Seperti pagi-pagi biasanya, sebelum Leslie datang Gladys hanya duduk cemberut di bangkunya sambil mengamati teman-teman sekelasnya yang masih bersemangat untuk mondar-mandir ke sana kemari karena cuaca yang belum panas.
Gladys mengalihkan fokusnya ke arah pintu. Seorang gadis melangkahkan kaki ke dalam ruang kelas, surai sebahu berwarna pirang, kulit putih, dan ciri khasnya yang selalu memakai kaus kaki super panjang. Mungkin gadis blasteran Eropa dengan nama lengkap Leslie Oliver itu akan terlihat sempurna jika tubuhnya tidak terlalu pendek.
"Tumben baru dateng?" Gladys mendongak karena posisi Leslie yang masih berdiri.
Leslie tertawa sambil menggantungkan tas di belakang bangkunya, "You know-lah adik gue rese."
Leslie mengeluarkan sweater baru dari tas mini coklatnya, "Look at this!" ujarnya kegirangan.
Gladys tersenyum mengerti, "Dateng juga ya? Gue kira lo bakal jadi korban penipuan."
Leslie langsung menceritakan kronologis bagaimana ia tertarik dengan sweater roundhand-nya, sampai ia memutuskan untuk membelinya di online shop, hingga barang pesanannya tersebut baru datang 2 minggu kemudian dan membuatnya jengkel berhari-hari. Sementara Gladys hanya manggut-manggut sambil sesekali tertawa mendengar teman sebangkunya yang merepet ibarat mercon tersebut.
"Lo tau enggak gue dapet diskon berapa pas beli ini?" tanya Leslie masih dengan tatapan girangnya.
"Enggak tau dan juga gak peduliiii...," jawab suara bariton dari belakang Leslie yang tak lain adalah suara Axel.
Leslie menoleh, "Gak nanya ke kamu ganteng," ujarnya dengan nada jijik.
"Tadi pas lo ngomong 'gak nanya ke kamu ganteng' bagi gue terdengar seperti 'diem lo anjing' gitu Les." Axel menumpukan dagu pada kedua telapak tangannya, persis seperti Cherrybelle lengkap dengan tampang polos kekanak-kanakan.
Axel Tri Bagaskara. Cowok bertampang malaikat namun berhati devil. Membuat cewek naik pitam adalah hobbynya. Bagi gadis yang sedang PMS, sangat dianjurkan untuk menjauhi makhluk tersebut jika tidak ingin mood menjadi kacau.
Axel berjalan mendekat dan mengambil sweater Leslie yang tergeletak di atas meja. Didekatkannya sweater itu ke hidungnya, "Bau asem nih sweaternya Leslie!" kata Axel dengan nada yang setara seperti saat ketua kelas mengumumkan hal penting.
Spontan, seisi kelas menoleh ke arah Axel lalu bergantian menatap Leslie.
Leslie berdecak kesal, "Sini'in sweater gue!" ia mengulurkan tangannya ke arah Axel.
"Gue jemur dulu ya supaya gak bau." Axel langsung berlari secepat kilat meninggalkan kelas sambil membawa sweater Leslie.
Leslie yang tidak mau menjadi pusat perhatian hanya berjalan santai keluar kelas meskipun manik matanya tidak lepas dari sosok Axel.
Betapa shock-nya Leslie saat mendapati sweaternya memang sedang berjemur di atas pohon yang berada tidak jauh dari kelasnya. Sadisnya lagi, bagian bolong pada sweater round hand-nya yang harusnya dimasuki jari jempol, malah dimasuki ranting pohon tersebut agar sweaternya bisa menggantung.
Leslie mendongak, melihat letak sweaternya yang menggantung cukup tinggi menurutnya, "Ya ampun Xel! semua orang juga udah tau kalo gue ini manusia mini. Gak usahlah diperjelas lagi!"
Misi Axel membuat Leslie jengkel pagi ini rupanya berhasil. Leslie mulai berlari mengejar Axel, tidak sedikit yang memerhatikan mereka dengan sorot mata yang beraneka ragam dan menganggap Leslie cari perhatian, tapi persetan dengan itu semua! Leslie hanya ingin sweater barunya kembali dan cowok tanpa hati yang sedang ia kejar itu berhenti meledek tinggi badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change
Teen FictionBanyak orang yang berasumsi bahwa harta kekayaan berbanding lurus dengan kebahagiaan. Tapi tidak menurut Regitta Gladys. Gadis yang jelas-jelas berasal dari keluarga kaya, namun kekurangan bumbu kebahagiaan dalam hidupnya. Sifat pemurung yang memben...