Hari yg di tunggu semua orang pun akhirnya tiba, yah hari apa lagi kalau bukan hari minggu. Kini Lexa sudah siap dg kaos oblong dan juga celana selututnya, rutinitas Lexa hari minggu adalah joging di arena komplek.
"Bun yah, Lexa joging dulu ya" teriak Lexa pada ke dua orang tuanya yg kini sedang berada di ruang tamu.
"Iya sayang" jawab keduanya.
Setelah mendengar jawaban dari kedua orang tuanya, Lexa pun langsung saja menyumpal telinganya dengan earphone lalu melakukan pemanasan dan segera joging di sekitar komplek.
Setelah beberapa menit ia joging, ia pun memutuskan untuk sekedar singgah di taman yg dekat dg komplek rumahnya.
Lexa yg kebetulan melihat seorang penjual es krim pun tergiur, ia pun segera berlari ke arah tukang jualan es krim tersebut.
"Es krim Vanilla pak" kata Lexa serempak dg seseorang, sontak Lexa pun menoleh, dan tanpa ia duga laki laki tersebut juga menoleh ke arahnya.
"Maaf dek, es krim rasa Vanillanya tinggal satu" kata bapak penjual es krim tersebut.
"Buat dia aja pak, saya yg rasa coklat" kata mereka lagi serempak.
"Hehe adek adek ini kok sedari tadi kompakan ya ngomongnya? Jodoh ini mah" kekeh sang penjual yg membuat Lexa menggelengkan kepalanya.
"Buat dia aja pak yg rasa Vanilla, saya yg rasa coklat aja" kata laki laki tersebut, Lexa pun hanya diam.
"Oh iya" kata bapak penjual itu yg segera memberikan es krim rasa vanilla pada Lexa dan coklat untuk laki laki tersebut. Lexa pun segera mengeluarkan uang dari kantung celananya untuk di berikan pada bapak penjual tersebut, tapi laki laki itu sudah mencegahnya.
"Ini pak uangnya di gabung aja yah" kata laki laki tersebut yg sudah memberikan selembar uang 20.000 pada penjual tersebut.
"Eh, gk usah pak. Saya bayar sendiri" bantah Lexa.
"Nggk pak, tetep gabung jadi satu, makasih pak" kata laki laki tersebut sambil menggandeng tangan Lexa untuk di ajaknya duduk di bangku ayunan taman.
"Eh, dek kembaliannya" teriak penjual tersebut.
"Buat bapak aja" balas teriak laki laki tersebut.
Setibanya si ayunan, Lexa pun segera melepaskan pegangan laki laki tersebut pada tangannya.
"Nih, uang es krim gue" kata Lexa yg kini mengeluarkan selembar uang 10.000.
"Gk, gue emang niat traktir elo. Oh ya, gue Arsen kalo lo masih ingat" kata laki laki tersebut, yg lebih tepatnya Arsen.
"Ok thanks, gue inget. Dan lo juga udah tau gue kan" balas Lex cuek, yg kini mulai membuka bungkus es krimnya. Arsen pun terkekeh dan ia juga sedang membuka bungkus es krimnya.
"Sama sama, lo kenapa jutek gitu sama gue?" tanya Arsen.
"Emang gue orangnya kek gini" balas Lexa cuek yg kini menikmati es krimnya.
"Oh ya? Boleh gue jadi teman lo?"
"Emang ada yg ngelarang?" tanya balik Lexa, yg membuat Arsen menggelengkan kepalanya polos.
"Nah yaudah"
"Nah yaudah apaan? Boleh apa nggk nih?" tanya Arsen lagi yg membuat Lexa memutar bola matanya malas.
"Boleh"
"Ok, kalau jadi pacar?" goda Arsen yg membuat Lexa tersedak.
"Eh eh, gue cuma bercanda. Udah kesedak aja lo" kata Arsen panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen Fiction"I don't know about love, but I don't care!" Kata Alexander serempak. ### Entah apa alasan mereka yg tidak mempercayai apa itu cinta, bagi mereka cinta itu bullshit! Yg dg seenaknya membuat orang bahagia lalu dg sekejap membuat orang itu sakit tanpa...