Chapter 2 : Salah Tingkah

95 12 2
                                    

-HAPPY READING-

Suasana di kelas 11 IPA 4 saat menjelang istirahat kedua. Terlihat 30 siswa siswi di dalam kelas, masih duduk anteng memperhatikan guru Matematika. Pak Gus.
Guru dengan tubuh tinggi besar, dan perutnya yang buncit, yang sedang asik menerangkan rumus rumus di depan siswa.
Guru yang super garing kalo nglawak, dan super ngantukkin.

"La. Cepet dong cerita, siapa yang lo tabrak. Udah gatel nih telinga gue pengen denger cerita lo." bisik Fanesa kepada gadis berambut hitam sebahu yang sedang duduk anteng memperhatikan Pak Gus menerangkan.

"Sabar dong. 10 menit lagi juga istirahat" jawab Karla ikut berbisik.

"Ah. Di gantungin mulu" grutu Fanesa kesal.
Semenjak kemarin, pertanyaan Fanesa di gantung terus oleh Karla.
Fanesa benar benar sudah penasaran dengan siapa cowok yang di tabrak oleh pesawat modelingnya Karla, dan bagaimana keadaannya. Tapi sayang jawaban Karla pasti nanti, nanti dan nanti.
Rasanya sudah gatal telinga Fanesa dan di buat penasaran olehnya.

10 menit berlalu, akhirnya bel istirahat kedua berdering keras. Rasa ngantuk, lapar, bosan yang di rasakan 30 siswa siswi di kelas 11 IPA 4 terbayarkan sudah saat bel istirahat kedua berdering menggema ke arah telinga.

Pak Gun segera menutup pelajarannya. Mengucapkan salam dan pergi.
Semua siswa kelas 11 IPA 4, satu persatu pergi meninggalkan kelas dan akhirnya hanya tersisa tiga nyawa. Karla, Fanesa dan Hafis cowok paling kalem. Kalem kelempit lempit di kelasnya, sekaligus juga seksi keagamaan karena pinter banget sama urusan Agama.

Dan kini saatnya untuk Fanesa menagih jawabannya kepada Karla.
Karla melirik kearah sekeliling kelasnya, dia hanya melihat Hafis yang sedang membaca buku tebal yang sepertinya buku berbau agama dan juga dirinya bersama Fanesa.

"La ayo. Jangan gantungin lagi" seru Fanesa langsung menyandarkan tubuhnya ketembok agar bisa menghadap ke arah posisi Karla duduk.
Posisi duduknya mereka ini ada di bagian pojok tembok, ke dua dari depan, dan Fanesa paling seneng kalau duduk di sebelah tembok, katanya sih biar bisa nyadar dan bisa ngubah posisinya terserahnya dan senyamannya.

"Iya" jawabnya. "Dani, Nes yang gue tabrak sama pesawat gue". Lanjutnya pelan agar tidak terdengar oleh orang lain.

"What!!!" Triak Fanesa kaget.

"Brisik!" Karla menutup telinganya saat mendengar triakan cempreng dari sahabatnya. "Jangan keras keras!" seru Karla kesal mendengar triakan Fanesa, dengan matanya kembali melirik kearah Hafis takut terganggu, namun terlihat Hafis terlihat santai dan tidak peduli, mata Fanesa juga mengikuti arah pandangan sahabatnya.

"Maaf... Maaf. Terus gimana?" lanjut Fanesa.
Karla mulai menceritakan kejadiannya kemarin dengan suara yang lumayan lirih, menceritakan dengan sedetail detailnya, dan sepanjang panjangnya, sampai akhirnya Karla menceritakan saat dirinya menyerahkan kotak obat P3K kepada Dani dan menyuruhnya untuk mengobatinya sendiri.

"Karla jahat banget sih lo" gumam Fanesa kesal. "Kalo gue jadi lo, gue bakalan obatin dia sepenuh hati La" lanjutnya dengan raut wajah ekspresif.
Fanesa adalah salah satu dari siswi di SMA HARAPAN BANGSA yang naksir berat sama sesosok Dani Agnibrata.

"Apaan si lo ah. Jijik tau" seru Karla dengan tubuhnya ia sandarkan ke kursinya.

"Mubazir tauk. Cowok seganteng Sehun EXO. Di anggurin."

YANG DI HARAPKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang