Cerita ini terinspirasi dari cerita Cartoonize yang menceritakan kisahnya di dalam kelas konyolnya. Nyatanya, bukan Cartoonize saja yang mempunyai cerita konyol bersama teman sekelas. saya juga punya, mungkin kamu juga punya.
Ini cerita saya dan tem...
Kali ini saya akan menceritakan tentang kisah saya dan teman sebangku saya, Ineza. Saya manggil dia sih Ines.
Setelah banyak kejadian yang saya dan Ines lewati pada masa kelas sepuluh semester satu, akhirnya saya dan Ines bisa bersatu disebuah meja dimana tempat kami mempersatukan ke goblokan kami berdua.
Antara saya dan Ines, kami itu sama-sama risih kalau laci meja kami ada sampah nya. Serius.
Terus sekarang sistem tempat duduknya perderet tiap minggunya bergeser ke kiri. Dikarenakan bisa dibilang teman kami—saya gak mau nyebut nama– yang duduk disebelah kiri kami gak pedulian banget sama laci mejanya.
Maka tiap senin baik saya maupun Ines bakal segera membersihkan laci meja bakal tempat kami duduk.
Macam-macam barang pernah kami temukan dilaci meja yang akan kami gunakan selama lima hari itu. Nih ya, kami pernah menemukan semua barang dari hal yang paling wajar sampai menjijikan.
Bolpen? Ceklis
Pensil? Ceklis
Penghapus? Ceklis
Lembar kerja siswa? Ceklis
Jaket boomber punya angkatan tahun lalu? Ceklis.
Jadwal ekstra bahasa jepang? Ceklis
Sampai Sendok bekal entah punya siapa yang gak dibawa pulang selama berhari-hari? Ceklis.
Keren kan kita berdua?
Oh ya! Absen saya dan absen Ines juga atas bawah. Terus kalau ulangan harian terprogram, maka kami bakal duduk sebelahan lagi. Goals gak?
Gak jadi deh, saya gak mau jadi goals kalo sama Ines.
Ines ini suka sama yang berbau Korea, kalau saya suka yang berbau Barat. Sekarang coba kalian bayangkan.
Kami berdua bernyanyi sebuah lagu random yang tiba-tiba muncul di otak kami.
Ines menyanyi lagu korea—yang entah liriknya benar atau gak saya gak tau–. Lalu disampingnya ada saya yang menyanyi lagu barat yang kadang juga liriknya asal jeplak penting nadanya nyambung.
Hehe
Jatuhnya malah seperti kami bertarung ‘ini laguku, mana lagumu’.
Hehe
Mungkin kalau Ines nyayi lagu kokobop— nya EXO dan saya menyanyi lagu The girl who cried wolf— nya 5SOS sih bakal agak nyambung ya. Kan jadinya kayak;
“The girl who cried wolf everyday....”
Lalu disahut Ines
“auuuuuuu.....”
Walaupun sedikit itu nyambung! Serigala kan suaranya auuuuu.
OH YA TAPI, selera musik kami bakal bersatu kalau lagu dangdut berjudul simalakama yang waktu itu ditenarkan Shoimah dan di joget kan Caesar mulai saya nyanyikan.
“Nes, simalakama yuk!?” ajak saya waktu itu. Ines menjawab iya dengan semangat.
“Aku turuti...i..i..i..ii..ii... Aku mati emak.....” nyayi saya.
“hokya... hokya... ja.. ja..” sahut Ines sambil menggerakkan bahu ala Caesar yang sedang berjoget di panggung.
“Tak kuturuti... i.. i.. i.. ii.. ii... Aku mati bapak”
“Ja... ja.. ja.. ja... jaja...”
Okelah sekip.
Saya jiji membayangkannya.
Iya...
Jiji on dat beat.
Ada juga lagu lain yang membuat selera musik saya dan Ines menyatu. Ya! Dangdut juga! Itu loh lagu dangdut yang sekarang lagi booming entah karena emang enak nadanya atau karena ya karena gatau.
Jaran goyang.
Waktu itu yang pertama kali menyanyi lagu ini dikelas adalah Ines, entah saya lupa dia sedang mengerjakan apa disebelah saya lalu dia menyayi, seperti:
“dam dudidam aku padamu ai loffff yu ai swerlsjahdkalalj”
Lalu saya yang sedang mengerjakan sesuatu juga langsung menoleh, kayak pernah denger lagu itu tapi kok, lupa.
Setelah itu Ines langsung melanjutkan konsernya.
“Apa salah dan dosa ku sayang....” yang terjadi sapa seperti “OH LAGU ITU TOH!”
lalu kami berdua tiap ada lagu jaran goyang langsung menyayi gak tau liriknya yang jelas tapi penting kami menyayi.
Jaran goyang.
Jaran goyang.
Semar mesem.
Semar mesem.
Hehehehehehehehe
Walaupun Ines orangnya agak-agak, tapi saya merasa hidup saya makmur setelah duduk disamping Ines. Kalau saya salah nulis nih ya, tinggal bilang “Nes-nes! Label!” terus nanti tiba-tiba label ada didepan saya.
Dan kalau bolpen yang saya pakai gak enak. Saya tinggal bilang “Nes pinjem bolpen, bolpennya gak enak.” lalu dengan berbaik hati Ines bakal bertukar bolpen dengan saya.
Waktu kelas sepuluh saya pernah disuapin Ines pas saya mengerjakan tugas.
Terus juga waktu kelas sebelas......
Hmmmmm......
Kelas sebelas, gak ngapa-ngapain sih saya sama Ines. Gak ada yang spesial.
OH IYA!!
Ada suatu cerita entah ini awalnya bagaimana saya lupa, terus akhirnya saya marah kepada Ines. Lalu waktu pulang sekolah tiba-tiba saya dapat satu notif line tapi pas dibuka isinya panjang banget, dan ternyata dari Ines.
n
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
artinya seperti: “Lann maafin kesalahanku ya lan, maaf blm bisa jadi temen yang baik buat kamu, aku banyak ceroboh sama iseng nya, aku tuh emang bego lan, jujur aku gak bisa marahan apalagi sama kamu, kalau misalnya besok kamu belum bisa nerima permintaan maaf ku gapapa kalau kamu mau pindah tepat duduk, tapi kalau ke Bali sama aku (tempat duduk di bis maksudnya), kurang 18 bulan (hah?) lagi lan, makasih ya lan setelah sekian lama kamu ga marah sama aku ternyata sekarang marahannya. Makasih juga pas kelaa sepuluh nemenin aku sampaai dijemput, lan aku gak bisa berkata-kata lagi, lan aku sebenernya males kalau kita marah-marahan gini, kita udah besar, kelas sebelas pemikirannya udah dewasa, plis lah lan aku tuh bercanda masalahnya aku tuh bingung hubungannya dinaul sama hari apa, soalnya tadi kamu nyebut hari, terus aku merenung sampai sekarang belum ketemu maksud nya apa. Lan intinya aku mengajukan proposal perminta maafan, thank you for everything. Good bye.... aku mandi dulu”
GILA SIH NES SAYA GAK JADI MARAH MALAH NGAKAK-NGAKAK BACANYA WKWKWKWK
