satu

824 117 122
                                    

Halo! Aku Nam aka Eskrim :) 

Ini cerita ke berapa ya :( Intinya ini teenfict aku yang pertama, sih. Hehehe. tolong support terus ya! Yang mau minta feedback, tolong mulai feed kamu dari CHAPTER PALING AKHIR, sampai CHAPTER PALING AWAL. 

Kritik dan saran bisa message aku yah. Terima kasih. Selamat membaca!  


---------------------------

Kalo gitu, besok mau gue jemput?"  

---------------------------

"BAGUS. Jawaban kamu benar. Kamu boleh duduk."

Akhirnyaaa! Gue lama banget berdiri disana, pegel, batinnya. Ia menunjukan ekspresi lega luar biasa.

Rahiel Nathania Namanya. Siswi kelas XII-4 IPA, ketua OSIS, sekaligus murid kesayangan semua guru di SMA Pancasila. 

Rahiel kembali duduk di bangkunya. Bangku di baris ke dua, urutan kedua.

"Kelewat batas rajin banget si lo, Yel, Yel. Bentar lagi juga mau bel," gerutu seseorang. mendengar suara tersebut, cewek itu membalikkan badannya.

"Ya terus?" jawabnya santai diiringi suara bel yang berisiknya minta ampun. Karena toa sekolah-nya berada di depan kelas XII-4, mau tidak mau, mereka harus merasakan suara yang memekakkan telinga tersebut.

"Tuh kan," ledek Fina sambil melet-melet. ''Yaudah Yel, cepetan ke kantin. Udah laper nih gue!" Fina mulai menarik narik baju Rahiel.

"Sabar sedikit," katanya sambil mencatat sesuatu di papan tulis. "Nah selesai! Ayo!" serunya.


---


"Sumpah ya, Yell, Lagu ini enak banget parah! Oh iya, Yell, katanya ya penyanyinya mau konser di Indo loh!"

Mata Rahiel membelo, "EH SERIUS? GUE MAU NONTON!" 

"Iya," Fina dan Caca mengangguk-angguk. "Tapi katanya tiketnya udah sold out semua." 

Rahiel berdecak, "Yah, gue telat dapet informasi. Lo sih, baru bilangin sekarang!"

"Loh kok nyalahin gue?" Fina cemberut.

Rahiel nyengir. Tiba-tiba, seseorang menepuk pundak Rahiel, Didapatinya cowok jangkung berambut hitam kecoklatan sedang melihat kearahnya.

"Ikut gua," cowok itu menarik lengan Rahiel. Rahiel menatapnya kesal plus bingung.

Yang membuat Rahiel kesal, cowok itu memanggilnya didepan umum, di kantin. Walaupun cowok itu sudah berjanji tidak akan memanggil Rahiel saat di sekolahan. 

Sementara yang membuat gadis itu bingung, Ada apa sampai ia harus melanggar janjinya? Sebegitu pentingnya, kah?

"Eh, bentar ya," ucap Rahiel. Ia melemaskan tangannya dan membiarkan cowok itu menariknya. Setelah jauh dari kerumunan barulah Rahiel melepas tangan cowok itu.

"Kenapa sih? Kan udah gue bilang, kalau di sekolah jangan kontakan sama gue!" ucap Rahiel dengan nada agak tinggi. Mungkin, dirinya kesal karena acara makan siangnya diganggu?

[RGS 1] To, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang