Aku pernah membaca sebuah qoute dimedia sosial katanya, "hujan tetap mau kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali"
Kau tahu apa yang ku pikirkan?
Hujan itu bodoh. Mengapa dia tidak berhenti? Sangat munafik jika ia berkata tidak sakit untuk jatuh berjuta kalipun. Menghantam tanah, daun, atap rumah, semua benda yang dihantamnya cukup keras, tidakkah ia ingin menyerah?
Hujan, kenapa kau keras kepala ? Apa yang kau rasakan saat terjatuh adalah bahagia? Aku tak akan percaya padamu. Bagaimana bisa "jatuh" memberi bahagia ? Senyumpun kukira tidak. Yang aku tahu, jatuh memberi rasa sakit, apalagi berkali-kali.
Sekali lagi, hujan, kau sangat bodoh!
Tetapi kemudian, kau tahu apa yang terjadi ?Kini, aku mengerti mengapa hujan selalu datang tanpa ingin berhenti. Aku mengerti. Kenapa sampai saat ini hujan tak pernah menyerah , selalu terlihat bahagia meski tubuhnya menghantam benda-benda keras berulang kali.
Dia mencintai bumi. Seluruh isinya bahkan. Dia selalu ingin berada disamping bumi. Kalau bisa ia ingin tetap tinggal bersama seluruh kepunyaan bumi. Orang-orangnya , pepohonan , dedaunan dan semuanya tanpa terkecuali.
Tetapi, hujan tahu , ia tidak bisa.
Ia tahu ,bumi lebih mencintai matahari dan awan yang ceria. Bukan dirinya yang selalu saja menyusahkan. Sampai-sampai mendapat umpatan dari sebagian makhluk didalamnya karena hujan meninggalkan air menggenang lebar dijalanan.
Hujan sangat bahagia meski sekalinya terjatuh akan terasa sangat menyakitkan. Namun, ia tetap tersenyum. Selama ia masih bisa berada disamping bumi, sesakit apapun yang ia rasakan, semua itu tidak akan berarti lagi
Kini, aku benar- benar mengerti hujan. Kecintaanya kepada bumi membuatnya selalu ingin kembali
Begitulah aku sekarang ini. Menjelma seperti hujan. Aku tidak yakin akan sekuat hujan. Tetapi aku akan berusaha untuk selalu kuat
Karena aku seperti hujan, yang selalu ingin kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali.
Just qoute ya.. :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Poetry"karena aku seperti hujan yang selalu kembali meski tau rasanya sakit karena jatuh berkali-kali"