(F)aith

204 3 0
                                    

"Aku,

mencintaimu saat purnama berkilau di angkasa

dan saat kata-kata mengikis kenangan

Aku,

berdiri di belakangmu, mendengar renyah tawamu,

pada saat sebelum duka

Aku,

selalu bersyukur,

atas senyum manismu,

hijau matamu,

dan kebaikan Tuhan karena telah menghadirkanmu.

Aku mencintaimu tanpa mengharapkan apapun

selain kebahagiaanmu

dan bila ada yang membuatku beranjak

pastilah itu saat kau berhenti terlihat bahagia.

Namun begitupun,

aku masihlah aku

yang selalu mencintaimu"

- Aku yang mencintaimu, nsydw (2017)



PROLOG

Ethan menatapku dengan tajam. Aku bisa melihat kedua tangannya gemetar, bibirnya mulai memucat. Mata coklatnya tidak sehangat dulu. Aku benci keadaan ini. Dia bahkan tidak mau mendengar sepatah katapun yang keluar dari mulutku.

"Pergi. Sekarang. Jangan pernah menoleh padaku lagi, jangan mengharapkan apapun, jangan membuang-buang waktumu", angin malam mulai terasa dingin, tapi tidak sedingin kata-katanya barusan.

"Eth...", ujarku lirih.

"Pergi. Sekarang. Kamu tahu aku tak akan pergi sampai kapanpun, tapi artinya aku egois. Jadi pergilah, don't worry about me", Ethan menatap mataku dalam-dalam. Lalu dia beranjak. Pergi.

Harusnya aku merasa lega, tapi kenapa yang terasa justru sebaliknya? Aku melihat punggung Ethan yang semakin jauh dan menghilang ditutupi para pejalan kaki lain. Aku hanya diam, membeku. Seharunya aku berlari ke arah yang berbeda, bukan?

***

15 Desember 2015

"Aku mencintaimu, ingat itu", Grayson menatapku dengan senyum terhangat sedunia. Ia lalu mengelus puncak kepalaku. "I'll see you tommorow night, princess. Be ready", ia lalu mengecup pipiku, membuatku tersipu. Pipiku langsung berubah menjadi merah merona.

Grayson berjalan menjauh. Aku hanya berdiri diam dengan senyum lebar di bibirku. Grayson selalu tahu cara membuatku tersenyum lebar. Dan kurasa senyumku lebih lebar dari malam-malam sebelumnya.

Hari ini Grayson datang membawa makanan favoritku, Pinnaple Pizza buatan H.O.P (restoran favorit kami). Kami makan bersama di teras rumahku sambil mendengarkan lagu dari radio. Saat lagu favoritku diputar, Grayson menarikku berdiri. Aku masih memegang potongan pizza di tangan saat ia menarikku dan tampa sengaja potongan pizzanya mengenai wajahnya, meninggalkan bekas saus tomat yang belepotan di pipi kanannya.

"Aku menarikmu berdiri untuk berdansa dengan lagu favoritmu dan kau malah menamparku dengan potongan pizza? Sangat elegan", ujar Grayson sambil tertawa kecil dan membersihkan wajahnya. Aku meminta maaf sambil ikut tertawa dan membantunya membersihkan pipinya.

A Book Full Of Thought (bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang