Setelah lama berbincang di dalam mobil, akhirnya mereka sampai di salah satu cafe yang terkenal di Jakarta.
Cafe ini terkenal karena tempatnya yang Indah bernuansa klasik, selain itu makanannya juga sangat enak. tak lupa soal harga, harganya mahal, bahkan sangat. Mungkin harga makanan disini bisa sampai 15× lipat harga di cafe lain. Tak salah jika tempat ini hanya menjadi tempat nongkrong bagi kalangan atas.
"Mau nglamun terus atau mau ikut makan didalem?" Tanpa disadari oleh Vara ternyata Azriel sudah keluar dari mobil. Dia kini sedang berada di ambang pintu mobil sambil berkacak pinggang.
"Kita gak salah tempat Zriel?."
Tanya Vara lirih."Gak, cepetan turun. Atau kamu mau aku tinggalin disini? "
Kata Azriel sedikit mengancam."Yang punya nih cafe, orang nya tuh gila!. " kata Vara menegaskan.
"Maksud..."
Belum sempat Azriel menyelesaikan kalimatnya, Vara sudah memotongnya."Harga nya tuh berlebihan banget! Bayangin,es jeruk aja 45.000,00. Tu mau jual apa njambret sih."
Tanpa menganggap Vara barusan, Azriel langsung menarik tangannya pelan untuk masuk ke dalam cafe itu, Cafe AFN namanya.
setelah mereka memasuki pintu masuk cafe tersebut, Vara merasa kebingungan sendiri. Karena mereka berdua disambut para pelayan yang cukup banyak.
Ini aneh, tak seperti para pengunjung lain, mereka disambut oleh sekitar 10 pelayan berbaris rapi dengan kepala yang menunduk hormat.
Azriel pun berhenti di salah satu pelayan pria di dalam barisan tersebut. "Selamat sore tuan Azriel, tidak biasanya anda mengunjungi kami. Jadi kami belum banyak persiapan. " kata pelayan pria tersebut. Dia berkharisma, memakai pakaian yang agak berbeda dari pelayan yang lain. sepertinya ia adalah ketua pelayan disini.
Tunggu, mengapa pelayan itu berkata seperti Azriel adalah pemilik cafe ini?.
Dengan masih menggenggam tangan Vara, Azriel menyahut perkataan pelayan pria tersebut. "Aku dan kekasihku ingin makan disini, hanya itu. Lanjutkan kerja kalian. "
Hah? Jadi Azriel pemilik cafe AFN ini? Dan tadi aku telah mengatai pemilik cafe ini gila! Oh my god selamatkan aku. Batin Vara.
Azriel membawa Vara pergi dari barisan pelayan saat para pelayan sedang menundukan kepalanya. Vara yang masih tenggelam dalam pikirannya pun hanya mengikuti kemana azriel membawanya pergi.
Mereka memilih tempat di lantai atas dekat jendela, karna sungguh Indah pemandangan yang terpotret dari jendela cafe ini.
"Jadi aku gila ya? " Tanya Azriel tiba-tiba membuyarkan lamunan Vara.
"Ha? Apa? Hm? Iya. Ehh enggak!. "
Oh tidak! Apa yang kukatakan barusan. Habis lah riwayatku!Cekrekk cekrekk.
Suara jepretan kamera dari segerombolan remaja gadis membuat perhatian Vara dan Azriel tertuju padanya. Ada sekitar 7 gadis berseragam SMP disana. Mereka dengan wajahnya yang malu-malu mulai maju menghampiri meja Vara dan Azriel."Kak.. Kak.. Azriel, ak..ku boleh minta foto gak kak Az..riel.. sama tanda tang..an juga. "
Ucap salah satu gadis SMP yang memakai pita merah. Dia tampak begitu senang sekaligus bergetar hatinya ketika bertemu Azriel."Gue dikancangin fans nya Azriel" kata Vara dengan sangat pelan.
Segerombolan gadis SMP itu mengelilingi tempat duduk Azriel tanpa melihat kearah Vara.
"Tampan banget awww!. ""Gemesin hidungnya!! "
"Imuttt! "
"Gue jadiin pacar ya. "
Begitulah segerombolan ucapan yang diucapkan para gadis SMP itu.Halah, barusan SMP aja sok tau cowok ganteng. Adek adek ganjen!. Vara terus terusan bergerutu di dalam hati.
Vara hanya menatap ke arah Azriel dan ingin mengetahui bagaimana reaksinya.
"Gue lagi kencan. Kalian gak liat?. "
Deg..
"Please dong kaka. "
Gadis berpita merah itu semakin memanja-manja kepada azriel.Akhirnya dengan perdebatan yang cukup lama dan Vara yang menjadi saksinya. azriel pun memberikan tanda tangannya kepada para gadis itu.
Azriel ternyata begitu berbeda jika sedang berbicara ataupun bertingkah di hadapan Vara. Sepertinya, hanya Vara lah pelunak hatinya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Hello hello!!
Gimanih ceritanya, bosenin gak sih?
Kasih komentar ya..Tunggu kelanjutan ceritanya..
Slow, oke!Tinggalkan jejak readers: )
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama
Novela JuvenilKamu tau apa arti dari Cinta, tapi kamu tak bisa menjaga cintamu. Kamu tau apa itu "perjuangan" tapi matamu terlalu buta untuk melihatnya. Terimakasih sudah membuatku tau apa konsekuensi dari Cinta. Terimakasih untukmu wahai Cinta yang menyakitkan...