Kombinasi Sempurna

23 1 0
                                    

"Tama, makasih ya kamu udah baik banget sama aku.. tapi maaf, aku rasa cukup sampe sini..." kata seorang wanita berkacamata itu sambil meletakkan pandangan penuh padaku

Tawa yang ada di wajahku seketika berubah, dan berganti menunjukan kesedihan.

"ke.. kenapa ??" Kataku terbata-bata

"Aku rasa, kamu bisa dapetin yang lebih baik dari aku.." Lanjutnya

Disaat saat seperti inilah tiba tiba saja aku merindukan orang tuaku, bagaimana kehadiran mereka bisa menyemangatiku. Aku benar benar merindukan mereka.

(16 Jam Sebelumnya)

Namaku Tama, aku hidup sendiri setelah kepergian orang tuaku. Untungnya, mereka meninggalkan beberapa hal penting yang bisa kupakai, rumah ini contohnya.

Sebelum meninggal, ibuku membuka warung makan di bagian depan rumah kami, masakannya sangatlahh enak, aku tidak tau lagi bagaimana menggambarkan rasa masakan yang ibu buat. Saat di warung masakan yang ibu buat selalu saja habis sebelum jam 2 siang. Bahkan dihari sabtu atau minggu selalu habis dengan cepat. Padahal makanan yang ibu buat sangatlah banyak. Ia juga meninggalkan buku resep yang sangat tebal, masakannya sangat beragam baik dari dalam maupun luar negri. Momen yang sangat aku suka ketika bersama ibu, mungkin adalah saat ia mengajariku memasak. Walaupun kupikir masakanku tidak seenak buatan ibu, teman-temanku sering memuji masakan yang aku buat. Memasak juga merupakan salah satu cara melepas rasa rindu dengan ibuku.

Ayahku adalah seorang dokter, peninggalan terbaiknya adalah beberapa ilmu kedokteran dan koleksi koleksi buku tentang pekerjaanya itu. Aku senang sekali membaca buku-buku itu. Bahkan saat aku kecil, aku tidak pernah dibacakan 1001 macam dongeng tentang putri kerajaan. Aku malah dibacakan buku tentang betapa hebatnya organ tubuh manusia bekerja dan berbagai macam fungsinya. Terdengar membosankan, tapi itulah yang selalu kukenang jika aku ingat dengan Ayahku.

Orang tuaku meninggal karena kecelakaan yang mereka alami. Mobil yang mereka tumpangi bersama terguling. Pertama kali aku mendengar berita tersebut aku langsung kehilangan semangat hidupku, karena hanya mereka yang aku punya. Kakek dan nenek ku telah meninggal saat aku masih kecil. Aku juga tidak memiliki paman atau bibi, karena kedua orang tuaku adalah anak tunggal, sama seperti ku.

Sampai beberapa hari setelah kepergian orang tuaku, aku hanya dirumah saja seharian penuh. Aku memasak untuk mengingatkanku kepada ibuku. Aku membaca buku buku ayahku agar dapat menghilangkan rasa rinduku.

Teman teman sekolahku banyak yang berkunjung untuk menyemangatiku, Ya itu lumayan efektif untuk dapat menyemangatiku, karena aku merasa masih memiliki orang yang menyayangiku.

Seminggu setelah kepergian mereka, aku baru masuk sekolah lagi, walaupun masih sedih dengan kepergian mereka, aku juga harus menuntut ilmu, aku ingin bisa menggapai cita-cita ku. Warung kubuka hanya pada hari sabtu dan minggu, namun terlihat warung masih tetap ramai seperti sebelumnya.

Sebulan setelah kepergian orang tuaku, aku sudah mulai bisa merelakan kepergian mereka, aku mulai menjalani hari-hari dengan penuh canda tawa.

Sekarang sudah 6 bulan semenjak orang tuaku meninggal, aku sudah bisa merelakan kepergian mereka sepenuhnya. Walaupun terkadang aku masih rindu dengan mereka berdua.

Aku mencari penyemangat hidup setelah mereka meninggal, dan aku menemukannya, 2 bulan sudah aku mendekatinya. Namanya adalah Delia, Dia perempuan pertama yang aku dekati.

Hari ini aku merasa luar biasa, ia mulai mengindikasikan jika ia menyukaiku. Karena itu malamnya aku akan menyatakan perasaanku padanya, Aku sudah menyiapkan kata kata yang akan ku sampaikan padanya. Ia hidup sendiri juga, orang tuanya tinggal jauh di kampung halamannya. Aku merasa kita memiliki banyak kecocokan, beberapa hal yang tidak kubisa, ia malah mahir sekali, seangkan hal yang ia tidak bisa, pasti aku bisa lakukan, memasak contohnya.

TamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang