Dear Doctor [Part A]

1.1K 107 6
                                    

-
-
-
-
-


Untuk seseorang yang berada jauh disana, yang pernah mengajarkanku arti kehidupan, kematian, dan juga arti cinta. Seseorang yang pernah membuat hariku berwarna walau hanya sesaat. Orang yang sempat berlabuh di pulau tak berpenghuni ini. Untuk engkau wanita yang ku cinta. Wanita yang selalu tersenyum walau sakit yang dirasa. Wanita yang mampu meluluhkan hati ini. Untuk wanitaku, Park Neulra.


~~-OoO-~~

Seoul, 4 November 2016

Pagi yang cukup cerah di awal musim gugur. Dedaunan di sepanjang jalan berwarna kuning kejinggaan. Musim gugur, kata orang saat itu adalah masa romantis dimana daun daun berguguran disana sini menghiasi hari yang tenang di kota Seoul. Musim yang sangat cocok digunakan untuk berlibur. Wisata Korea banyak menjadi primadona di musim gugur. Tempat tempat wisata kebanyakan menyuguhkan wisata panorama alam yang indah dan mempesona. Tunggu,, kenapa kita membicarakan ini?

Oke lupakan itu semua karena ayolah... tidak ada kata libur bagi orang sepertinya. Hari masih terbilang cukup pagi namun pria itu sudah harus memulai aktivitas. Menjadi seorang dokter muda di salah satu rumah sakit ternama di Korea, ASAN Medical Center.

Asan Medical Center/ AMC merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Korea dengan memiliki luas area 85,000 meter persegi. AMC melayani 3,973,390 pasien rawat jalan, 920,895 pasien rawat inap,108,405 pasien gawat darurat, dan melakukan 60,999 operasi tiap tahunnya.

Disinilah dia sekarang. Berdiri memandang bangunan menjulang di depannya. Gedung rumah sakit yang berdiri megah ini sudah dia anggap sebagai rumah keduanya. Ya, hampir setiap hari ia berada disini.

Sedikit merapikan sneli yang dipakai sebelum perlahan melangkahkan kaki memasuki gedung rumah sakit itu. Walau masih pagi suasana rumah sakit sudah cukup ramai. Sebuah senyum simpul sesekali disunggingkan sekedar membalas sapaan para dokter maupun pasien yang berlalu lalang di lobi rumah sakit.

Sambil menunggu lift, pria itu melirik jam tangan Rolex yang melingkar apik di pergelangan tangannya. 07.30. Masih ada waktu setengah jam sebelum operasi berlangsung.

Jika saja Park Chanyeol bukan sahabat baiknya

Jika saja Park Chanyeol tidak menyuruhnya untuk menggantikannya di ruang operasi.

Jika saja Park Chanyeol bukan pemilik rumah sakit itu.

Park Chanyeol Park Chanyeol dan Park Chanyeol.

Baiklah ia harus memberi perhitungan dengan pria bertelinga besar itu. Segera memasuki lift kemudian menekan angka 21. Lantai tertinggi gedung ini. Lantai khusus yang sengaja Chanyeol buat untuk kepentingan pribadi. Hanya orang orang tertentu yang bisa memasuki lantai itu. Lalu dia? Oho tentu ia termasuk didalamnya. Dan... ruangan pria itu juga berada di lantai itu.

Tinggg

Pintu lift terbuka dan ia segera melangkahkan kakinya menuju ruangan Chanyeol.

"Ya Hyung!"

Chanyeol yang sedang merapikan kemejanya itu menoleh

"Hai brother..."

Lebih memilih menghindar saat Chanyeol hendak memeluknya. Sungguh sikap seorang Park Chanyeol terkadang sedikit menggelikan.

"Ada urusan apa sampai kau menyuruhku menggantikan operasimu?"

"Aku akan menjemput istri dan adikku di bandara pagi ini"

"Adik? Yang berada di Tokyo itu?"

"Hmm benar. Aku harus segera pergi, mereka pasti sudah menunggu. Ah iya jangan lupa operasimu pagi ini Dokter Oh, hitung hitung masa orientasimu sebagai dokter baru di rumah sakit ini. Selamat Bekerja~ Annyeong"

Dear Doctor [Special Sehun Birthday] | OSH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang