Mission 9 - Hug

17.7K 1.6K 19
                                    

"Aku mendapat tugas dari Grid, dan aku harus pergi nanti malam." Kata Mia kepada kakak-kakaknya saat kembali ke ruang bawah tanah.

"Kemana?" tanya Kevin.

"Malaysia."

"Berapa lama?" Kali ini Jay yang bertanya.

"Mungkin tiga sampai empat hari."

"Apa tugas mu? Membunuh?" Aldo terlihat tak nyaman menanyakan pertanyaannya sendiri.

Mia tidak menjawab, ia hanya menatap Aldo sebentar, lalu mengalihkan pandangannnya ke arah lain.

"Kenapa kau tidak menjawabnya?" Tanya Aldo lagi.

Kali ini Mia hanya menatapnya lembut dan tersenyum, "Tenang saja kak, aku akan baik-baik saja."

Bukan hanya Aldo yang mencemaskannya, tapi semua laki-laki itu berharap ia tidak pergi. Walaupun gadis didepannya ini jauh lebih kuat dari mereka semua.

"Kenapa hanya kau sendiri? Bukankah kita dikumpulkan untuk itu juga?" tanya Richi.

"Memang benar, tapi kalau tugas itu memang membutuhkan banyak orang. Tapi kalau tugas kecil seperti ini mereka hanya akan menyuruh salah seorang saja. Tentu saja aku yang akan dipilih karena dulu aku adalah pembunuh bayaran yang bekerja sama dengan Interpol. Kita akan ditugaskan bersama-sama apabila kita mengahadapi sekelompok teroris atau semacamnya, salah satu alasan kelompok ini dibentuk memang untuk memburu para teroris." Katanya menjelaskan.

Mereka hanya diam, memang benar perkataan Mia. Dia memang lebih kuat dan berpengalaman dibanding yang lainnya. Bahkan kemampuannya lebih hebat dari pembunuh bayaran profesional.

***

Kuala Lumpur, Malaysia.

"Ada penyusup!" Teriak salah satu penjaga rumah besar yang berada di pusat kota itu.

"Apple satu, cepat lindungi father."

Balas sesorang dari seberang earphone.

Father adalah sandi mereka untuk melindungi tuannya.

"Baiklah, dimana posisi kalian?" Katanya lagi.

Tidak ada jawaban, malah terdengar suara teriakan dari earphone yang ia pakai.

"Apple dua! Jawab aku.. Apple dua!" Teriaknya panik.

Lalu penjaga itu berlari ke kamar tuannya, dan mendobrak pintu dengan cepat. Tapi ia terlambat, tuannya itu sudah tergeletak bersimbah darah akibat peluru yang ditembakkan tepat di keningnya. Di samping tubuh tuannya ternyata ada orang lain, seorang gadis berpakaian serba hitam dan mata kanannya berwarna biru. Setelah penjaga itu melihat ke arahnya, dengan cepat ia langsung memberondong gadis itu dengan peluru yang berasal dari pistol semi otomatisnya. Tapi gadis itu menghindarinya dengan cepat, tapi karena tidak menyangka akan diberondong seperti itu ia menjadi tidak siap, tak ayal ada peluru yang menyerempet pipi kirinya.

"Shit!!" Maki gadis itu.

Gadis itu balas menembaknya, tapi ia hanya menembak lengan dan kakinya, karena ia tidak mau membunuh orang yang tidak bersalah.

"Kau..Blue Eye..." Kata penjaga yang mengenali gadis itu, lalu ia kehilangan kesadarannya.

Gadis itu pun pergi dari ruangan yang berada di lantai tiga itu lewat jendela, dengan lihai ia melompat dari lantai tiga itu dengan tembok atau pun pohon untuk menjadi pijakannya. Dan ia pun hilang dalam kegelapan malam.

***

Mia pulang dengan taksi, ia sampai dirumahnya itu tengah malam. Tentu saja semua kakaknya sudah tidur. Ia memiliki kunci rumahnya itu sendiri, jadi ia bisa masuk tanpa membangunkan yang lain. Lalu ia masuk kekamarnya dan tidak menutup pintu kamarnya dengan rapat, ia membukanya sedikit. Ia tidak langsung mengganti bajunya, melainkan ia langsung merebahkan badannya ke kasur. Ia menutup matanya sebentar, lalu membukanya lagi. Tapi saat ia membuka matanya ia melihat wajah Kevin, Mia berfikir mungkin ia kelelahan dan berhalusinasi, ia menutup matanya kembali selama beberapa detik lalu membukanya lagi. Tapi wajah itu tidak hilang dari penglihatannya, kemudian ia mengerjap-ngerjapkan matanya karena mungkin ia salah lihat. Ternyata itu bukan halusinasi, Kevin memang ada dikamarnya.

Secret Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang