Hari ini adalah hari pertamaku bersekolah di semester genap. Setelah liburan sekian lama, hari ini adalah hari yang memalaskan. Oiya, perkenalkan, namaku Reisha Khansa Pramitha, panggil saja Rere.
Rere POV
“Rere, cepat bangun nak, nanti kamu terlambat masuk sekolah”, teriak mama.
“Iya ma, lima menit lagi”Belum sampai lima menit, mama menghampiriku.
“Nak, ayo cepat bangun dan berangkat sekolah. Papamu bisa terlambat rapat hanya karena nunggu kamu”
“Gak papa, papa suruh berangkat dulu, nanti aku naik bemo saja”
“Yasudah, cepat mandi sana”Dengan rasa malas yang sangat kuat, aku berjalan menuju kamar mandi dan bersiap-siap.
Setelah selesai bersiap-siap, aku bergegas pergi ke sekolah.
Di perjalanan menuju sekolah, ada siswa yang mengenakan seragam yang sama denganku. Sebenarnya aku ingin menyapanya, tetapi anak itu terlihat sangat cuek.
Sesampainya di sekolah, aku mendapatkan sambutan hangat dari sahabat tersayangku, namanya Ranti Mulya Atmaja. Dia adalah sahabatku sejak di bangku Sekolah Dasar hingga kini di Sekolah Menengah Atas.
“Hai Re, lama gak ketemu yah”, ucap Ranti.
“Iya nih, kangen banget sama anak bawel yang satu ini”
“Udah yuk masuk kelas”
“Yuk”Sesampainya di depan kelas, aku dan Ranti melihat seorang bapak bapak mengenakan pakaian yang sangat rapi, yang menanyakan apakah anaknya sudah sampai. Tetapi aku dan Ranti tidak pernah melihat bapak bapak itu, di rapat wali murid maupun pengambilan raport.
Ranti langsung berpikir bahwa akan ada anak baru di sekolah ini, yang berkelas di kelasku.
“Kayaknya bakalan ada murid baru nih di kelas”, ujar Ranti.***
Tak lama setelah bel masuk berbunyi, para guru mulai berkeliaran menuju kandang masing-masing.
“Selamat pagi anak-anak”, ucap Bu Salma.
“Pagi bu...”
“Hari ini kita kedatangan murid pindahan dari Jakarta. Silahkan masuk nak”Setelah Bu Salma mempersilahkan murid baru tiu masuk, wajahnya terlihat familiar. Tak salah lagi, dia adalah anak yang terlihat cuek di bemo tadi. Semua mata mengarah kepadanya, seperti melihat ciptaan tuhan yang terindah.
“Kenalin, nama gue Angga Austin Preasetya, panggil aja Angga”
“Angga silahkan duduk di sebelah Rere”
“Iya bu”Tepat di sebelahku dia duduk. Aku tersenyum tipis dan berbagi buku pelajaran dengannya. Tetapi, tak ada sepatah katapun yang di keluarkannya. Dia adalah orang tercuek dari beribu ribu orang yang aku kenal.
“Hai namaku Rere, salam kenal ya”
“Lo pasti udah tau nama gue”Aku hanya bisa diam mendengar jawaban itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie
Teen FictionBoleh saja kita menyembunyikan sesuatu untuk suatu alasan. Namun, semakin lama kita menyembunyikannya, semakin lama pula kita menanggung beban yang berat dalam hidup kita. Jika sudah lelah menanggung beban yang berat itu, ungkapkanlah. Walaupun haru...