THE MOON AND THE SUN
-
-
-
Kim Yoojung
Park Bogum
Yeo Jingoo
Others
-
-
-
Cerita ini murni karya author pribadi. Sebagian besar tokoh dalam cerita adalah selebritis yang tidak memiliki hubungan apapun dengan author. Jika ada kesalahan dan kekurangan apapun mohon kritik dan saran.
Enjoy!
-
-
-
Park Haeryung meletakkan cawan berisi minuman keras yang baru ia teguk di atas meja kayu kecil di hadapannya. Sepasang matanya memicing tajam bersamaan dengan seulas senyuman miring ia berikan pada sosok pria yang duduk di hadapannya.
"Kau menolak perjanjian itu?" suaranya terdengar biasa meski raut wajahnya menunjukkan hal yang sebaliknya. Tak ada tanda-tanda bahwa ia telah terpengaruh oleh alkohol yang sudah ia minum lebih dari satu botol. Park Haeryung tetap duduk dengan tegak dan sikap sempurna seorang bangsawan. Kepalanya terangkat angkuh menunjukkan aura kekuasaan dan intimidasinya pada lawan bicaranya. Sepasang manik matanya yang berwarna kecoklatan bersinar menantang dan tanpa rasa takut. Seolah-olah ia sangat yakin bahwa dunia berada di bawah kakinya.
"Menaikkan pajak untuk rakyat di saat kondisi paceklik seperti ini bukanlah hal yang tepat," pria lainnya, yang duduk tanpa mengindahkan aura intimidasi yang ditimbulkan oleh Haeryung, menyahut dengan tenang. Ia, Kim Wonhae, Menteri Perdagangan Joseon, sudah menyiapkan dirinya untuk menghadapi apapun resiko yang bisa terjadi atas keputusannya malam ini. Meski itu artinya ia harus berhadapan langsung dengan sang Perdana Menteri yang kuasa, Park Haeryung.
Di luar dugaan, Haeryung tertawa dengan keras. Seolah ucapan Wonhae adalah candaan yang sangat lucu dan pantas ia tertawakan. Tapi ekspresi dingin dan tatapan menusuknya sangat berbanding terbalik dengan tawa yang ia keluarkan.
"Apa kau tak memikirkan bahwa pajak juga akan membantu para rakyat yang sedang kelaparan? Dengan pajak yang lebih tinggi kita bisa membantu mereka yang membutuhkan,"
Wonhae membalas tatapan tajam lawan bicaranya tanpa rasa takut. Keberanian yang ia peroleh dari tekadnya yang sudah bulat membuatnya bertahan. Ia kembali teringat Yoojung dan senyuman gadis itu. Wonhae telah berjanji, bahwa ia akan terus menjadi ayah yang membanggakan bagi Soohyun dan Yoojung.
"Anda benar, Naeuri (Tuan)," nada suara Wonhae terdengar tenang. "Tapi, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk meminta rakyat membayar lebih banyak kepada pemerintah. Saat ini, adalah saatnya pemerintah yang membantu rakyat, bukan sebaliknya.
"Kita punya simpanan dari pajak di bulan-bulan sebelumnya untuk disalurkan kepada rakyat yang membutuhkan. Setelah keadaan yang membaik dan rakyat terselamatkan, kita baru bisa memikirkan tentang kenaikan pajak."
Alih-alih marah, Haeryung malah tertawa lagi. Begitu keras dan terbahak-bahak. Tapi, siapapun yang mendengar tawanya tahu dengan pasti bahwa pria itu tidak sedang menertawkan hal yang lucu. Nada suaranya terdengar penuh hinaan.
"Kau sungguh sangat naif, Menteri Perdagangan," cibir Haeryung dengan tatapan mencemooh. "Kaupikir, kau bisa bertahan di dunia ini dengan pemikiran seperti itu?" sebelah alis Haeryung terangkat saat menatap Wonhae.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Sun
Historical FictionApa yang akan membuatmu bahagia? Bagi Kim Yoojung, adalah mencintainya. Ia yang pertama kali berkata kasar padanya. Ia yang pertama kalinya menatap tajam ke arahnya. Ia yang pertama kalinya membuat Yoojung menginginkan kebebasan. Ia yang pertama kal...