengan rasa kesakitan.
"Siapa dia lagi ini!!??"seru Pria itu
"Hei! Kau ini siapa! Brani skali kau melakukan ini padanya!!"
"Hei! Dia itu cuma anak pungut memang spantasnya dia disiksa!!"seru wanita itu

Karna aku sangat marah aku langsung mengambil pistol yang kusembunyikan dibalik jas putihku dan aku langsung menembak 2 orang pisikopat itu. Karna aku dulunya seorang polisi aku tidak segan-segan untuk membunuh para penjahat.

Selesai membunuh mereka aku cepat-cepat membawa Wulan kerumah sakit yang kumiliki. Disana Wulan diurus oleh diriku sendiri dan para asistenku.

Wulan dinyatakan slamat karena pertolongan yang diberikan cepat, dia hanya perlu beristirahat. Saat ini ia tidak sadarkan diri sampai 2 hari.

Aku tidak menyangka jika seorang Ibu yang harusnya menyayangi anaknya malah menyakiti anaknya. Aku juga tidak menyangka jika seorang Ayah yang seharusnya merawat anaknya malah menyiksa anaknya.

Aku sangat marah karena Wulan tidak menceritakan masalahnya padaku. Akupun sudah memutuskan jika ia sudah diperbolehkan pulang aku akan membawanya kerumahku dan merawatnya disana, aku tidak ingin melihat wanita yang kusayangi dan kucintai disiksa lagi untuk ke2 kalinya.

Love Of TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang