"Ah, sudah selesai, hyung~" Yuta berkata. Pria yang bermarga Nakamoto tersebut pun merapihkan alat-alat berobatnya, dan terkejut ketika Jackson sudah hilang dari pandangannya. Ia tak memasang perban di hidungnya, hanya sedikit pengobatan tanpa bekas yang terlihat. Ya, itulah alasan mengapa JYP merekrutnya di organisasi besar tersebut.
000
Hwa-Young's POV
Ini tahun ke lima aku meninggalkan seluruhnya. Aku ingin kehidupan yang baru, berbeda dari yang lain. Ya, kuakui aku mencintai Jackson, namun aku tak siap bertunangan dengannya.
"Ya, kau di mana?" Ah, Park Jimin. Ia menghubungiku melalui walkie-talkie, aku harus menjawabnya.
"Aku di lantai bawah, tempat istirahat. Kenapa?"
"Ooh... Aku hanya bertanya. Kamu baru selesai shift ya? Istirahat sana," aku hanya mengangguk dan tersenyum. Dia adalah orang yang kusayangi setelah... Jackson, dan tentu ayahku.
Author's POV
Hwa-Young tengah membuat secangkir kopi untuk dirinya. Ada beberapa agen yang sedang membuat minuman dan bercakap ringan. Memang pada jam-jam ini banyak agen yang sedang menjalankan misi di luar sana. Dan Hwa-Young bukan salah satu dari mayoritas agen-agen tersebut. Bosnya tahu ia adalah orang yang berbeda dari yang lain.
"A...Ah, sajangnim..." Hwa-Young berkata sambil membungkukkan tubuhnya, jelas ia segan dengan bosnya tersebut.
"Ya,panggil saja aku oppa... Aku tak setua yang kau kira," Bosnya tersebut berkata. Banyak wanita di organisasi tersebut jatuh cinta padanya. Bagaimana tidak? Ia tampan, kaya, pintar, jago bertarung, dan masih muda. Apa lagi yang kurang dari seorang sepertinya,
"Ah, ne, Mark-oppa..." Hwa-Young berkata. Pria yang bernama panjang Mark Tuan tersebut pun tersenyum dan mengacak rambut Hwa-Young. Mereka berdua pun terdiam, saling menatap satu sama lain. Hwa-Young merasa dirinya telah tenggelam dalam mata Mark, sedangkan Mark merasa bahwa ia menemukan suatu keindahan tersendiri. Keduanya tenggelam dalam dunianya masing-masing.
"Aaa... Hyung?" Tiba-tiba seseorang berdeham, tak lain dan tak bukan adalah Jimin. Lelaki pendek berambut merah itu tersenyum melihat kedua koleganya.
"Ya, kalian, apa nggak ada kerjaan lain?" Tiba-tiba bos dari bos Mark (baca: penguasa), yaitu Gong Yoo berkata.
"Tidak ada, sajangnim..." Ketiga orang tersebut berkata. Gong Yoo hanya menganggukkan kepalanya.
"Hwa-Young, bagaimana Jackson? Ada kabar-kabar tentang dia? Aku tak sabar mau menghabiskannya..." Gong Yoo berkata sanbil menggenggam gelas kopinya yang bergetar.
"Belum... Agen kita sepertinya tertangkap di sana. Tak ada kabar lagi," Hwa-Young berkata dengan pelan. Mark ikut mengangguk-anggukkan kepalanya,
"Kita sudah berusaha mencari mata-mata musuh di sini, tapi tidak ketemu. We have no ideas..." Mark menambahkan. Gong Yoo menghamburkan nafasnya dengan kesal.
"Tenang saja, sajangnim, kita akan menemukan pelakunya hidup atau mati." Jimin menambahkan.
"Lebih baik ia ditemukan mati, daripada hidup dan berhadapan denganku. Kalian tahu aku tak memberi ampun kepada manusia sialan seperti itu." Gong Yoo berkata dengan dingin. Ketiga agen di depannya hanya mengangguk dengan takut.
"Wah, sajangnim kita sepertinya sedang marah..." Mark berbisik kepada Hwa-Young yang spontan bergidik mendengar suara Mark.
"Iya... Udahlah, ga usah diomongin," Hwa-Young berkata. Ia dapat merasakan pipinya merona karena Mark.
"Kalian lanjut sana mesra-mesraannya aku pergi dulu. Muntah lama-lama aku melihat kalian..." Jimin berkata sambil tertawa.
"Ya, Jimin-ah! Kemari kau!" Mark berkata dengan kesal, Jimin hanya berlari dan kabur dari amarah namja asal Amerika tersebut. Jimin hanya meleletkan lidahnya ke arah Mark dan Hwa-Young.
"Oppa udah! Ga usah diurusin, Jimin emang gitu orangnya..." Hwa-Young berkata dan menarik tangan Mark. Mark menghela nafas dan menganggukkan kepalanya.
Jimin's POV
Ah... Untung aku selamat dari Mark-hyung, wah dia sangat menyeramkan. Tapi aku tahu Mark-hyung menyukai Hwa-Young. Tapi aku tak yakin soal Hwa-Young. Tampaknya ia masih menyimpan seseorang dari masa lalunya yang kelam. Ya, ia datang ke organisasi ini dengan keadaan yang sangat payah. Aku masih ingat keadaannya saat baru masuk ke organisasi ini. Matanya sembab, tubuhnya terlihat rapuh walaupun aku tahu ia adalah seorang petarung hebat.
Saat itu atasan yang menerima Hwa-Young hanyalah Mark Tuan. Aku hanyalah seorang bawahan yang tak pantas berbuat apa-apa pada saat itu. Aku tahu Mark-hyung menyukainya sejak awal mereka bertemu.
"Ya, Jimin-ah, awas saja kau..." Ah! Itu Mark-hyung! Aku harus kabur!
Berlari ke halaman belakang adalah keputusan yang sangat aman bagiku. Eaerphone yang ada di telingaku memang terasa mengganggu, tapi itu sangat berguna saat ini.
"Blonde, aku dapat informasi baru. Watch out..." Ya, tidak ada CCTV maupun orang di sini. Oh! Sepertinya Mark-hyung sebentar lagi ada di sini, aku harus kabur!
Author's POV
Mark menemukan Jimin di halaman belakang. Ia melihatnya sedang berbicara dengan orang lain, tidak melalui walkie-talkie¸ tapi pakai earphone. Pasti percakapan pribadi... Mark berkata dalam hati.
"Ya, Jimin-ah! Sok-sokan banget pake earphone segala ngomongnya, ngomong sama pacar ya? Heu!" Mark berkata sambil menjitak kepala merah seorang Jimin. Jimin meringis kesal, ia memanyunkan bibirnya.
"Sst ah jangan bilang siapa-siapa!" Jimin berbisik kepada Mark.
"Jangan bilang pacarmu itu Hwa-Young..." Mark berkata dengan khawatir,
"Ah, Hwa-Young terlalu buas untukku. Aku suka cewek yang lucu-lucu," Jimin berkata. Mark menghela nafas lega dan menganggukkan kepalanya. Jimin dapat melihat semburat merah muda muncul di pipi pucat Mark.
"Waaah~ Hyung suka Hwa-Young yaa~" Jimin berkata sambil tertawa. Mark hanya mendengus kesal, dan Jimin berlari kabur sebelum Mark mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden- A Jackson Wang Fanfiction
AksiyonSempurna, namun kosong. Kedua frasa itu cocok untuk mendeskripsikan Jackson Wang. Ia memiliki semuanya, namun hatinya kosong. Ada sesuatu dalam dirinya yang selalu ia sembunyikan. Cr to the owner of the pictures Highest rank #89 in action