Seorang anak meringkuk di pojokan kamarnya. Dia menutup telinganya saat dia kembali mendengar suara pecahan benda dari luar. Suara yang hampir 2tahun ini selalu di dengarnya. Suara teriakan kedua orang tuanya sedang bertengkar dan juga suara benda pecah belah yang terlempar di setiap penjuru rumah. Anak laki-laki yang berusia 6 tahun itu mulai menggigil ketakutan. Dengan sedikit keberanian dia berdiri dari temparnya dan berlari ke luar dari kamar. Keadaan yang sangat berantakan adalah hal yang pertama kali dia lihat saat dia membuka pintu kamarnya. Tapi dia tidak perduli dan terus berlari meninggalkan rumah besar yang bagaikan kapal pecah itu.
Anak itu terus berlari dan berlari. Hingga dia tiba di sebuah taman. Dia terus berlari hingga dia terjatuh. Anak itu terduduk dan melihat lututnya yang sedikit berdarah. Saat itu lah tiba-tiba dia menangis sangat kencang. Tak ada siapapun di taman itu karna langit telah berwarna jingga. Hingga sebuah sapaan kecil menghentikan suara tangisnya.
"Al...?" anak yang di pangil Al itu menengadahkan kepalanya menatap si penyapa. Seorang anak laki-laki yang juga sebaya dengannya tampak berdiri di sana.
"Kamu terjatuh?" tanya anak itu lagi. Al hanya diam menatapnya sesekali isak masih keluar dari mulut kecilnya.
"Sini aku bantu..." anak itu membantu Al berdiri dan memapahnya ke kursi taman.
"Sebentar ya..." anak itu kali ini membuka tasnya dan mengeluarkan tisu basah. "Kata mama kalo kita luka harus di bersihkan dulu" lanjutnya sembari membersihkan luka di lutut Al. Al nampak meringis menahan perih. Setelah terlihat bersih anak itu kembali merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah plester, lalu menempelkannya di lutul Al.
"Sudah selesaiii....!!" Seru anak itu terlihat senang. "Jadi kamu jangan nangis lagi ya..." lanjutnya sembari menghapus sisa air mata di pipi gembil Al. Al masih diam dan membiarkan anak itu melakukan apapun yang dia mau.
"Apa kamu kesini sendirian? Tadi aku melihatmu berlari lalu jatuh" kali ini Al mengangguk kecil.
"Aku dari tempat les di sana" tunjuk anak itu pada sebuah bangunan di samping taman. "Aku sedang menunggu mamaku untuk menjemputku" lanjutnya, kembali Al hanya mengangguk.
"Kamu sangat pendiam... aku sering melihatmu di pojokan kelas"
"Apakah kita satu kelas?" tanya Al terkejut. Anak itu mengangguk dan tersenyum.
"Kamu tidak mengenalku? Aku Julian... aku duduk di kursi depan" anak itu memperkenalkan diri. "Ah... mamaku sudah datang. Aku harus pulang. Kamu juga harus pulang karna sebentar lagi malam. Sampai bertemu besok" pamit Julian saat melihat mobil orang tuanya berhenti di samping taman.
"Em... Julian..." panggil Al sebelum Julian meninggalkan tempat duduknya. Julian menoleh kearah Al.
"Bo...bolehkah... besok aku bermain denganmu?" tanya Al gugup.
Julian tersenyum lebar. "Tentu saja... kitakan teman. Kalau begitu besok aku tunggu di sekolah ya..." pamit Julian sekali lagi sembari berlari kearah mobilnya. Al masih menatap anak itu masuk ke dalam mobilnya dan melambaikan tangan ke arah Al.
Di sebuah kelas yang bertuliskan ruangan music terlihat sebuah band sedang memainkan musiknya. Mereka terdiri dari 5 anggota. Salah satunya adalah pria tampan berkulit putih yang memegang dram. Yang sedari tadi namanya di teriakan oleh siswi-siswi yang rela berjubel di sepanjang jendela ruang music.
"AL..." "AL..." "AL..." teriak gadis-gadis itu.
Seperti tidak terpengaruh Al terus memainkan stiknya. Sesekali matanya menatap pria yang duduk di kursi penonton. Yap... karna hanya orang tertentu yang bisa masuk ke ruang music dan duduk dengan tenang menikmati pertunjukan mereka. Selain sahabat dan pacar pacar para anggota tentunya. Pria yang di tatap Al hanya tersenyum kecil. Al kembali mengalihkan pandangannya pada dram di depannya. Hingga saat dia kembali menatap bangku penonton pria yang tadi di tatap Al telah tidak ada di tempatnya. Al sedikit mengerutkan kening.
Julian sedikit terkejut saat seseorang tiba-tiba berjongkok di samping mejanya sembari meletakan tangan di atasnya.
"Kenapa loe tiba-tiba pergi?" tanya Al sedikit cemberut.
"Hari ini ada kuis jadi gue harus belajar" jawab Julian sembari memperlihatkan buku yang di pegangnya.
"Loe bisa minta tolong gue kalo ada jawaban yang gak bisa loe jawab..."
"Gue kan gak mau tergantung sama loe terus Al"
"Tapi gue gak-"
"Kak Al..." sebuah sapan menghentikan ucapan Al. Al mendongakkan kepalanya dan melihat segerombolan cewek telah berdiri di depannya. Al pun berdiri dan menatap mereka.
"I...ini buat kak Al..." ucap gadis tadi sembari menyerahkan sebuah botol minuman. Lalu gadis di belakangnya juga mulai memberikan sesuatu pada Al. Setelah mereka menyerahkan minuman dan makanan ke tangan Al mereka segera berpamit pergi.
Al menghela nafas sembari meletakan minuman dan makan itu di meja Julian. Kali ini Julian yang menghela nafas. Seperti biasa, temannya ini memang selalu dapat makanan dan minuman dari para fansnya, tapi sangat jarang Al memakan atau meminumnya hingga ujung-ujungnya semua makannan itu akan masuk ke dalam tas Julian.
Julian mengambil sebuah susuk kotak dan meminumnya seteguk, lalu dia membuka roti rasa keju faforitnya, di gigitnya roti itu satu gigitan. Saat akan menggigitnya kembali tiba-tiba Al telah menyahut roti itu dari tangan Julian dan memakannya.
"Hay... kenapa loe ngambil roti gue?" kesal Julian.
"Roti loe... gak salah. Bukanya cewek-cewek tadi ngasih makannan ini ke gue" jawab Al santai sembari melangkah ke kursi di belakng Julian tak lupa tangannya menyambar kotak susu yang tadi telah di minum Julian. Sekali lagi Julian menghela nafas menghadapi tingkah ke kanakan sahabatnya itu sembari memasukan sisa makanan dan minuman di mejanya ke dalam laci.
Julian menengadahkan kepalanya. Keadaan kelas yang benar-benar sepi menandakan jika semua siswa telah pulang ke rumahnya masing-masing. Jika bukan karna menunggu Al yang ada kelas music pastilah sekarang dia telah tidur di kasur empuknya. Julian melihat jam tangannya yang telah menunjukan pukul setengah tiga. Setengah jam lagi Al selesai kelasnya. Dia pun segera mengambil tasnya untuk menuju ruang music agar Al tidak perlu kembali kekelas mereka yang berada di lantai dua. Tapi langkah Julian terhenti saat dia mendengar suara gaduh di dalam kamar mandi perempuan. Dengan rasa penasaran yang tinggi Julian mengendap-endap masuk ke tempat terlarang bagi cowok itu.
"Kalian kira gue takut sama kalian... beraninya cuman main keroyokan...!!" seru seorang gadis yang keadaanya cukup mengenaskan dengan satu kancing bagian atas lepas dan badan basah kuyup.
"Dasar cewek jalang!!" seru seorang wanita di depannya sembari melayangkan tangannya ke atas bersiap memukul gadis mengenaskan itu. tapi belum sempat hal itu terjadi sebuah suara kamera mengitrupsi kegiatan mereka.
"CKLIK..."
"Up... gue lupa mematikan suaranya..." ucap Julian yang masih mengarahkan kamera hpnya pada mereka.
Sekali lagi terdengar suara dari Hp Julian hingga menyadarkan ke terkejutan mereka.
"k...ka...k Julian..." gugup mereka karna telah terpergoki oleh kakak kelas mereka.
Maka tanpa di beri aba-aba ke empat gadis itu pun berlari meninggalkan kamar mandi. Tinggallah Julian dan gadis yang tadi di bulli mereka.
"Makasih kak.." ucap gadis itu sembari berjongkok dan memunguti buku-bukunya yang berjatuhan di lantai.
Julian mengeluarkan pakaian olah raganya dari dalam tas. Dan menyerahkannya pada gadis itu.
"Kamu gak mungkin pulang dengan ke adaan seperti ini kan?" ucap Julian. Gadis itu menatap bajunya yang basah kuyup, dan matanya langsung melebar saat mendapati jika bagian dadanya terlihat jelas bra yang di pakainya. Gadis itu langsung menyilangkan tangannya di depan dada.
"Nih..." kembali Julian menyodorkan seragam olah raganya tadi. Dengan cepat gadis itu menyahutnya dari tangan Julian.
"kamu ganti baju dulu aja... biar aku yang beresin buku kamu" perintah Julian yang di sambut anggukan sebelum gadis itu masuk ke dalam salah satu bilik.
~~~
Dara gak tau ini yang pertama atau bukan di Wattpad memuat cerita antara Julian Jacob sama Yuki kato. Tapi saat Dara nulis cerita ini karakter pertama yang terlintas dalam otak Dara adalah Julian.
Dara harap kalian suka dan mau meninggalkan jejaknya.
Terimakasih... ^v^
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTFALL
RomanceSaat persahabatan Julian dan Al di uji dengan kedatangn seorang gadis yang bernama Yuki di antara mereka. Akankah persahabatan yang telah terjalin 11 tahun itu hancur? Atau malah menguak rahasia yang selama ini di sebunyikan Julian? Julian Chaesar A...