Hari #1
Tok..tok
Aku sangat yakin sidingin yang datang ,tunggu tunggu bentar
"Aku pergi dulu mah, assalamuallaikum" buru buru
"Waalaikumasalam"Aku bergegas berlari detik demi detik hingga aku akhirnya sampai tepat di depan pintu . Aku segera membuka pintu untuk Raditya .
"Hai radit
jelek ,selamat pagi . Ayoo pergi "
" pagi, ayo "Aku segera menaiki motornya dan dia langsung menjalankan motornya itu . Saat di perjalanan kami saling terdiam tanpa ada suara apapun. Karena aku merasa bosan aku mulai membuka obrolan .
" radit" ucapku pelan
"Apa?" Dengan jawaban yang sangat dingin
"Lu kenapa sih bisa dingin begini ? "
"Bukan urusan lu"
"Urusan gw juga , karena gw temen lu"
"Sejak kapan ?"
"Hari ini" jawab ku
"Lu bukan temen gw" jawabnya ketusMendengar jawaban nya begitu aku kicut dan berhenti berbicara kepadanya . Dari kaca motor aku memperhatikan dia , dia sangat tampan memang . Tapi kenapa dia harus sedingin ini . Aku pun mau dengan nya dan memutuskan Damar ,apabila dia tidak dingin seperti ini ,tapi menurutku itu hal yang sulit .
Tidak terasa kami telah sampai di depan gerbang sekolah. Lalu dia memarkirkan motornya didekat gerbang .
"Radit makasih ya ,jangan lupa nanti anterin pulang"
"Iya " ketus sekali
"Dadah "
Namun dia tidak membalas lambaian tangan ku .pukul 12.00 WIB
Aku berjalan menyelusuri seluruh lingkungan sekolahku ,untuk mencari si dingin yang akan mengantarku pulang kerumah . "Dia bagai supir pribadi kusaja" batinku .
Karena sudah lelah mencari nya kemana-mana aku memutuskan untuk pulang mengunakan angkot yang lalu lalang di depan sekolahku karena kebetulan sekolahku di pinggir jalan .
Saat diriku berjalan hampir menuju gerbang, aku merasakan kehadiran raditya yang ku tahu dari parfumnya yang wanginya khas sekali .
Teryata benar dugaanku. Langsung saja aku menghampiri dia . Raut wajah nya tampak sedikit kesal ,mungkin saja dia telah menungguku dari tadi. Namun diriku tak kunjung datang."Eh,lu" sapaku seaakan akrab sekali.
Dia hanya diam tanpa sedikitpun kata terlontar di mulutnya. Dia menatapku begitu tajam,hingga mampu menembus mataku. #Ah tidak-tidak itu sedikit lebay
Namun selang beberapa detik dia mengucapkan sepatah kalimat.
"Naik" sambil menoleh ke jalan."Naik apa nih ?" Tanyaku meledeknya
"Motor gw lah" jawabnya dinginSaat di perjalan menuju rumahku,aku Dan dia tidak mengucapkan sepatah katapun .
suasana saat itu hanya lah lalu lalang motor Dan mobil yang berjalan memadati hamparan Jakarta .
Dalam beberapa menit Kami telah sampai dirumah ku ."Makasih ya udah anterin gw ,btw gw belum punya nomor telfon lu ,boleh minta gak ?,kan siapa tau Nanti lo ingkar janji sama gw . Lo masih punya hutang sama gw ,lo masih punya hutang 6 hari Lagi . Paham ?"
"Iya paham , Ini nomor telfon gw 0868******20"
"Okey thank ya untuk hari Ini ,jadi gw gak perlu buang2 uang untuk naik Angkot"
"Iya sama-sama, gw pulang dulu ya"
"Iya ,hati-hati"Dimalam hari yang sunyi di hari yang sama
"Kok dia bisa ganteng gitu ya , ah paling InI gara Tadi dia nganterin gw .udah ah mau tidur ."fanka mematikan lampu lalu tidur dengan nyenyak
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Sendiri
Proză scurtăSemoga para pembaca menyukai Karya saya ,maaf apa bila masih ada kekurangan dalam cerita ini , diharapkan saranya oleh para pembaca ,Terima kasih .