dua

251 91 74
                                    

"Andai aja kalau gue gak ngalah saat itu, apa lo bakalan jadi milik gue?"

---------------------------------

FLASHBACK on

Rahiel berjalan menyusuri koridor sekolahannya. Dan tepat di samping kirinya, ia melihat seorang anak cowok yang memakai  badge kelas 1, sama dengannya sedang duduk menangis. Cewek kecil itu berlari menghampirinya.

"Kamu kenapa nangis?" tanyanya polos sambil menepuk pundak cowok itu pelan.

"Sakit ... tadi, aku-- jatuh ..."

"Kamu kan cowok, harus kuat dong!" serunya. "Ikut aku."

Rahiel mengajak cowok itu ke UKS. Namun sayang, tidak ada orang disana. Rahiel menghela napasnya, lalu ia menyuruh cowok itu duduk sebentar. Sementara ia menggeser bangku dan menaikinya untuk mengambil kotak P3K.

"Mana yang luka?" tanya Rahiel pelan. 

Ia menuntun cowok itu mencuci lukanya. Setelah itu, Rahiel mengobati luka anak tersebut dengan antiseptik, lalu membalut lukanya perlahan.

"Auw.. sakit!" anak tersebut menjerit. 

"Tahan dong! Anak cowok gak boleh cengeng! Atau, coba kamu tutup aja mata kamu," sarannya. Anak itu mengikuti saran Rahiel. Cewek mungil itu tersenyum geli.

Beberapa menit kemudian, Rahiel selesai mengobati luka cowok manis itu.

"Makasih ya. Tapi kok kamu bisa sih?"

"Hehehe. Aku diajarin mama aku dong! Katanya buat jaga-jaga kalau adik aku jatuh dari sepedanya," jelas Rahiel bangga. 

Anak cowok itu mengulurkan tangannya, "Nama aku Muhammad Rivzy, kamu panggil aku Rivz aja ya. Aku gamau dipanggil 'zee' lagi, udah bosen!" ucapnya polos.

Rahiel membalas uluran tangan Rivzy sambil tersenyum, "Aku Rahiel Nathania. Panggil Iyell ya!" 

flashback off

"SUMPAH YA WAKTU ITU KITA MASIH POLOS-POLOS BANGET! GANYANGKA JUGA UDAH PADA SE-GEDE INI!"

Seruan itu kembali terdengar, menyadarkan lamunan Rahiel. Yap, Rahiel sedang menghadiri Acara Reuni bersama kawan-kawan SD nya. 

Kalau reuni bersama teman-teman SD, otomatis akan ada Dimas dan Rivzy, sahabat Rahiel yang sampai sekarang masih satu sekolahan dengannya. Bedanya, Rivzy sekelas dengan Rahiel sementara Dimas tidak. 

"Woi Rivzy! Apa kabar lo? Gila ya! Bahkan yang dulu cengeng, sekarang jadi keren begini!" celetuk salah satu teman Rahiel. Rahiel menengok kearah Rivzy yang sedang bersalaman dengan teman-teman lamanya.

Setelah itu, Rivzy langsung menghampiri Rahiel dan memeluk pundak gadis itu. Membuat dirinya kaget. Ia menatap Rivzy datar.

"Yaampun Rivz, lo tuh kenapa sih, orang sekelas juga. Kaya udah ga ketemu setahunan aja," ucap Rahiel. Rivzy tersenyum geli.

"Enggak apa-apa sih, Yell. Lagian kalo di sekolah, gue juga gak bisa deket-deket sama lo kan," katanya dengan nada sedih. 

"Kata siapa? Deket mah ya, deket aja."

"Ibu negara, jutek banget sih. Sama temen lama aja begitu."

Rahiel tertawa. Ia menceritakan tentang hari dimana ia bertemu dengan Rivzy. Cerita yang ia lamunkan tadi sebelum Rivzy datang. Setelah itu mereka tertawa bersama. Menyadari betapa polos dan lucunya mereka dulu.

[RGS 1] To, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang