"Sialan! Gue cuma minta dipotong sampe sini doang, malah dipotong sampe sini. Kamvret tu salon!" Amber menyisir-nyisir rambutnya dengan jari, rambutnya habis jadi percobaan salon yang baru buka tak jauh dari sekolah.
"Makanya kak, jangan mudah tergiur cuma gara-gara harga korting seribu dua ribu doang aja."
"Auah lo dek. Jangan makin merusak suasana hati gue dah." omel Amber pada Yeri yang sibuk mondar mandir mencari barang.
Amber meloncat keatas kasurnya. Lalu melongo mengeluarkan kepala lewat jendela untuk melihat situasi didepan asrama.
Kamar mereka dilantai atas. Dan sedikit tertutup pohon rimbun.
"Amber liu!!!! Mau bapak potong lehernya, ya ? Pake nongol-nongol begitu."
Waduh.
Ups. "Maaf pak maaf" Amber melambaikan tangan pada Pak Sooman yang sedang mengawasi kegiatan ekskul taman.
"Mpok Hani, onyet bgt dah sumpah! Gue mintanya merah keoren-orenan gitu, malah dicatnya warna ngejreng kayak lampion begini. Huaaaaaa....." Hwasa masuk sambil menerjang pintu sukses bikin Yeri yang tidur dikasur atas kena tremor sebentar.
"Woi sabar dong!"bentak Amber, sambil melempar bra merah marun berenda milik Sana.
Hwasa menarik bra yang mendarat agak kurang mulus diwajahnya. "Bra siape nih?"
"Punya Sana kak, Hehe..." jawab sana, Si lemot yang kecepatan menangkapnya masih setara sama komputer tabung hampa udara yang ditemuin sama orang pinter jaman dulu tahun 1946.
"Ih, berenda renda. Polos aje nape sih? Nggak gatel ya kena kulit gitu renda-rendanya?"
"Nggak kok kak. Sana belinya di mall bukan di pasar sayur jadi nggak bakal gatel."
"Emangnya apa hubungannya renda sama pasar sayur, na?" Hwasa menaikkan kedua alisnya penuh tanda tanya atas pernyataan Sana barusan. Tapi percuma aja bicara lebih lanjut sama si Sana. Kita ngomong 100 kata dia balesnya cuma separuhnya, seperempatnya malah dan itupun nggak nyambung sama topik yang ditanyain. Emang ada konsleting di otaknya sana.
"Hubungannya..."
"Dah, dah gue dah tau." potong Hwasa cepat-cepat.
"Kak hwasa begitu bgt sama Na." Sana merajuk dan menarik selimut rapat-rapat.
Ting tung.
"Kyaaaaa abang jinyoung update IG!"
"Bang jinyoung yang suka nganter laundry itu kak na ya?"
"Bukan Yeri. Ih kalau yg itu mah bukan abang-abang lagi, tapi udah Aki-aki. Ini bang Jinyoung senior kita anak kelas XII IPS."
Sana memamerkan wajah Jinyoung yang muncul diberanda IGnya pada Yeri. "Cakep ya."
"Hooh."
'Ntar gue tikung gebetannya kak Sana, ah' batin Yeri, lalu menyembunyikan senyum liciknya dibalik buku. 'Salah dia juga tebar pesona ama kookie aku. Ughh'
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama Dodol (Sungjoy and Friends)
FanfictionDari yang SMP sampe kuliah kita semua dikumpulin buat membentuk sebuah takdir baru.