Skarang aku berada dikamarku (kamar kakak Mas Arjun). Disana aku duduk didepan jendela yang terbuka, dan mendengarkan para burung bernyanyi dengan nyaring. Karna sudah bosan mendengar suara burung bernyanyi akupun membuka sebuah lemari yang sangat rapi didalamnya.
Tapi aku tidak sembarangan membukanya, aku meminta maaf pada kakak Mas Arjun yang sudah tiada karna aku sudah berani membuka privasinya.
Saat aku membuka lemarinya. Yang kulihat hanya tumpukan buku yang masih tersusun rapi, aku ingin tau buku apa itu. Jadi aku mengambil salah satu buku itu.
Aku mengambil sebuah buku yang bersampul nama "My Family Photos".
Aku membuka halaman pertama dan menemukan foto keluarga Mas Arjun. Aku melihat 2 foto seorang pria dan wanita sepertinya ini Ibu dan Ayahnya Mas Arjun. Aku ingin menyapa mereka secara langsung, tapi aku terkejut saat ada orang yang tidak kukenal masuk kekamar.
"Halo? Kamu siapa cantik?" Tanya seorang wanita padaku
"Halo nyonya, apa nyonya Ibunya Mas Arjun?"
"Iya saya Ibunya Arjun, panggil saya Bunda Divia"
"Halo Bun"
"Halo cantik, siapa kamu? Dan kenapa kamu ada disini? Dan ada apa dengan kepalamu? Kenapa memakai perban?"
"Iya Bun ini....karna pukulan orangtua saya"
"Ya Tuhan!, kamu gak apa nak"Ia langsung memelukku seperti ia menganggap aku ini anaknya.
"Gak apa kok Bun, oh ya, nama saya Wulan"
"Wulan ya?, nama kamu cantik skali, artinya juga cantik,orangnya juga cantik"
"Hm...makasi Bun"
"Oh..ya? Kamu kayaknya cocok buat anak saya"
"Cocok? Maksutnya?"
"Ya...cocok"Setelah itu aku mendengar panggilan Mas Arjun didepan pintu kamar.
"Dek Wulan ini makanan---, eh? Bunda? Ngapain?"
"Oh Arjun, kamu kenal sama Wulan?"
"I..iya Bun"
"Kamu kenal darimana?"Aku langsung menjawab dengan serobot.
"Dari skolah Bun"
"Skolah? Jun..bukannya kamu ngajar disana?
"Iya Bun, tapi...entah kenapa Jun langsung suka sama Dek Wulan pada pandangan pertama"
"Mmm....Jun?"tanya Bunda pada Mas Arjun
"Iya Bun?"
"Kayaknya Wulan emang cocok buat kamu"
"Hm..{tersenyum}memang Bun, Jun juga mrasa dia memang ditakdirkan untuk Jun"
"Eh? Apa maksut kalian berdua?"tanyaku
"Kamu gak paham Dek?"tanya Mas Arjun padaku
"Mm...enggak Mas"
"Wow...Wulan? Kamu manggil anak saya Mas ya?"
"Mm...iya Bun, karna Mas Arjun yang minta, kalau saya panggil dia Mister nanti dia marah"
"Dek!!???"menatap kearahku dengan tajamEntah kenapa kalau dia menatapku seperti itu, aku tidak bisa mengelak.
"M..i..iya Mas, maaf"
"Bagus!"kata Mas Arjun
"Oh..ya Wulan? Kenapa kamu disini? Kamu tidak punya rumah?"
"Bun, Adek itu dulu punya rumah, tapi dirumahnya itu orangtuanya pisikopat, gak mungkin Jun biarin dia kayak gitu aja"
"Oh gitu, sudahlah biarkan saja dia tinggal disini"
"Memang itu yang Jun mau"Aku tidak mengerti dengan perucapan mereka berdua mereka slalu mengatakan aku cocok untuk Mas Arjun. Entah kenapa otakku ini tidak bisa berpikir jernih, aku slalu tidak mengerti banyak perkataan orang.
"Yaudah Bunda tinggalin kalian berdua dulu ya?"
"Iya Bun"kata Mas Arjun
"Jaga dia baik-baik Jun! Orang seperti dia sangat sulit dijumpai"
"Baik Bun, akan Jun jaga dia"Bunda Mas Arjunpun meninggalkan kami berdua. Dan hanya tinggal aku dengan Mas Arjun.
"Mas? Apa maksut kalian Adek cocok buat Mas?"
"Hehe...{tersenyum} siCantik Mas ini emang gak ngerti apa-apa ya? Heheh.."Mas Arjun berkata begitu sambil mengelus kepalaku.
"Dek makan dulu sini"
"Hm? Mm...iya Mas"Akupun makan bersama Mas Arjun didalam piring yang sama. Entah kenapa Mas Arjun ingin makan seperi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Teacher
RomansApa jadinya kalau seorang pemuda yang memiliki 3 pekerjaan mulia berumur 18th menyukai seorang siswi berumur 16th diSMA tempat pemuda ini mengajar sebagai guru medis?