MASA#2 : Mba magang dan gadis pemberani.

2.3K 117 14
                                    

Kalau saja aku bukan lah penganggur sudah kupacari kau
Jangan bilang tidak bilang saja iya
Iya lebih baik dari pada kau menangis.

Penguasa, penguasa berilah hambamu uang.
Beri hamba uang.

- Pesawat tempurku, oleh Iwan Fals -











PKL, Biasanya sekolah SMK/STM lain akan melaksanakan PKL di bangku kelas 11 maka sekolah Jerald akan di laksanakan saat kelas 12, begitu pula haekal, renaldy, dan nazam. Ya karena emang mereka satu sekolah.

Mereka ber-empat terpilih PKL di luar daerah oleh sekolahnya, Memakasakan mereka harus jauh dari rumah, dan pacar--bila memiliki. Seperti renaldy, laki-laki tsundere itu selalu ditelepon dahlia selaku kekasihnya setiap malam karena harus terpaksa LDR selama 3 bulan.

Lain halnya dengan renaldy, jerald yang dahulu LDR kini tidak, lantaran daerah tempat PKL nya itu dekat rumah kekasihnya. Sebut saja, melati. Gadis bandung yang sering disapa mela itu adalah kekasih jerald. Mereka menjalin hubungan sedari kelas 9 SMP dan alhamdulillahnya bertahan sampai sekarang, walau harus LDR. Long distance relationship itu tak mudah, bahkan sudah satu daerah pun jerald tetap merasa galau.

Seperti sekarang, lelaki itu tengah menunggu dokumen yang sedang di photokopi nya seraya melamun. "Lamun aja lo je, untung lagi kaga terjun ke bengkel."

Haekal datang dengan satu berkas lainnya untuk di photokopi. "Mikirin apa lo?"

"Mela."

Haekal menghela nafasnya, sudah berkali-kali jerald di buat galau oleh kulkas berjalan itu. "Kena-"

"Melamun." Jerald menyengir lebar setelah puas memotong ucapan haekal. Jerald tak ingin ia berakhir curhat dengan pria berkulit Tan itu, ia malu. Haekal adalah sosok yang lebih sering memendam masalah, namun selalu mendengar banyak masalah orang.

Haekal itu kuat, seperti halnya saat itu, saat kelas 11. Saat pemakaman almarhum bapak haekal. 

"Kal, yang sabar ya." Renaldy memeluk sahabatnya kecilnya itu, lantas jerald dan nazam hanya terdiam membisu.

Lain halnya dengan sonia, kekasih haekal saat itu. Gadis itu menangis sesegukan sedari tadi.

"Son.." haekal memanggil sonia yang masih menangis enggan menatapnya, haekal pun akhirnya memeluk kekasihnya itu erat. "Udah ya son, gapapa."

Sonia melepaskan pelukan tersebut. "Gapapa kata lo? Gue tau lo ga kenapa-napa, kal! Ga usah sok tegar apa! Nangis aja! Ga ada anak yang ga sedih kehilangan orang tuanya!" Pekiknya dengan air mata yang berderai, sonia tahu rasanya. Ia juga pernah kehilangan seorang ibu saat SMP.

Haekal yang berkabung itu tersenyum simpul, lantas kembali memeluk kekasihnya yang masih setia dengan air matanya. "Gue sedih, son. Sedih banget, rasanya pengen keluar terus nangis guling-guling wadidaw kalo ga malu. Tapi..., apa dengan cara gue menangis bisa bikin bapak kembali ke dunia? Engga 'kan. Sekarang gue hanya perlu mengikhlaskan beliau, son. Ya walau berat, apa boleh buat"

Tegar, haekal kala itu sangat tegar saat pemakaman bapaknya yang diadakan sore hari.

Tapi saat malam tiba, di dalam kamar ia menangis sejadinya. Hanya dia, tuhan, dan bundanya yang mengetahui betapa terlukanya seorang matahari yang tetap berusaha memancarkan sinarnya itu.

"Ngelamun lagi, lo kenapa si, je."

Suara haekal memecah lamunan jerald tentang pria itu, lantas ia tersenyum. "Dih, apaan senyum-senyum!" Haekal beringsut ngeri.

MASA ; DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang