19. Permulaan

503 25 0
                                    

" Yang baik belum tentu baik. Sebab masih ada yang menggunakan topeng untuk terlihat baik. "

___________________________________


From : minions

Gw duluan. Naik taxi.

Agatha membaca pesan itu. Sesekali ia bernafas kesal. Ia segera berpamitan kepada Bundanya yang kondisinya agak membaik. Dan ia mengendarai motor menuju SMA Jaya Bakti. Karena ia sudah janjian dengan Nafis, Danu, Diego serta Rafli.
Sesampai di sekolah, lima sekawan itupun langsung masuk ke kelas. Karena sepuluh menit lagi pelajaran pertama akan dimulai.

Rivan yang baru datang dengan Kenna pun langsung masuk ke kelas. Rivan langsung menuju ruangnya sendiri. Begitupun Kenna.
Sesampai dikoridor, Agatha berjalan beriringan dengan teman temannya. Sedangkan Kenna ingin menerobos pasukan itu. Semuanya tidak tersinggung dan masuk ke kelas. Hanya saja, Agatha tersungging. Eh, ralat. Tersinggung.

Agatha berbalik dan mendapatkan seorang cewek yang bisa dilihat sifatnya jutek. Di name tag tertulis Kenna Syafira.

'Cantik' satu kata gemingnya dalam hati.

"Eh, minggir dong. Gue mau jalan!" pekik Kenna yang merasa kesal.

"Jalan aja" jawab Agatha santai.

"Ya kalo lo ditengah, gue lewat mana?!" bantah Kenna.

"Lewat samping kanan kek, kiri kek, ataupun terbang. Nggak masalah" jawab Agatha dengan entengnya.
Kenna terseringai lebar.

'Manis' pikir Agatha.

"nggak LUCU..!" jawab Kenna sambil melangkah lewat samping kanan Agatha.

"Cantik cantik judes" geming Agatha pelan dan langsung masuk ke kelas.

Dan tentu di kelas sekarang sedang berebut bangku. Dan bangku paling keramat di sepanjang sejarah adalah di depan meja guru.

"Ah, gue nggak mau. Gue maunya sebangku sama Danu di pojok!" ucap Agatha kesal.
"Nggak. Lo harus di pojok depan. Depan meja guru. Udah ah Tha! Lo katanya baik!" bujuk Diego.

"Gue nggak baik" balasnya datar.

"Lo nggak bisa mikir apa? Nanti kalo di depan, gue nggak bisa tidur, nggak bisa nyontek, nggak bisa main handphone, gimana sih lo?" ucap Agatha pelan setengah berbisik kepada Diego.

"Eh, Pak Deddy datang!" pekik salah seorang cewek.
Semuanya langsung duduk dibangku mana saja. Asal duduk.
Dan Pak Deddy langsung mengadakan pemilihan ketua kelas dan membuat struktur organisasi kelas. Serta acara lainnya.

Berbeda dengan Ticha yang sekarang mendapat teman baru dan kebetulan disuruh duduk disamping Ziva sebagai pengganti Dika.

"Eh, terus gimana ceritanya lo bisa pindah kesini?" tanya Ziva yang mulai kepo.
Yap. Sekarang Ticha, Allea serta Ziva duduk berkerumun bersama Aulia. Ya...semacam bertambahnya teman.

"Gue pindah itu gara gara bokap gue itu ada tugas di Jakarta. Katanya sih bentar lagi pindah ke Australi. Gue juga ikut pindah deh" terangnya.

"Hah? Ya..berarti lo sekoahnya kaya bunglon dong!" cerocos Allea.
Semuanya mengernyitkan kening

"Ya..gini. Maksudnya kan berpindah pindah. Berarti perlu peradaptasian terus dong! Gitu maksutnya" papar Allea.

Semuanya hanya menggangguk. Dan mereka terus meng-intro teman barunya itu.

Tak terasa bel berbunyi. Menandakan waktu istirahat tiba. Semua anak pasti sudah diketahui kemana perginya. Sembilan puluh sembilan koma sembilan persen (99,9%) tentu ke kantin. Begitupun dengan Ticha dan teman temannya.

360 Derajat [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang