"Kriiiing...kriiiing..."
Bunyi alaram sialan itu mengganggu mimpiku, dan mau tidak mau memaksaku untuk bangkit dari tempat tidur. Ohh.. jangan kira aku pemalas, Aku hanya tidak suka ada yang mengganggu mimpiku.
Pagi ini seperti biasa, aku harus pergi ke tempat kerjaku. Setelah mandi dan berpakaian rapi, aku memperhatikan penampilanku di cermin, dengan menambahkan sedikit lipbalm di bibir dan bedak bayi di pipiku yang agak sedikit chubby ini, perfect! Gak perlu makeup yang berlebihan pun aku sudah terlihat cantik. Jangan pikir aku sombong, tapi itulah yang sering ku dengar dari ibuku. Dia yang selalu mengatakan aku cantik. Rambutku aku biarkan tergerai dengan tas selempang di pundakku.
Setelah memastikan semuanya rapi, aku pun keluar dari kamarku. Tapi sebelumnya aku berpamitan dulu sama my future husband.
"David gue berangkat kerja dulu ya. Bye". ucapku pada foto septian david maulana yang sengaja aku tempel di dinding kamarku.
ya! Aku sangat mengidolakan pemain bola yang satu ini. Selain karena skillnya yang bagus, tentunya juga karena wajahnya yang tampan. Kalian pasti menganggap aku gila karena berbicara dengan sebuah gambar. Whatever guys, ini cara aku menunjukan rasa cinta aku sama idola dan aku gak peduli sama omongan orang.
***
"Pagi ma..". sapaku kepada wanita yang tengah sibuk di dapur itu
"Pagi sayang,, kamu sarapan dulu gih. Mama udah siapain sarapan kamu di meja". ucap mama menunjuk makanan yang tertutup tudung saji itu. tanpa membuang waktu, aku langsung menuju ke meja makan dan langsung menyantap nasi goreng yang berada di atasnya.
"Aku berangkat dulu ya ma..". setelah menghabiskan sarapanku, aku langsung berpamitan sama mama.
"Iya sayang, hati-hati ya". balas mama.
Aku berjalan kaki menuju tempat kerjaku yang memang tak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk sampai ke tempat itu.
"Pagi Lola..". ucapku menyapa sahabatku. aku dan Lola bersahabat sejak kami duduk dibangku SMA dan sampai sekarang persahabatan kita tetap terjaga.
Restoran kecil milik orangtua Lola ini adalah tempat aku bekerja. Sudah hampir satu tahun aku bekerja di sini. Mungkin di antara kalian ada yang bertanya-tanya kenapa aku tidak melanjutkan sekolahku ke perguruan tinggi.
Alasannya simple, masalah biayalah yang membuat aku tidak bisa melanjutkan sekolahku dan membuat aku harus bekerja.
author POV
"Pagi juga cha.. kok tumben sih lo telat?". Ucap Lola membalas sapaan Icha.
"lo kayak nggak tau gue aja La,, semalam tuh gue begadang nonton bola". jawab Icha. Meski dirinya adalah seorang wanita, namun dia sangat menyukai sepakbola. Dia tak pernah melewatkan tim kesayangannya bertanding.
"Ya gue mana tau kalo semalam ada bola. Eh,, btw lo udah ngirim persyaratannya belum?". Tanya Lola.
"udah.. semalem sebelum nonton bola gue udah kirim lewat email". jawab icha. Semalam dia mengirimkan persyaratan yang di minta untuk mendapatkan beasiswa.
Meski dirinya sibuk bekerja. Namun keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya masih sangat besar. Beberapa kali dia mengirimkan email kepada beberapa perusahaan atau pemerintah yang memberikan beasiswa, namun belum ada satupun yang dia dapatkan.
Walaupun begitu
icha sang gadis pemimpi akan terus berusaha agar mimpinya untuk berkuliah bisa terwujud. Dan kali ini dia berharap lolos menjadi dan menjadi penerima beasiswa itu.***
Hai..hai ini cerita baru aku.
Gimana nih tanggapan kalian untuk part 1?