Chapter 34

128 10 0
                                    

Arjun:

Aku merasa lega, bisa jujur terhadap Wulan karna aku yang sudah membunuh orangtuanya. Dia juga menerima kenyataan. Roda kehidupan itu slalu berjalan.

Saat ini aku ada disamping Wulan aku memeluknya dengan sepenuh hati, aku bisa merasakan detak jantungnya sangat cepat, aku juga bisa merasakan jika dia sedang menangis didadaku. Entah itu tangisan sedih atau tangisan bahagia.

Aku tidak bisa mengganggunya aku membiarkan dia memelukku lebih erat lagi. Tapi karna aku takut, entah aku takut soal apa, aku bertanya padanya.

"Dek? Adek nangis kenapa?"

Sambil aku mengelus rambutnya yang tergerai.

"Hiks...hiks..."
"Dek? Kenapa?, ugh!!?"

Saat aku bertanya padanya dia malah mengeratkan pelukannya dan tidak membiarkan aku bertanya padanya.

"Dek?, tolong ngomong sama Mas"
"......Mas makasi udah mencintai Adek yang hina ini"
"Dek...kamu itu gak hina, kamu berharga buat Mas, Adek tau gak? Sebenernya Mas mengincar orang seperti kamu"
"Kenapa Mas ngincar orang kayak Adek?"
"Soalnya....Mas pernah dihianati"
"Hiks...{menghapus air mata} dihianati? Sama siapa?"

Dia bertanya soal masa kelamku bersama Tiara.

"Tiara"
"Tiara?, dia dulu pacar Mas?"
"Iya, dia hianati Mas, dia bilang dia gak bakal pernah tinggalin Mas tapi nyatanya dia buang Mas gitu aja kayak buang sampah!!?"
"Uhm...tapi hubungan Mas sama dia skarang gimana?"
"Baik kok Dek, Mas sama dia cuma temenan, kami udah lupain masalah dulu, skarang kami memulai untuk berteman saja"
"Owh..."
"Oh ya Dek, skarang yang keberapa?"
"Ke-17"
"Wow..baguslah, Dek Mas mau kasik ini"
"Ini apa Mas?"
"Hadiah buat Adek"

Diapun membuka hadiah yang kubelikan dari Tiara.

"Wah..Mas beliin Adek novel"
"Iya, Mas slalu lihat kamu baca buku. Jadi Mas beliin"
"Sama sket book?"
"Ya, kan Adek hobi gambar"
"Mas tau dari mana?"
"Dari hati"
"Hahahah....."
"Udah dulu ya, Mas mau pergi sebentar"
"Iya Mas"
"Oh ya hampir lupa"

Yha...kalian pasti taulah... aku mencium kening Wulan dan mengucapkan selamat untuknya skali lagi.

"Happy Birthday my honey"

Aku langsung pergi saat selesai mengatakan itu.

Wulan:

"My Honey? What that mean?"

Pikiranku slalu begitu, skarang aku punya daftar pertanyaan baru, apa maksutnya Honey?

Umurku skarang 17 tahun sudah hampir mendekati umur genap.

Waktu berjalan sangat cepat skarang sudah pukul 06.00. Semuanya terlihat sibuk. Didalam kamar aku melihat semua maid bekerja untuk memberi petunjuk jalan disaat yang sama Bunda datang kekamarku.

"Wulan?"
"Iya Bun?"
"Kamu nanti pakai dress ini ya?"
"Eh? Ini dress siapa?"
"Dressnya sarah"
"Wah...cantik warnanya Wulan suka. Ungu diatas dan berangsur putih kebawah"
"Kamu udah mandi nak?"
"Udah Bun"
"Skarang Bunda pengen lihat kamu pakek dress ini"
"Iya Bun"

Akupun mengganti pakaianku diruang ganti saat akh keluar Bunda sangat terpesona.

"Waahhh...Wulan, kamu cantik skali. Sama persisi seperti Sarah, Hm...okey makeup artis sudah datang kamu akan dimakeup olehnya"
"Iya Bun"

Disaat proses makeup Bunda masih diam dikamar.

"Maaf nyonya, nyonya ingin rambutnya dimodel seperti apa?"
"Hm...apa ya? Oh ya, tolong buat rambutnya seperti ini" menunjukan foto Kak Sarah
"Baiklah nyonya"

6 menit sudah berlalu. Makeup juga sudah selesai. Aku disuruh diam dikamar oleh Bunda, aku berdiri didepan jendela, tiba-tiba aku mendengar ketokan.

Tok…tok…tok…

"Eh? Masuk!"
"……hhh...? Dek kamu beda skali"

Mas Arjun menatapku dari atas hingga bawah.

"kenapa Mas?"
"Hm...? Adek cantik, lebih cantik dari biasanya. Mas gak tahan lho Dek"

Dia mendekatiku sampai aku menabrak dinding yang ada diblakangku.

"Ugh Mas? Mas mau ngapain?"
"Maaf Dek"
"Hah?, mhh....."

Aku dicium Mas Arjun lagi dibibir. Aku dicium cuma sekali tapi ciuman kali ini rasanya sangat lama sampai Ayah memergoki kami.

"Ju......,eh..kalian ngapain"
"ehg..? Ck!! Ayah kenapa datang!? Merusak suasana"
"Ehm...ah...Ayah ada apa?"
"Skarang sudah jam 06.30 semua tamu undangan sudah datang kalian turunlah skarang oke?, baiklah Ayah duluan kebawah"

Saat Ayah keluar Mas Arjun berkata padaku.

"Dek, ayok"

Ia membuat posisi tangan kanan melingkar ditengah.

"Kenapa Mas?"
"Gandeng tangan Mas, gak apa Dek"
"Iya Mas"

Akupun menggandeng tangan Mas Arjun dan pergi menuruni tangga bersamanya.

Masih ditangga bagian paling atas, belum saja aku turun aku ditatap oleh semua para tamu termasuk teman-temanku diskolah, termasuk Siska.

"Iiihhh!!!!kezel...kezel..kezel..!!!"
"Sis...sabar"

Akupun turun dari tangga bersama Mas Arjun. Semua menatap kami berdua.

"Wah...Mister, Mister cocok lho sama Wulan"
"Hm...makasi Gus"

Pestapun dimulai, dari melakukan tiupan lilin.

Love Of TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang