Plakk...
Aku menatap tak percaya kepada Nenek. Orang yang baru saja mendaratkan tangannya di pipiku.
"Nenek apa-apaan sih?" tanyaku padanya masih dengan ekspresi tak percaya di wajahku dan tangan yang memegangi pipi yang dapat kupastikan memerah karena tamparan 'Nenek tersayangku ini.'
Bagaimana mungkin aku tidak terkejut, jika saat kamu baru saja memasuki rumah dan tiba-tiba saja ada yang menamparmu. Tapi itulah yang kualami. Aku baru saja pulang dari rumah Daffa setelah sebelumnya menerima tawaran Mamanya untuk makan siang bersama dan tentunya makan siang yang penuh kehangatan karena Mama Daffa yang sangat ramah dan menyenangkan. Tetapi sekarang?
"KAMU YANG APA – APAAN! BARU SAJA HARI PERTAMA MASUK SUDAH BUAT MASALAH, MAU JADI ANAK SEPERTI APA KAMU!!" bentak Nenek kepadaku yang membuatku menatapnya bingung.
Sepertinya Nenek melihat kebingungan di wajahku yang malah membuatnya bertambah marah.
"BOLOS SAFIRA! KAMU HARI PERTAMA MASUK SUDAH BOLOS!!" bentak Nenekku lagi kepadaku sekaligus menjelaskan kebingunganku.
'Jadi hal itu sudah sampai di telinga orang rumah ya.' pikirku sinis.
"Lalu?" tanyaku santai tanpa repot-repot mau menjelaskan alasanku bolos yang pastinya tidak akan didengarkan oleh orang di depanku ini.
"LALU?? KAMU MASIH TANYA LALU?" Aku meringis mendengar ucapannya yang semakin tinggi dan membuat telingaku berdengung.
"Dengar baik-baik!! Papa kamu tidak ada di rumah yang pastinya sekalipun ada di rumah dia juga tidak akan mau repot-repot mengurusi masalahmu itu dan kamu tau betul saya tidak akan mau repot mengurusi masalahmu ataupun menghubungi orang kepercayaan Papamu itu untuk hal tidak penting ini." desis Nenek.
"Jadi, urus-urusanmu sendiri!" Lanjut Nenek sambil menekankan kata 'jadi'.
"Hmm.." balasku singkat menjawab semua rentetan kemarahannya.
Hal ini membuatnya bertambah marah lagi tapi Nenek tidak mengatakan apapun lagi dan langsung berbalik pergi.
'Yah, memangnya apa yang kamu harapkan Safira? Melihat Nenek bertanya baik – baik padamu sambil memelukmu dan mengatakan itu tidak masalah?' pikiranku menyinis diriku sendiri sambil melihat punggung Nenek yang kemudian menghilang di balik pintu kamarnya.
Aku menghela nafas dan mulai menaiki tangga menuju kamarku.
*****
"Sudah sampai Non" ucapan Pak Joko membuatku mengalihkan tatapanku dari kaca kecil di tanganku.
"Oh, bentar Pak" ucapku sambil memasukkan kaca ke dalam tas.
'Ok, semoga gak kelihatan' pikirku sambil mengusap pipiku dan mulai keluar dari mobil.
"Makasih Pak" ucapku kepada Pak Joko sebelum melangkah memasuki sekolah.
"Permisi" ucapku sambil menghentikan langkah seorang cewek yang akan memasuki sekolah juga.
"Apaan?" ucap cewek itu ketus. Cewek ini cantik, tapi astaga, ucapannya itu lho bikin yang denger pengen masukin sepatu ke mulutnya.
"A-"
"Urus-urusan lo sendiri" ucap cewek itu memotong kata yang ingin ku ucapkan dan langsung berbalik pergi.
Aku mengelus dada melihatnya. Minta di 'jejelin' sepatu beneran kayaknya itu cewek.
"Hai."
Aku baru akan melangkah pergi saat ada yang menepuk bahuku dan menyapaku. Aku berbalik dan melihat seorang cewek yang sepertinya kali ini ramah tersenyum lebar ke arahku yang malah membuatku bingung dengan apa yang membuatnya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
أدب المراهقين"Ma ... Mama mau kemana?" tanya gadis itu sambil memeluk kaki seorang wanita dewasa yang Ia panggil mama. Wanita yang sedang menggandeng seorang anak laki - laki itu melepaskan gandengannya dan menunduk untuk menyamakan tingginya dengan anak yang m...